Awal tak berakhir

67 4 3
                                    

Berjumpa namun tak lama
minggu pertama, februari

Langkah hati yang mau menghampiri hati yang lain kian terburu

Walaupun hampir sering berjumpa tapi ini kali pertama aku mengajaknya untuk berjalan bersama dan dia mengiyakan dengan sangat mudah

Mengajak untuk berjumpa dengannya itu yang kini ku dambakan
Menemuinya seusai senja di tengah alun-alun kota.

Harapku menjadi momen bersejarah yang nantinya ku tata dibilik ruang hati jika berakhir bahagia pada akhirnya atau terjajah dengan pilu dan sendu karena tertampar sakitnya penolakan

Tepat seusai senja aku pun sampai lalu beranjak dikursi panjang alun-alun kota

Agaknya menunggu tidak selamanya membosankan karena yang ku tunggu ialah dirimu, yaa... pemeran utama disetiap goresan pena ku

Kau datang dengan senyum malu mu karena memang aneh aku mengajak mu bertemu dan tidak mengajak kawan-kawan lainya

Lalu aku menyuruh dia untuk duduk disamping ku pada kursi yang sedari tadi menemani untuk menanti dirinya

Mengawali berbincang dengan riuh suaramu yang nampak bersyair ditelinga ku, dengan ayunan tangan yang mempertegas ceritamu itu membuat ku tak bosan menatap mu, sama halnya seperti guru biologi membawakan materi reproduksi yang menarik angan murid laki-laki

sembari memperhatikan mu bercerita terbesit dalam fikiran ku untuk menata kata-kata yang nantinya menjadi boomerang untuk hati ku

Melempar kata cinta dengan penuh kepastian yang menyakinkan apakah nantinya kembali dengan balasan penerimaan?

"ntah lah aku pun tak tahu"

Setelah waktu berputar dan berangsur-angsur bagai angsuran mobil yang segera terlunasi aku pun memberanikan diri untuk mulai menggerakkan hati dan lisan ku agar lekas terutarakan perasaan yang sedari lama menagih untuk ku keluarkan

Belum sempat ku utarakan karena memang dia yang banyak mengambil alih perbincangan membuat lisan ku terpenjarakan, nyatanya aku memang tidak berani memotong setiap dia berkata.

Ah payah sekali lelaki ini

Memang tak bisa menghela bahwa aku memang payah untuk mengutarakan kepadanya, diriku belum selihai laksana Minke yang bisa memenangkan hati Analise didalam buku bumi manusia

Hingga pada akhirnya aku tak punya kesempatan untuk berkata dan dia mengajak ku beranjak dari kursi yang kami duduki untuk melihat suasana alun-alun kota sembari mencari udara

Setelah kaki kiri dan kanan sambut menyambut menjelma menjadi ratusan langkah dan masih nyaman walaupun tak bergandengan. Sebetulnya kaki ini masih bisa melangkah bebarengan dengannya namun pada akhirnya aroma jagung bakar memaksa kami untuk singgah dan menyapanya

Dari sini aku mulai lupa akan apa yang seharusnya ku lakukan sedari tadi, hanya ada cerita canda tawa yang mengiringi pertemuan kami kala itu

Layaknya seorang teman yang bercerita lepas kepada teman lainnya, tapi seharusnya dia tau bahwa yang ku lakukan ini niatnya tidak sekedar berteman biasa dan aku tahu dia pun tidak sepolos itu.

Putaran waktu terus menunjukkan keberadaanya seakan mengingatkan hari sudah cukup malam untuk aku dan dia bersama

Lalu dia memesan tumpangan dan pamit untuk segera kembali ke rumahnya, aku pun sama

Yah memang tidak semudah itu untuk langsung membidik tepat dihatinya, terbawa suasana yang nyaman bersamanya saja sudah membuyarkan rencana

Namun sungguh dewi fortuna berpihak kepadaku kala itu untuk melihat lagi garis senyumnya tapi lupa untuk bersekutu dengan kepastian cinta.

"Ah sudalah lah masih ada hari lainnya"


'Jika nanti kita disatukan,
Walaupun malam ini dan di tempat ini tidak sempat terutarakan
Kita pasti dipertemukan walaupun degan cara yang berbeda'

================================

Bagaimana pendapat kalian dari lanjutan part 2 ini? sayang sekali ya lelaki itu belum bisa mengutarakan
perasaanya ke si dia

nantikan part 3 ya kawan

Jangan lupa vote untuk memberikan dampak positif ke si penulis

Jangan lupa comment agar si penulis bisa mendengarkan saran kalian

oh iya  follow juga ig si penulis agar kalian tau lebih dekat @sandika.pp

siapapun dirimu terimakasih sudah menyempatkan waktu mu untuk membaca tulisan ku

AWAL TAK BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang