Asmara 2 (END)

22 3 0
                                    

...
..
Tiba di rumah sakit, Dokter dengan sigap langsung menangani Adeva.

Afika berusaha menghubungi sang Ibu, ,

"Tuuutt tuuutttt"

"Iya nak... Kenapa?" Kamu kenapa nangis?" Suara itu terdengar dari sambungan telfon Afika.

"Bu, tolong Ibu ke rumahsakit sekarang ya Bu, , Adeva kecelakaan...." Afika menjawab dengan suara sesenggukan.

"Ibu akan segera kesana, kamu sms alamat rumahsakitnya nya ke Ibu" ..bergegas Ibunya mematikan telfonnya.

"Afika, gue minta maaf udah bikin adek loe jadi kayak gini, gue gak bermaksud. Tadi itu gue buru-buru banget takut telat,.. tapi...." Asmara berusaha meminta maaf kepada Afika.

"Udah gak usah dibahas. Yg penting sekarang gimana Adeva sekarang." Afika memotong pembicaraan Asmara dan terus-terusan menengok ke jendela pintu UGD....

...
...

"Afika, Ibu guru akan menemanimu disini sampai orangtuamu datang, dan kamu jangan khawatir, semua biaya ditanggung sekolah". . Guru itu berusaha menenangkan Afika yang kebingungan.

Disisi lain ruangan, Asmara sedang ditangani oleh suster karena sedikit terluka di keningnya.. sambil menunggu Adeva ,dia tidak sengaja menemukan buku kecil disaku depan tas Adeva.

Tak sengaja dia membaca semua isi buku tersebut dan airmatanya jatuh. Sampul buku tersebut tersemat namanya, membutnya penasaran. Dibuku tersebut tertulis ketulusan hati dan cintanya kepada Asmara.. semua hal indah dan bahagia ditulisnya rapih dibuku itu beserta hari dan tanggalnya,.. dan dihari kecelakaan tersebut, Adeva berharap bisa mengutarakan perasaannya kepada Asmara.

Namun yang terjadi....
..
..
..

Dokter tiba-tiba keluar dari ruang UGD dan menjelaskan semua yang menimpa Adeva.

Alangkah terkejutnya Afika mendengar penjelasan Dokter tersebut, kedua kakinya lemas tak berdaya..,

Tak lama Ibunya datang,,.

"Dimana adikmu Fika?" Dimana???" Ibu datang dan panik, seketika itu Afika menjelaskan kepada Ibunya...

"Bu,, maafkan aku yang gak bisa menjaga Adik dengan baik, aku gagal menjadi seorang kakak" sambil berbicara seperti itu, Afika memeluk erat Ibunya dan pecah tangisannya dipelukan Ibunya...

"Maksud kamu apa Fik???"

"Jawab Ibu"... Ibunya terus mengguncang tubuh Afika dan terus bertanya ,airmatanya tiba-tiba menetes..

Belum sempat menjawab, Asmara datang keluar dari ruang sebelah...

"Dimana Adeva??".. "gimana keadaanya?" Kenapa semua menangis?"
Asmara panik dan berusaha menemui Adeva karena dia merasa sangat bersalah sudah memanfaatkan Adeva dan buta akan semua perlakuan baik Adeva kepadanya. Dia sangat menyesal karena tidak menyadari ketulusan hati Adeva selama ini. Bahkan dia hanya mendekati Adeva hanya untuk bisa selalu bertemu dan berusaha mengambil hati Afika .

Sepertinya Afika.tidak mampu menjelaskan. Dan Akhirnya gurunya lah yang menyampaikannya.

"Adeva mengalami pendarahan hebat diotakmya dan kepalanya belakang pecah, dia sudah tidak bisa ditolong lagi.."

"Kalian yang sabar ya... Tuhan sudah berkehendak lain, saya juga sangat kehilangan sosok Adeva yang periang dan pintar.. Semoga Adeva mendapatkan tempat terindah disisiNya" Guru tersebut berusaha tegar dan kuat sambil memeluk Asmara...

.
.
.
Asmara menjatuhkan airmatanya, dia berteriak sekencang-kencangnya memanggil mama Adeva dan memukul-mukulkan buku Adeva ke kepalanya...

"Adeva.... Bangun... Beri aku kesempatan untuk meminta maaf dan membalas semua perasaan loe sama gue... Adeva... Gue nyesel gak pernah menyadarinya... Gue nyesel..."   Seperti orang kesetanan dia menggumam dan meriakkan berulang-ulang nama Adeva.

"Ibu bangun buu.... " Seketika itu Ibunya pingsan.

..

Singkat cerita, setelah Adeva dimakamkan, Asmara menemui Afika sambil membawa sebuah buku,.

"Fik, gue mau ngomong empat mata sama loe" Asmara mendekati Afika dan berusaha berbicara dengannya.

"Ngomong aja.!!!!" Sepertinya Afika sangat marah dnan semakin membenci Asmara..

"Gue mau minta maaf gara-gara gue, loe kehilangan adek loe,... "

"Gue nyesel banget Fik, dan tujuan gue kesini, gue mau balikin buku Adeva yang sempat gue bawa. Dan gue yakin loe juga tau isi buku ini,, sebab itu loe selalu jauhin gue kan??" Asmara menjelaskan maksudnya.

"Sekarang loe udah tau kan semuanya, gimana perasaan adek gue ke loe? Dan loe gak pernah sedikitpun peka dengan apa yang dilakuin adek gue ke loe selama ini."

"Jujur gue kecewa banget sama loe As, disaat gue berharap kebahagian adek gue, loe malah gak ngrespon dia,. Gue juga ikut sakit As,.. "

"Loe tau gak, semenjak kita sering jalan bareng bertiga, gue udah mulai suka sama loe, tapi gue harus ngalah sama adek gue, dia terang-terangan bilang suka sama loe As, .. dan gue gak mau nyakitin hatinya,.".

"Loe tau gak hari terakhir dia mau berangkat sama loe kemarin, gue sengaja berangkat duluan karena malam sebelunya dia cerita ke gue kalo mau ngomongin perasaannya ke loe karna dia udah gak bisa mendem perasaannya lagi ke loe, dia juga bawa jam tangan yang sengaja loe tinggal dirumah gue waktu pertama kali loe kerumah gue, dan gue gak pernah tau soal jam tangan itu,.. sebesar itu rasa sayangnya sama loe As.."

Tak ada kata yang keluar dari mulut Asmara, dia hanya menangis meneteskan air mata setelah mendengar semua kata-kata Afika kepadanya.

"Sekarang nasi udah menjadi bubur, Adeva sudah gak disini lagi, entah kenapa As, gue sakit kalo liat loe disini.. lebih baik loe pergi dari rumah gue, dan jangan pernah berharap lagi gue mau sama loe".. Afika dengan nada pelan menagis berjalan meninggalkan Asmara dan menutup pintu rumahnya.

Gak ada yang bisa dilakuin Asmara. Karena dia benar-benar ngerasa bersalah...

Singkat cerita,

Asmara belajar dari pengalaman hidupnya.
Lebih baik dia mencintai.oramg yang mencintaimya daripada harus mencintai orang yang tidak menginginkannya..

Asmara terang-terangan meminta agar Ega mau menerimanya dan mau memaafkannya,.
Akhirnya mereka jadian. Dan Afika sudah mulai tenang karena Asmara sudah tidak mengejarnya kembali.

~~Tamat~~

"Hidup bukan hanya tentang siapa yang mencintai siapa, namun tentang bagaimana kita mampu menghargai kebaikan orang lain dan merasakan cinta dari orang lain"

"Jangan menyia-nyiakan orang yang menyayangimu"

"Jadikan penyesalan sebagai sebuah pelajaran"




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmaraku Asmaraku Dan Asmaranya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang