“EH SANTUY! SANTUY!”
Jean dikejutkan jeritan Eren yang tengah menuangkan telur ke minyak penggorengan. “Bodo ah,” gumam Jean tak peduli dan menggonta-ganti siaran televisi bosan.
Di depan kompor, Eren mengumpat-umpat karena minyak menggoreng telurnya meletus-letus. Untung si botak Connie menaruh helm di sudut dapur, Eren memakai helm hitam itu dan menurunkan kacanya. Bertujuan melindungi wajah khas ras Nordik-nya dari percikan minyak.
“ANJER SAKIT! JANGAN NGEGAS WOI!” pekik Eren. Tangannya dikenai minyak panas. Ia membalikkan telur cepat dan berteriak heboh lagi.
Usai bertempur di dapur, Eren cepat-cepat mematikan kompor. Ia meratapi tangannya yang merah-merah diperciki minyak.
Eren berjanji takkan memasak lagi dan menyuruh Jean saja berurusan di dapur.
“Lo kok bisa mungut toa macem Eren ke sini?” tanya Reiner, ia duduk di sebelah Jean yang menonton berita tak minat. Jean sedikit menyesal membawa teman SMA-nya itu menyewa kos yang sama dengannya. Cowok bermarga Jaeger itu selalu saja membuat keributan dengan teriakan membahananya.
“Ketemu di pasar loak,” jawab Jean ngaco. Ia mengumpat mendengar penyiar berita yang memberitahukan pasien pertama positif corona di Indonesia.
“Males banget harus karantina kayak di Wuhan.”
A Shingeki no Kyojin fanfic
Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama
Genre: Slice of life, drama (without yaoi or bl, sorry)Eren Jaeger mengacak rambut brunetnya, ia mencoret-coret cepat kertas HVS kosongnya sampai robek. Frustasi mengerjakan tugas yang terus berdatangan. Dosen-dosen tuh benci banget ya lihat mahasiswanya gabut.
Apa mereka iri kalau mahasiswanya berleha-leha selama karantina?
Cih.
Iri mah iri aja, jangan nyiksa gini, batin Eren, menatap kertas HVS yang disobeki ujung penanya.
“Gabut kau, Jaeger?” tanya Jean menendang pintu dan menduduki kasur.
“Bukan gabut. Nggak ada waktu istirahat, tugas mulu,” keluh Eren merebahkan kepala di bantal.
“Belajar masak sono,” suruh Jean.
“Ah males. Kena minyak mulu gue.”
“Nggak. Sekarang nggak pake minyak, lagi malas masak gue.”
Jean menarik kerah kaus Eren. “Oi! Oi!”
Mengabaikan Eren yang memberontak, Jean terus menyeret Eren sampai dapur. Fobia memasak teman tukang teriaknya itu harus dihilangkan. Lagian Jean capek memasakkan makanan untuk penghuni kos setiap hari, ia butuh asisten yang enak dibabuin kayak Eren.
“Barbar lo kud!” omel Eren mengelus pantatnya yang bergesekan dengan lantai.
“Bodo.” Jean membuka kulkas, membungkuk dan mengambil seplastik jamur merang.
“Ngapain gue yang masak?” tanya Eren mendelik ke Jean yang menaruh bahan dan alat-alat memasak seperti teflon bulat, pisau, sendok goreng, minyak goreng, bawang putih, talenan dan sebagainya.
“Biar lo nggak jenuh. Gue sering masak kalau capek nugas,” jawab Jean.
“Gue musuhan sama ini semua!” Eren menunjuk kompor dan perkakas memasak yang disiapkan Jean. “Biasanya kalau stres gue mah nge-game.”
“Gue awasin, ntar gue tabok minyaknya kalau ngegas.”
“Hehe lucu.”
Eren tertawa garing. Ia melangkah ke meja memasak, mengangkat plastik bening jamur dan menatapnya bingung.
YOU ARE READING
[Corona Project] Stay At Home
FanfictionKapan ya pandemi Covid-19 berarkhir? EIT.... Dari pada musingin itu seharusnya kalian nikmati waktu sekarang. Waktu di rumah aja. Nggak disuruh emak belanja ke warung. Nggak disuruh ikut eskul atau upacara. Tapi... Bosen juga rebahan mulu kan? Jadi...