Sebaik sahaja Zero dan Ultraseven tiba, kedua anak-beranak itu mengecilkan saiz tubuh badan mereka ketika menyadari bahawa Asuka juga turut bersama dengan mereka.
Setelah itu, Ultra Father atau dipanggil Ken, membuka suara dan bertanya. "Jadi, ada sesiapa daripada kalian tahu punca mengapa tiba-tiba ramai raksasa yang menyerang planet kita?"
Mendengar pertanyaan tersebut, Zero langsung terkejut. Bagaimana tidak? Ultraman muda itu menyangka bahawa Ultra Father tahu puncanya. Tertanya tidak.
"Ma-maaf, jadi kalian juga tidak tahu puncanya?" Zero bertanya untuk memastikan bahawa adakah pertanyaan barusan adalah benar.
Hikari menghela nafas, lalu menatap Zero dan menjawabnya. "Kami juga tidak tahu. Sebab itu kita semua datang ke sini untuk berbincang mengenai hal ini."
Setelah itu, Ultraseven mula bersuara. "Bagiku.... Perkara ini cukup mustahil... Tapi...... Kemungkinan Rayblood kembali berulah..."
Hening seketika. Ya ampun! Mereka hampir melupakan alien itu. Alien yang melakukan hampir semua kekacauan kepada galaxy. Alien yang sama menjadikan Belial makhluk yang hampir tidak terkalahkan.
"Maksudmu bagaimana kakak?" Mebius bertanya kepada salah satu kakaknya itu. Tidak begitu mengerti akan maksud ayat yang dilontarkan.
Dengan pandangan yang sulit untuk diertikan, Ultra Father memandang ke arah Ultraseven. Begitu juga dengan yang lain.
Ultraseven menghela nafas sebentar lalu menjawab pertanyaan Mebius. " Sama seperti Belial, Rayblood mungkin kembali menghasut seseorang untuk melakukan kejahatan. Lalu menggunakan kekuatannya untuk membangkitkan para monster dan menyerang kita."
Semuanya kembali sunyi. Mencerna sepenuhnya apa yang dikatakan Ultraseven. Tidak mustahil Rayblood melakukan hal yang sama. Mengingatkan apa yang berlaku kepada Belial.
Tapi...Kali ini benar-benar parah. Monster yang datang bahkan lebih banyak dua kali lipat dengan yang mereka hadapi ketika penyerangan Belial.
Si dalang pelakunya juga tidak datang untuk membuka topengnya. Entah itu hal yang sepatutnya disyukuri atau tidak. Jika sang pelakunya datang, maka masalah akan tidak dapat diatasi.
"Jadi apa yang kita harus lakukan?! Mustahil kita tidak melakukan apa-apa dan hanya di sini sahaja kan?!"
"Zero! Jaga nada suaramu!"
Ultraseven menegur anaknya yang tiba-tiba meninggikan suara. Manakala Zero yang ditegur menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya.
Dia tidak marah pada sesiapapun yang ada di sana. Dia cuma kesal dengan apa yang berlaku. Entah mengapa Zero merasakan perasan yang benar-benar tidak enak hingga menyebabkannya meninggikan suara.
"Haih..."
Setelah menenangkan diri. Zero mengangkat kepalanya kembali dan menatap mereka yang ada di sana. Ultraman muda itu menghela napas lalu meminta maaf kepada mereka. "Aku minta maaf. Aku tidak berniat untuk meninggikan suara..."
Mereka hanya mengangguk. Wajar juga jika Zero bersikap begitu. Zero mengawatirkan keselamatan semua orang di planet ini.
Mungkin bukan planet cahaya sahaja, melainkan seluruh alam semesta. Kerana mereka juga masih belum mengetahui keadaan alam semesta yang lain.
"Tidak mengapa Zero. Kau benar, kita tidak akan tinggal diam sahaja. Maka dengan itu aku memutuskan untuk menghantar kalian supaya mencari tahu siapa dalang di sebalik kekacauan ini. Aku sudah meminta Asuka untuk menelepati semua ultraman yang pernah bergabung dengan kita untuk membantu. Kita akan tunggu mereka sampai mereka tiba di sini." Ultra Father menjelaskan misi besar kali ini kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Fanfiction"Harapanku telah hancur. Sangat hancur...." pria itu memasang senyuman. Bukan senyuman yang meremehkan atau sinis. Melainkan senyuman sendu yang pahit dan menyakitkan. Bahkan siapa yang melihatnya pasti akan bisa merasakan penderitaan nya. "Kau tahu...