Bab 6

9 3 0
                                    

    Armond.Pov

Aku marah sekali saat penelponya adalah Marvel.Emosiku saat itu tidak bisa terkendalikan sama sekali.Penyebab yang membuat hubunganku dengan Sea.Dia yang menyuruhku menjauh dari Sea, sebenarnya aku sangat mencintai Sea tapi waktu itu aku sempat berpikir bahwa ancaman dari Marvel hanya main main saja tapi ternyata tidak, dia justru membunuh Ruby.Ruby sudah ku anggap seperti adik sendiri, aku baru sadar bahwa ancaman Marvel tidak main main.

Saat aku tau penyebab kematian Ruby adalah Sea saat itu aku membenci Sea.Aku sempat kaget saat dia masuk CIA dan aku akan membalas dendam kematian Ruby pada Sea.Aku menjadi mentor Snipernya, aku sering pilih kasih dengannya hingga dia mengeluh kenapa dia selalu salah padahal apa yang dilakukannya sama dengan teman temannya.Justru dia sering aku salahkan dan membuatnya menyesal telah masuk ke CIA.Dan suatu saat perang dia yang aku jadikan sasaran bagi lawanku.Aku akan memajukannya atau meninggalkannya dengan musuhku.Mungkin bagi kalian aku sangatlah kejam, ya aku sangat kejam dalam urusan balas dendam.

Waktu itu temanku ada yang tau rencanaku dan menasihatiku agar aku jangan melakukan hal ini dan membuatku menyesal ketika saat yang tepat.Dan sekarang aku sudah melihat Sea di kepung banyak lawan dan dia sempat dipukul bagian bahunya aku melihat ekspresinya sama aja samnil mengunyah bubble gummy dengan santai tapi mulus caranya dia membunuh lawanya dengan gesit sekali.

    Sea.Pov

Mungkin aku sudah ditakdirkan bukan dengan si dingin es Armond.Dia telah melecehkanku setelah sampai di markas dan sekarang saat para musuhku mengepungku dia tidak bergeming sama sekali dari tempatnya dia berdiri dan aku sempat melihat senyumnya pada arahku saat aku di kepung mungkin dia sedang menungguku mati saat di medan perang ini, ha!

Dengan sekuat tenagaku aku melawan musuhku dengan mulus tanpa sisa rasanya aku ingin memukul kepalanya dan membunuhnya tapi kakiku rasanya tidak mau berjalan kearahnya.Satu tembakan dibahu dan aku merasakan perih dibahuku tapi aku bisa membuat ekspresiku dengan sangat tenang padahal aku sekarang sedang menahan rasa perih ini.Aku segera membunuh orang itu hingga terkapar dan darah melumuri tubuh orang itu.

Tanpa sadar darah mengalir dengan deras dari arah hindungku, bahuku juga penuh dengan darah.Aku merasa kepalaku saat ini sangat pening pengelihatanku jadi buram lalu aku terheyung kedepan.Aku mendengar suara teriakan Darby.Aku merasa tubuhku di goyang goyangkan setelah itu aku tidak sadarkan diri.
            -------                -------

Kepalaku sangat sakit sekali dan digerakan saja sangat susah.Aku melihat Abangku menangis di sebelahku.

"Kenapa Abang menangis, dasar cengeng".Aku mengejeknya sambil menjawil pipinya.

"Siapa yang berani menyentuhmu hingga kau hamil, siapa Sea!" Bentak Abang di depan wajahku.

"Ak ... aku hamil?" Tanyakku tidak percaya dengan ucapan Abang.

"Ya, siapa ayah dari anakmu Sea, tidak mungkin kamu tidak tahu?" Tanyaknya dengan penuh intimidasi.

"Bang Ar ...Armond".Ucapku dengan hati hati.

"Bangsat!, aku percaya dia bisa menjagamu tapi apa, dia justru membuatmu najis!" Teriaknya dengan keras,mungkin bisa terdengar dengan keras dari luar.

"Aku harus memberi pelajaran padanya sekarang juga".Baru Abang berdiri sudah kutarik tangannya.

"Bang aku mohon jangan beritahu perihal kehamilanku".Ucapku sambil memohon mohon.Tapi Abang sedang berpikir keras sesekali menggeram.

"Oke, Abang tidak memberitahu perihal kehamilanmu tapi kamu harus menuruti syarat dari Abang".Aku hanya bisa menganggukan kepala.

"Pertam kamu harus keluar dari CIA
Kedua kamu harus mengikuti operasi perihal penyakitmu jika tidak ditanganni kamu bisa mati, apa kamu mau kamu mati dengan anakmu jika kamu mau bahwa kau akan berdosa kali lipat karna telah membunuh anakmu dan berbuat zina".Aku hanya bisa menganggukan dengan pasrah.

"Papa sudah tahu perihal penyakitmu dan kehamilanmu dan Papa setuju kalau kamu akan keluar dari CIA dan Papa sudah bicara pada orang tua Charmond bahwa kau keluar dari CIA, orang tuanya sempat terkejut saat kamu keluar dengan tiba tiba tapi Papa menyakinkan mereka bahwa kamu akan menggantikan Papa di perusahannya tapi emang kenyataan bahwa kamu harus mengurus kantor Papa karna Papa sudah semakin tua dia membutuhkanmu untuk menggantikannya".Ujat Abang dengan panjang sekali.

"Apa kau ingin sesuatu?" Tanyaknya.

"Aku ingin tinggal di mansionku sendiri di Italia dan aku akan mengurus kantor Papa yang di Italia".Ujarku yang diangguki oleh Abang Aiden.

"Asal kau menjaga bayi itu dan tidak stres, tapi sebelum itu aku ingin betanyak".Ujar Abang sambil menyisir rambutku yang sedikit berantakan.

"Apa kamu senang dengan kehadiran bayi ini?" Tanyakna yang membuatku tertawa.Tapi dia justru cemberut saat aku menertawainya.

"Aku senang dengan kehadiran bayi ini tapi aku sangat benci pada ayah bayi ini".Ucapku sambil menerawang arah luar cendela.

"Aku percayakan padamu tapi dimansion harus ada 8 pelayan yang bisa menemanimu".Perintah Abang yang tak bisa diganggu gugat.

Im sorry baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang