Setelah Ultra Father menjelaskan apa yang berlaku dan menerangkan rencana yang dirancang, mereka pun menjalankan misi yang diarahkan.
Ultra Father dan Ultraseven akan pergi ke perkuburan raksasa, manakala ultra yang lain akan cuba mencari punca dan penyebab segala kekacauan bagi semua yang telah berlaku.
Sebelum mereka bertolak, terjadi sebuah perbincangan lagi di antara mereka. Tapi kali ini tanpa Ultra Father dan Ultraseven. Mereka berdua sudah terlebih dahulu pergi ke perkuburan raksasa.
Semuanya berawal dari Zero yang mendatangi Asuka. Zero menepuk pundak Asuka dan dengan refleks sang empunya menatapnya dengan raut wajah bingung.
"Ada apa Zero?" suara Asuka memang terdengar jelas sehingga menarik perhatian ultra yang lain. Dengan itu, mereka pun menghampiri Asuka dan Zero.
"Kenapa ini?" Daichi bertanya kepada Zero. Penasaran juga apa yang ingin diberitahu oleh ultra muda itu.
Zero mengalihkan pandangannya daripada Asuka dan menatap satu persatu ultra lain.
Zero mengambil kemudian menghelakan napasnya lalu bertanya kepada mereka "Kalian tidak sadar bahawa ada yang hilang antara kita?"
Pertanyaan dari Zero langsung membuat setengah dari mereka di sana kebingungan. Tapi ada juga dari mereka yang memasang raut wajah yang sulit diertikan.
Mendengar pertanyaan Zero, Asuka kembali terlihat resah dan cemas. Bahkan pria itu mengepalkan tangannya untuk menghilangkan semua perasaan yang tidak menyenangkan itu.
"Sebenarnya aku tahu dan aku juga ingin bertanya. Namun, ku pikir tadi bukanlah masa yang tepat." kata Hiroya yang diangguk oleh perjuang ultra Heisei serta Gai, Riku, Hikaru dan Shou.
"Memangnya siapa yang hilang?" Katsumi bertanya mewakili mereka yang masih kebingungan.
"Haruno Musashi" Shou menjawab dengan nada datarnya.
"Haruno Musashi? Tu-tunggu dulu... Adakah yang kalian maksudkan adalah Ultraman Cosmos?" Asahi menjawab sembari memasang wajah terkejutnya yang sememangnya kelihatan. Yang baru menyadarinya turut memasang ekspresi yang sama.
"Aku juga baru sadar jika Ultraman Cosmos tidak menyertai kita. Di mana-"
"Dan apa yang kamu maksudkan dengan planet Juran yang tinggalinya hancur?" Sebelum Daichi dapat meneruskan kata-katanya, Zero sudah terlebih dahulu memotongnya.
Setelah itu semuanya memandang ke arah Asuka. Menunggu penjelasan dari Asuka. Ada yang memasang wajah terkejut dan juga bersimpati.
"Planet yang tinggalinya hancur? Bagaimana semua ini bisa terjadi?" Kaito bertanya sembari memasang raut wajah khawatir. Begitu juga dengan yang lain.
Walaupun ada di kalangan mereka tidak pernah menjejakkan kaki di planet itu, tapi mereka juga tahu tempat seperti apa planet Juran itu. Siapa yang tidak mengetahuinya. Planet yang satu-satunya di mana monster yang jinak dapat hidup aman damai didampingi oleh manusia dan Ultraman Cosmos sendiri.
Mereka hening seketika. Sampai Asuka bersuara.
"Zero benar, planet Juran memang telah hancur." Asuka berkata sambil memasang wajah yang sedih sementara yang lain masih mendengar dengan teliti.
"Beberapa bulan yang lalu, aku hanya ingin melawat mereka. Tapi sampai sahaja di planet itu, apa yang aku lihat hanyalah kekacauan. Pohon-pohon yang tumbang, tanah yang retak bahkan ada juga sesetengah kawasan yang terbakar dan...... berdarah." Sontak semua di sana terkejut tapi masih terdiam untuk membiarkan Asuka kembali berucap.
"Tiada satu pun hidupan yang aku temui walaupun telah memutari semua kawasan di planet itu berkali-kali. Namun... Aku menemukan ini......" Asuka mengambil sesuatu dari dalam poket celananya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
أدب الهواة"Harapanku telah hancur. Sangat hancur...." pria itu memasang senyuman. Bukan senyuman yang meremehkan atau sinis. Melainkan senyuman sendu yang pahit dan menyakitkan. Bahkan siapa yang melihatnya pasti akan bisa merasakan penderitaan nya. "Kau tahu...