2. Soal Foto

37 5 4
                                    

Haii

Ada yang nunggu devania update gak?

Sebelum baca biasakan vote dulu

Follow ig @Earlysbrn

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Kring Kring Kring

"Akhirnya selesai juga penderitaan gue!" seru Sila setelah guru matematika keluar kelas sambil berjoget ria. Vania yang melihat Sila pun geleng-geleng kepala dan tertawa geli.

"Van."

Vania langsung menoleh saat mendengar namanya dipanggil, dan menemukan Devano yang berdiri di pintu.

"Dev, ngapain?"

"Kamu nggak ke kantin?"

"Ini baru mau ke kantin."

"Yaudah bareng aja."

Devano menghampiri Vania dan menggenggam tangan Vania. Sebagian siswi yang masih berada di kelas sukses dibuat iri.

"Mau pesen apa?" tanya Devano saat mereka sudah tiba di kantin.

"Nasi goreng sama jus jeruk aja." Devano hanya menganngguk dan langsung pergi memesankan makanan.

"Dev kok lama sih."

Vania yang bosan menunggu Devano pun berinisiatif membuka galeri handphone Devano. Hampir semua-nya isi galeri Devano adalah fotonya dan foto mereka berdua.

Vania terus men-scrol kebawah, berharap menemukan foto Devano dulu, pas masih alay, wkwkwk. Sampai ada satu foto yang menyita perhatian Vania.

Di foto itu terlihat Devano mencium kening seorang perempuan. Perempuan itu jelas bukan Vania.

Vania meletakkan handphone Devano ke meja. Hancur sudah mood nya, tapi Vania berusaha positif thinking bahwa perempuan itu bisa saja sepupu Devano.

"Van!"

"Dev ngangetin aja sih." kesal Vania.

"Ya abisan suruh siapa ngelamun."

"Bodo."

"Gausah ngambek, itu makanannya cepet dimakan mumpung masih anget!"

"Iya iya Dev." Vania mengambil nasi gorengnya dan langsung melahapnya. Tiba-tiba Vania teringat soal masalah foto tadi.

"Emm Dev." panggil Vania.

"Kenapa?"

"Ka-kamu punya sepupu cewek gak?" tanya Vania, gugup. Vania menggigit bibir bawahnya, takut kalau jawaban Devano tidak seperti yang diinginkannya.

"Punya, cuma satu" Vania menghela napas lega.

"Emang kenapa?"

"Gak papa kok, cuma tanya aja." Vania terkekeh pelan dan kembali memakan nasi gorengnya.

"Oh."

***

Bel pulang sudah berbunyi. Vania sedang berada di lapangan basket, menemani Devano latihan basket.

Devano semangat!

Devano aku padamu

Devano sayangkuu

Ganteng banget sih Devano

Devano gantengnya gak ada akhlak

Vania mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Banyak murid perempuan yang belum pulang demi melihat Devano latihan basket dan bisa menyemangati Devano.

Jadi, Devano itu kapten basket. Fans nya banyak. Yang suka Devano juga banyak. Yang lebik cantik dari Vania juga banyak.

Vania saja bingung kenapa Devano malah menyukai perempuan seperti dirinya. Kalo pergi lebih nyaman pakai celana jeans dan sweater dibandingkan dres. Nggak suka pake make-up.

Saat Devano selesai latihan langsung banyak murid perempuan yang mendatangi Devano dan memberikan minum secara gratis. Biasa Cogan.

Tapi Devano mengabaikannya dan memilih untuk menghampiri Vania.

"Nih." Vania menyerahkan botol minuman kepada Devano. Devano pun langsung meminumnya dengan rakus. Saat minum pun Devano masih terlihat tampan.

***

Setelah selesai mandi dan sholat, Vania mengambil handphone nya di nakas dan menyalakan datanya. Banyak sekali notifikasi yang masuk, tapi yang pertama kali Vania buka adalah Pesan dari Devano.

Devano ganteng
Van
Nanti aku jemput jam 7

Melihat nama 'Devano ganteng' membuat Vania ingin tertawa. Nama 'Devano ganteng' juga bukan Vania yang menamainya melainkan Devano sendiri.
Ternyata Devano mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi, walau emang ganteng sih.

Vaniaa
Iya Dev

Setelah membalas pesan Devano, Vania langsung meletakkan handphone nya di nakas. Vania melihat jam yang menunjukkan waktu 18.30, masih ada setengah jam untuk bersiap.

***

"Vania!" teriak Mila, mama tiri Vania. Meskipun hanya mama tiri, tapi Vania sangat menyayangi Rina seperti mamanya sendiri, begitupun juga sebaliknya.

"Iya ma!" balas Vania dengan berteriak juga.

"Ada Devano dibawah!"

Mendengar itu Vania langsung mengambil handphone dan tas nya lalu segera bergegas kebawah.

"Nah itu dia, kamu itu lama banget sih Van!" omel Mila. Vania hanya menyengir kuda.

"Yaudah kalo gitu tan saya ajak Vania pergi dulu ya." pamit Devano, menyalimi Mila.

"Iya, hati-hati."

Saat sudah berada di luar Devano terus memandang Vania.

"Kamu ngapain sih Dev ngeliatin terus." Risih Vania.

"Cantik."

"Hah?!"

"Kamu cantik."

___

Jangan lupa coment

Dukung terus cerita ini ya

DevaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang