Awal tak berakhir

53 4 0
                                    

Kasmaran pujangga muda
Selasa, maret

Aku duduk diteras dengan bayang-banyang malam singkat yang terasa panjang dibawah sinar lampu taman bersama mu.

Walaupun kala itu bulan nampak terlihat berkejora, awan tak berani menutupi terangnya, bintang memperjelas kesempurnaanya.

Tapi semua payah dan tunduk bagai pelayan terhadap ratunya, dan kaulah ratu itu. Aku memang prajurit yang tak mempunyai tahta, bagaimana bisa? melihat sang ratu saja sudah kuartikan sebagai harta nan mewah, apa daya ku hanya bisa berjuang dan menjaga tanpa punya hak untuk bersanding di singgahsana.

Malam itu buat ku tidak sia-sia
tetapi hanya awal untuk mencoba, bagaimana rasanya diri ini untuk terbiasa agar tidak menunda-nunda dan tak membuang waktu yang akhirnya membuat gunda.

Diri ku lah yang belum sanggup mengambil kesempatan itu, entah terlalu lemah dan payah atau dia terlalu hebat membuat ku terpesona hingga aku tersihir olehnya.

Ku tanamkan rasa bahagia dan ku cabut rasa kecewa karena masih belum ada kata penolakan darinya.
Semakin diingat semakin fantasi yang menandai adanya dirimu bermunculan, melihat apapun seakan itu bagian dari dirimu, aku kira lumrah saja ini ada.

Bukankah cinta memang begitu?

Kau terlalu mengagumkan dan aku terlalu riskan, kau istimewah dan aku alakadarnya, memantaskan diri dengan mu tidaklah mudah tapi aku sanggup menghadapinya.

Semenjak malam itu aku terlalu memikirkan mu hingga lupa bahwa banyak sekali hal yang harusnya ku pikirkan, sejenak kau ku sisihkan kemudian ku sandingkan dengan berbagai hal penting lainnya.

Seminggu lalu sang guru memberiku pekerjaan rumah dan malam ini harus ku selesaikan dan sekuat mungkin bertahan dari rudal mu yang menargetkan ke fana pikiran ku.

Teringat kata bapak, seseorang yang sedang jatuh cinta akan membuat dirinnya dihantui oleh perasaanya, hati yang berbunga-bunga melebihi bunga taman kota, pandanganya seperti mata delman yang hanya menuju satu arah, yaa begitulah anak muda.

Aku tahu berlebihan terhadap rasa cinta memang tidak boleh, tapi pada masa kasmaran siapa akan melarang? toh semua pernah seperti itu.

Aku pastikan bulan tak lagi berbingar malam ini, bulan menyuruh awan untuk menutupi, bintang ia suruh untuk pergi, ku kira bulan malu dan merasa kalah dengan kompetisi antara kalian berdua, jika aku menjadi juri dapat ku pastikan kau lah yang ku pilih.

Malam kian pekat serupa menandai bahwa aku harus rehat, sudah rentan daya pikirku seharian ini menyelesaikan pekejaan rumah dari sang guru.

Lain halnya ketika kau belum ada sama seperti jalan utama yang membuat ku hampa dan bosan untuk menikmati lajunya, jalan kota nan mewah tapi banyak polusi disekitarnya, padat karena banyak lalu lalang pengendara, intinya tak bisa ku nikmati perjalanannya, bodohnya ketika itu aku tetap saja berada disana.

Bertemu dengan mu menjadikan pengelanaanku sangat berbeda kau sederhana dan itu menggambarkan semua istimewahnya, dengan datangnya dirimu setiap pengelanaan ku diiringi pelangi, bentangan hijau safana nan sejuk, aku tak ingin beralih

================================

siapapun kalian terima kasih sudah menyempatkan sedikit waktu untuk membaca naskah ini

Vote Jika kalian suka dan ingin memberi dampak positif kepada penulis

Comment jika ada saran untuk penulis

16/07/20 @sandika.pp

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AWAL TAK BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang