Merasakan sebuah 'rasa' itu memang mudah, Tapi meninggalkan nya yang terlalu susah.
cLARA
°°°
Satrio tidak langsung mengantar Clara ke kelasnya. Ia terlebih dahulu mengajak Clara menuju taman belakang sekolah agar Clara bisa menenangkan diri.
Ia lalu segera menuntun Clara untuk duduk di salah satu kursi panjang dibawah pohon.Pikiran Clara melayang mengingat sepotong kenangan dirinya bersama Raka dulu.
"Kok ngga dimakan? Nggak enak yah? Aku beliin makanan lain aja ya?"tanya Raka karena sedari tadi Clara tidak menyentuh makanannya sama sekali.
"Eh, enak kok!, Rara cuma lagi nggak nafsu makan aja" jawab Clara sambil memaksakan senyumnya.
Raka menghela napas pelan.
Gimana bisa bilang enak kalo dimakan aja belum?ucap Raka dalam hati."Mama sama papa kamu ribut lagi?"
Clara yang mendengar itu beralih menatap Raka. Kekasihnya itu memang sangat peka. Dan Clara bersyukur karena ada Raka yang selalu setia menemaninya.
Raka meneliti wajah Clara dengan seksama. Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca. Bibirnya juga sedikit bergetar menandakan bahwa Ia pasti akan segera menangis.
1
2
3
"Hiks,,,hiks" Tuh kan apa Raka bilang!
Langsung saja Raka menarik Clara kedalam pelukannya. Tangannya bergerak mengelus rambut Clara lembut mencoba menenangkan gadis itu.
Oh Tuhan, kalau boleh Raka memilih,Ia akan lebih senang menemani Gadis itu membaca Berjam jam di perpus daripada melihatnya menangis seperti ini."Hiks...Rara takut. Tiap malem Papa selalu pulang dalam keadaan mabuk. Ma-mama selalu dipukuli papa kalo mama nggak kasih uang ke papa." Ungkap Clara yang menangis sesenggukan.
Raka melerai pelukannya. Tangannya berpindah untuk menggenggam tangan gadis dihadapannya.
"Shtttt.. kamu harus kuat, Aku bakal selalu ada kalo kamu lagi sedih. Jadi...."Clara mendongak mendengar perkataan Raka yang menggantung.
"Apa?" Tanya Clara mengerjabkan matanya yang membuat Raka gemas sendiri. Ditambah dengan mata dan hidung yang memerah membuat Raka semakin ingin saja mencubit pipi Clara gemas.
"Jadi... jangan sedih lagi. Kamu jelek kalo nangis. Tuh ingus kamu nempel kan di baju aku" jawab Raka sambil terkekeh lalu mencubit hidung Clara dengan gemas.
"Rakaaaa ih!"
Teriak Clara berusaha menyingkirkan tangan Raka dari hidungnya, lalu sedetik kemudian mereka tertawa bersama."Ra?"
"Rara?"
"Eh i–iya?" Jawab Clara kaget saat Satrio tiba-tiba menyentuh pundaknya.
"Lo ngelamun yah?"tanya Satrio sambil memberikan sebotol air yang langsung Clara terima. Bahkan Clara tidak menyadari kapan Satrio pergi untuk membelikannya minum. Ia terlalu larut dalam pikirannya.
"Em,,eng–enggak kok"elak Clara mengalihkan tatapannya ke samping.
"Eh,tau ga?"
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
cLARA
Teen Fiction-Clara Ayodya Dia Clara, seseorang yang seringkali berteman dengan LARA. Ia tau, bagaimana rasanya ditinggalkan, apalagi oleh orang yang dicintai. Jika bagimu dijauhi, dicaci, dan disakiti menjadi hal yang menjatuhkan diri, bagaimana rasanya dengan...