Part 15

247 37 2
                                    


Bola matanya terus bergulir. Memutar secara teratur. Menelisik celah sempit dengan tajam. Semua sudah dia lakukan.

Tapi sayang. Otaknya tak mampu untuk mengimbangi pergerakannya. Mungkin efek dari tekanan dan kacau nya diri.

Sinb masih belum bisa berfikir kemana Yerin pergi. Wajah yang beberapa saat masih tenang. Sekarang berubah cemas.

Ia takut eonnie itu akan berbuat hal gila lagi. Sudah cukup. Sinb tak ingin kehilangan sahabatnya lagi.

Lama-lama kakinya bergetar. Tak hanya kaki. Tangan bibir dan mungkin hati ny pun kini bergetar.

Sebenarnya sudah ada fikiran tersebut. Sudah ada dari awal. Tapi firasat itu Sinb tepis jauh jauh. Karena itu tak mungkin.

Sinb pasrah. Ya. Mungkin itu yang di lakukan Yerin saat ini. Menjauh. Menjauh dari semua. Hiruk pikuk kehidupan.

"Jangan pergi lagi... " -Sinb menunduk dalam dan berjalan gontai menuju yang ada dipikirannya saat ini.

***

Yerin telah bersandar di dalam kereta api. Ia memainkan jendela. Sama seperti yang di lakukannya dulu.

Yah Rough.

Bedanya sangat kontras sekali. Dulu ia sangat senang karena tah menaiki kereta api dengan tepat. Namun sekarang suasananya berbeda.

Ia masih saja memikirkan Eunha yang tiba-tiba saja ada di hadapannya. Setelah itu Yerin menggeleng.

"Dia bukan Eunha ku...Bukan! Eunha ku sudah mati" -Desis Yerin penuh penekanan

Tiba-tiba saja ada yg memegang pundaknya. Yerin tersentak dan segera melihat siapa oknum yang beraninya mengganggu dia di saat seperti ini.

Setelah tersentak. Yerin makin terlunjak ketika tau siapa yng menganggap pundaknya kini.

"Bisakah kau memikirkan sahabatmu yang lain? Sinb sedang mencari mu sekarang" -Eunha dengan senyum paling indahnya.

Ya Eunha. Lagi-lagi ia membujuk si batu Yerin untuk kembali ke rumah. Meski peluangnya hanya 5%.

Oh jangan tanyakan Yerin. Dia masih cengkareng seperti orang gila tak tau arah. Respon menggeleng dan berdiri. Melangkah mundur. Menatap Eunha ngeri.

Seiring langkahnya. Sosok Eunha pun ikut memudar. Bersama dengan senyum indahnya itu. Lenyap. Kini Eunha sudah tak terlihat lagi.

Dahi Yerin semakin mengkerut melihat kejadian tadi. Ah sial. Hatinya kini bimbang. Hanya karna 1 kalimat saja.

Membuat Yerin yang kepala batu menjadi labil seperti ini. Mengerikan sekali bukan.

Kereta masih belum melaju. Yerin tak terlalu mempedulikan kapan kereta ini berangkat. Pikirannya sudah tak di tempat sekarang.

Masih dengan keadaan berdiri. Yerin menggenggam erat hand strap. Memejamkan matanya. Dan mencoba memantapkan hatinya lagi untuk pergi.

Namun tak dirindukan berkata lain. Yerin merasakan sesuatu yang familiar di sekitarnya. Ia mencoba membuka mata.

Dan benar saja. Yerin di tarik keluar dari kereta. Tubuhnya yang belum merasa seimbang pun terhuyung.

Entah mengapa ia tak emosi saat ini. Yerin malah diam diam megulum senyum. Senyum yang sudah lama tak terlihat.

Sinb masih fokus menggenggam Yerin untuk menjauhi kereta api. Sewaktu waktu jika Yerin memberontak, ia tak sampai masuk ke kereta api lagi.

Sinb cerdas bukan. Tapi sebelum hasratnya itu tercapai. Tiba tiba bebannya berat. Ia menoleh kebelakang dan terkejut setengah mati.

Ketika melihat pipi semu Yerin, dan senyuman itu. Tanpa basa basi Sinb pun memeluk Yerin.

Memeluknya erat. Seakan tak mau kehilangan sosok tersebut. Bukan seakan. Namun kenyataan

Air mata Sinb mengalir begitu saja yang sedang berada di dekapan Yerin.

"Jangan pergi lagi Yerin eonnie"

_____________________________

Double up chingu
Happy Reading:)
Vote and Comment yaw
Saranghae

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 【✔】 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang