Prolog

31.3K 1.4K 212
                                    

Annyeong💜

Apa kabar?
Semoga kalian semua baik-baik saja.

Jangan lupa jaga kesehatan.

Oh iya, kalian bisa panggil gw apa saja. Asal itu membuat kalian nyaman dan tidak menggangu kenyamanan gw.

Berikan vote dan comment kalian saat membaca cerita ini. Cukup bahagia kan author dengan menghargai karyanya. Itu semua gratis dan gak dipungut biaya apapun.

Gw sangat melarang keras kalau kalian bawa-bawa cerita lain kedalam cerita gw! Kalian juga pasti tau kan, author mana pun gak bakalan suka!

Gak suka?

Ya udah gak usah mampir.
Bereskan?

Oh iya satu lagi, tentang plagiarisme. Cerita gw emang gak seru-seru amat, tapi kalau cerita gw di plagiat-in sama orang gw gak akan tinggal diam! Semoga paham.

Sekian!

Gomawo💜

- Selamat membaca -

"Sejatinya, menyembuhkan luka batin jauh lebih sulit ketimbang menyembuhkan luka fisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejatinya, menyembuhkan luka batin jauh lebih sulit ketimbang menyembuhkan luka fisik."

- Sad Girl -

Plak

"Hiks sakit. Bukan adek yang bunuh oma ayah. Ta-tadi ada o-orang jahat yang nusuk oma pakai pi-pisau hiks. Te-terus oma be-berdarah dan matanya tertutup hiks."

Plak

"DIAM!! DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI. SAYA MEMBESARKAN KAMU SELAMA INI BUKAN UNTUK JADI PEMBUNUH. KEDEPANNYA MAU JADI APA KAMU HAH?"

Plak

"Hiks sa-sakit yah, be-beneran adek bu-bukan pem-pembunuh. Kak Va-varel to-tolong adek hiks. Sa-sakit kak Varel."

Siksaan demi siksaan gadis kecil itu dapatkan. Seluruh tubuhnya kini telah dihiasi oleh luka lebam. Terutama bagian punggungnya yang terus menerus menjadi sasaran empuk sebuah ikat pinggang yang terus dilayangkan ke arahnya dengan begitu kerasnya.

Sementara seorang anak laki-laki yang berada tidak jauh darinya sama sekali tidak bergeming dari tempatnya. Anak laki-laki itu hanya diam; menyaksikan gadis kecil yang notabenenya adalah adiknya di siksa oleh pria dewasa yang tak lain adalah ayahnya.

Tapi jauh dari lubuk hatinya, anak laki-laki itu sangat ingin menjadikan tubuhnya sebagai pelindung dan membiarkan tubuhnya yang merasakan sakitnya. Tapi apa yang bisa anak itu lakukan? Mendapat tatapan tajam langsung dari ayahnya saja sudah membuat nyalinya menciut.

Sad Girl [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang