satu | gedion

29 2 0
                                    

"ame ,makan dulu sayang" ucap friza ibu amelo

"tau nih kamu baru juga jam berapa ,belum ada jam tujuh loh me"ucap bratian ayah amelo sambil sedikit meyesap kopi buatan istri tercintanya . "mah enak banget ini,beli kopi dimana kamu" ucap ayah amelo meyesap sekali lagi kopinya dengan penuh cinta dan hikmat

amelo memerhatikan ayahnya dengan tatapan geli dan ingin muntah ."yah tau gak ,alay banget sumpah" ucap amelo mengikat tali sepatunya dengan cepat

bratian mencibir "suka suka ayah , kamu kurang belaian sih ,makanya iri"ucap bratian tertawa terbahak bahak

bratian menjentikan jarinya dan melotot bahagia "oh iya gimana kamu mau dibelai , pacar aja gak punya"ucap bratian tertawa terbahak bahak

friza ibu amelo langsung menepuk kepala suaminya keras ."inget itu anak kamu , jadi ayah ko kurang ajar sama anak sendiri"ucap friza berlalu kearah dapur

bratian ayah amelo terbatuk batuk mendapatkan pukulan mendadak dari sang istri "gila berasa mau mati gue punya istri  nganiyaya gua mulu" ucap bratian menengguk minumannya cepat cepat guna menghilangkan batuk batuk akibat tepukan keras yang dia dapatkan dari sang istri

amelo memelototkan matanya "MAMAH AYAH NGOMONG GUA GUAAN MAH TAMPOL MAH"ucap amelo berlari keluar rumah saat melihat pelototan dari sang ayah

"amelo besok jadi gelandanggan kamu awas"ucap ayah amelo dari dalam rumah ,amelo yang mendengarnya tertawa terbahak bahak sambil berjalan pelan kearah motornya

"AME BERANGKAT"ucap amelo memberikan kelakson berkali kali agar ayah dan mamahnya mendengarnya

"PERGI GAK LU ,BERISIK BANGET ,CEPETAN PERGI ,GUA SAMBIT NIH"ucap ayah amelo didepan pintu dengan mata melotot dan menenteng sapu

"AYAH MAU GAK DAPET JATAH HAH?!"ucap friza berkacak pinggang didepan suaminya ,bratian membuat wajah semelas mungkin kearah istrinya

"AME BERANGKAT MAH,SAMBIT AYAH TU"ucap amelo berlalu dari sana dengan tetap menklaksonkan motornya berkali kali membuat sang ayah mengeram tertahan kearahnya dan membuat amelo tertawa terbahak bahak sepanjang jalan menuju sekolahnya

saat sudah sampai disekolah amelo memarkirkan motornya diparkiran sekolah meneliti setiap motor yang berbaris rapi , baru ada dua puluh buah motor yang terisi diparkiran mungkin karna masih pagi jadi belum semua murid datang , amelo tersenyum dengan mata berbinar saat melihat motor milik lelaki pujaanya berbaris rapi diparkiran

"gak sia sia deh gue selalu bangun pagi pagi, kaga sarapan dari rumah"ucap amelo membuka helmnya dan menaruhnya di kaca spion ,turun dari motornya dan berjalan kearah koridor ,mata amelo seketika berbinar lagi saat melihat lelaki pujaanya sedang berjalan santai tidak jauh didepannya dengan muka datar milik lelaki itu ,amelo berlari kecil kearah lelaki itu saat sudah berada disampingnya amelo tersenyum manis dan menyapa dengan lembut kearah lelaki pujaanya

"hai gedion , kamu udah sarapan?" ucap amelo menatap lekat kearah gedion masih dengan senyuman mansi miliknya

"gedion ko diem aja, kenapa? sariawan?"ucap amelo bergurau saja , pasalnya ia tau memang begini lah gedion ardikanza irit sekali berbicara, sangat malahan

"mau aku beliin adem sari?"ucap amelo menatap gedion yang sama sekali tidak meresponnya

"kamu beneran sar—"ucap amelo terpotong karna kedatangan musuh bebuyutannya ,kinaet mutya

"gedion nanti ada rapat ekskul ya"ucap kinaet menatap gedion dengan tatapan memuja ,ya ia mengagumi gedion , menyukai lebih tepatnya tapi ia tidak seberani amelo yang terang terangan berusaha menyatakan perasaanya kepada gedion , kinaet lebih memilih cara lain agar gedion menyukainya

GEDIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang