13

3.9K 199 4
                                        

Adinda duduk di tengah taman yang indah, menunggu Ridho yang akan datang. Hari ini,

Tiba-tiba, Ridho datang dan duduk di sebelah Adinda. "Din, kamu kenapa?" tanya Ridho yang masih mengenakan baju favoritnya,

 "Din, kamu kenapa?" tanya Ridho yang masih mengenakan baju favoritnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Karena ada perbaikan, cash juga akan aku ganti ya. Biar sama cerita About US. Ini cuman bayangan aku aja, kalian bebas mau bayangin siapa. Dan aku juga belum bener - bener tentu in cash nya siapa🤍🙏)

Sejak pagi, Ridho memang sudah berniat menemui Adinda. Ia tahu Dinda baru pindah ke Bandung, sehingga sudah pasti Dinda merasa sendiri. Dengan itu, Ridho memutuskan untuk mengunjungi Adinda.


"Tidak, Rid. Aku tidak apa-apa," jawab Adinda seraya tersenyum, memperlihatkan bibirnya yang kecil dan merah merona. Ridho memperhatikan bibir Adinda yang kembali menjadi segar setelah beberapa bulan tak melihatnya.

Ridho memberikan es krim rasa vanilla Oreo kepada Adinda. "Rid, kamu tahu saja kalau aku sudah lama tak makan es krim," ucap Adinda saat menerima es krimnya. Ia langsung memakan es krim tersebut, karena vanilla Oreo adalah salah satu favoritnya sejak kecil

Ridho mengusap bibir Adinda yang tertutup es krim, sementara Adinda terdiam dan menikmati kenangan masa lalu. "Kalau makan, jangan belepotan," ucap Ridho.

"Gak, Din. Kamu jangan sampai suka sama Ridho seperti dulu," batin Adinda. Ia masih memiliki harapan untuk memiliki keli apa yang pernah dimiliki sebelumnya.

Adinda tersenyum dan menatap Ridho dengan wajah yang penuh harapan. "Makasih."

"Dinda, aku sahabatmu. Tidak mungkin aku akan menyakitimu dan membiarkanmu sedih sendirian," balas Ridho dengan wajah yang penuh kesabaran.

"Ya sudah, aku mau makan. Aku lapar," ucap Adinda.

Perutnya berbunyi meminta perhatian, karena memang Adinda belum sempat makan tadi. Ridho melihat wajah Adinda yang kelihatan kurang siap dan memberikan pujian pada dirinya sendiri karena sudah datang cepat.

"Baik, Bunda. Mau makan apa? Di mana?" tanya Ridho dengan suara yang lembut.

"Di mana saja asal enak," jawab Adinda dengan ringan.

Ridho mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk membantu Adinda berdiri dari duduknya. "Tidak! Aku tidak mau dituntun olehmu!" tolak Adinda dengan nada yang keras.

"K... Kenapa?" tanya Ridho dengan suara yang tidak percaya.
"Aku mau digendong," jawab Adinda dengan nada yang manis.

Dengan itu, Adinda berdiri dari duduknya dan naik ke kursi sambil berjongkok di atas kursi. Ridho tersenyum dan mengangguk setuju.

Ridho langsung menggendong Adinda, mengangkatnya dengan lembut seolah ia adalah barang berharga. "Aku senang bila bersamamu, Rid," batin Adinda dengan perasaan meluap-luap. Ada rasa hangat dan nyaman yang menyelimuti hatinya ketika bersama sahabatnya itu.

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang