2 - First meet

61 9 2
                                    

Mencintaimu itu sederhana. Cukup dengan bertatap aksa, aku sudah memutuskan untuk mencinta.
-Arkanantha

Sang surya telah memancarkan sinarnya, menandakan bahwa hari telah berganti. Ketika semua orang tengah melakukan aktifitasnya masing-masing, Cia malah asik bergelung di bawah selimut tebalnya. Teriakan Mama dan papanya pun tak dapat membangunkannya. Dan sekarang giliran Satria.

Pertunjukan akan segera dimulai jeng jeng jeng jeng....

Dor dor dor!

Bukan suara tembakan, melainkan Satria yang tengah menggedor-gedor pintu kamar sang Adik.

"DEK! BANGUN WOI! UDAH SIANG! JANGAN NGEBO MULU! ACILLA MAYARA NICHOLAS! BANGUN! BUDEK YA LO?!" teriakan Satria menggelegar di seluruh penjuru rumah.

Sedangkan di meja makan Ana dan Bima tengah menutup kuping mereka rapat-rapat.

"Kan Papa udah bilang Ma, kalo yang bangunin Satria pasti ancur nih rumah," ucap Bima.

Ana mengangguk. "Iya Mama juga nyesel. Anak siapa sih emang?"

"Tau, anak tetangga kali," ucap Bima membuat mereka yang ada di meja makan tertawa.

Mereka siapa?
Bi Inah, pembantu. Pak Dadang, supir. Mang Ujang, tukang kebun+satpam.
Kok mereka ada di meja makan?
Karena gaada perbedaan di keluarga Nicholas. Dan mereka mempunyai prinsip, yang tua di hormati dan yang muda di sayangi.

Ada yang minat jadi asisten rumah tangga juga?

Saat tengah asik bercanda Cia datang dengan wajah yang SANGAT TIDAK ENAK DIPANDANG TAPI TETEP CANTIK KOK!

"Kenapa sayang? Kok cemberut?" tanya Ana.

"Masa tadi Abang siram Cia pake air dingin. Kan dingin Mah," adu Cia.

"Kalo gue siram pake air panas yang ada lo melepuh!" celetuk Satria yang baru saja datang.

"Dasar Abang laknat!" desis Cia kesal.

"Cia, gak boleh gitu sama Abangnya," tegur Bima.

Cia memasang pupy eyes. "Ih Papa, Abang tuh jahat sama aku."

"Apaan jahat-jahat, gausah ngadu yang aneh-aneh ya lo!" ucap Satria membela diri.

"Yaudah nanti uang jajan Abang biar Papa potong," putus Bima.

"Loh? Kok Abang sih Pa! Kan Adek juga salah," bela Satria tak terima.

"Abang, udah gede ngalah," lerai Ana.

"Emang Cia masih Tk apa," gerutu Satria.

Tak peduli dengan satria yang tengah kesal, Cia malah asik menyantap sarapannya.

"Liat aja, nanti gue bales," ucap Satria pelan dengan senyum yang...mengerikan?

***

Sampai di sekolah, Cia berjalan sambil misuh-misuh. Hari ini dia benar-benar sial! Udah disiram air dingin pas lagi enak-enaknya bobo cantuiqq, ditinggalin si BangSat di jalanan, dan sekarang? Dia gak tau harus cari ruang Kapsek kemana.

Dari arah berlawanan, terdengar seruan riuh berasal barisan panjang laki-laki dengan menggunakan jaket Defender. Arkan berjalan paling depan dengan memakai jaket Defender dan memasukkan satu tangannya di saku celana. Gaya yang cool bukan?

Karena tak melihat jalan, alhasil Cia menabrak.

"Aws," ringisnya.

'Dinding? eh tapi kok baunya kayak maskulin cowok sih?' batin Cia.

DEFENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang