4

90 5 2
                                    

Ayano.... Sora.....

Tidak.....

Cosmos.......

Ha-haah....

Sesiapa.. pun...

Hiks...

TOLONG!!!!













Tidak lama selepas itu, mereka pun tiba di destinasi mereka.

(*Mereka masih dalam bentuk human host atau human form mereka. Untuk Hikari bayangkan saja wajahnya seperti Serizawa manakala untuk Zero, bayangkan sahaja wajahnya seperti Run.)

"Tempat apa ini?" Hikaru bertanya kepada yang lain sambil menatap ke hadapan.

"Aku tidak tahu.... Tapi kelihatannya planet ini sedikit mempunyai persamaan dengan Planet Bumi bahkan... Mungkin jauh lebih indah." Daichi menjawab pertanyaan Hikaru tanpa mengalihkan tatapannya daripada pemandangan di depannya.

"Cantik." kagum Asahi yang mendapat anggukan kecil daripada yang lain.

Mungkin planet itu benar-benar indah. Semua dari mereka tidak berkedip sekali pun kerana terlalu sibuk mengagumi keindahan planet itu.

Planet itu mirip seperti pantai yang ada di bumi. Cuma yang berbeda adalah pasir serta lautnya yang seakan-akan bercahaya. Pokok-pokok yang ada di sana pun seakan-akan bukan dari bumi. Langit biru yang sedikit kehijauan, sememangnya kelihatan indah.

Hikari yang sadar terlebih dahulu dari kekagumannya langsung menganalisis planet tersebut.

"Nama planet ini ialah Planet Gyashi. Sedikit yang jarang mengetahui tentang planet ini kerana planet ini sememangnya agak 'tertutup'." langsung yang lain turut tersadar setelah mendengar penjelasan daripada Hikari.

"Aku juga tidak pernah mendengarnya." - Daigo

"Huh? Begitu rupanya." - Gai

"Planet Gyashi...." Gamu bergumam sendiri. "Aku pernah mendengarnya.... Tapi dimana ya....."

"Siapa kalian?!" -???

Mereka menoleh ke arah belakang di mana sumber suara itu berasal.

Kemudian terlihatlah seorang wanita berbaju hitam dengan surai panjang berwarna coklat gelap menuju ke arah mereka.

"Untuk apa kalian kesini? Setahuku bukan sembarangan orang yang dapat kesini." Wanita itu memandang satu-persatu mereka semua. Namun akhirnya, tatapannya terhenti pada seseorang. Lebih tepatnya pada kalung yang dipakai oleh Asuka.

Tatapannya tersirat kesedihan dan kejutan yang hampir tidak terlihat. Dia secara diam-diam mengepalkan tangannya.

"Sebenarnya kami datang kesini adalah untuk- wUOH!" belum sempat Kaito menghabiskan kalimatnya, wanita itu terus menyerang mereka dengan dua pedang yang entah kapan ada di kedua tangannya.

"Jaga-jaga!" - Katsumi, Isami

"Berhenti!" - Riku

"Oi?! Kenapa ini?!" Zero mengelak dari serangan wanita itu sambil bertanya kepadanya.

"Tutup mulutmu. Tiada kaitan denganmu." - wanita misterius

"Lah kok-?!" - Zero

Wanita itu terus menyerang dan mereka hanya mampu mengelak kerana tiada senjata yang dapat digunakan mereka.

"Tunggu! Ini tidak adil! Kami tidak membawa senjata bersama dengan kami!" Mirai yang telah lama berdiam pun dengan berani bersuara.

"Kita lawan tanpa senjata. Jika kamu mahu, kita satu lawan satu." bersetuju dengan Mirai, Fujimiya kembali mencabar wanita itu.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang