Chapter 2

1.8K 164 5
                                    

Kira's POV

Hari ini adalah hari Minggu. Itu artinya Hannah dan Clayton akan datang ke rumahku. Rencananya, kami akan membuat baju-baju boneka yang akan kami pakaikan pada boneka-boneka milik Hannah. Aku sudah menyiapkan kain-kain yang kuperlukan, renda, dan benda-benda lain. Aku juga sudah memikirkan desain baju yang akan kubuat. Tapi aku harus membersihkan kamarku terlebih dahulu agar nanti tidak semakin kotor karena kami akan melaksanakan kegiatan hari ini di kamarku. Untunglah aku meminta mereka untuk datang jam 9 pagi karena untuk membersihkan kamarku pastinya butuh waktu lebih dari 2 jam.

Aku mendengar suara bel rumahku berbunyi, lalu suara pintu yang terbuka. Selanjutnya, terdengar suara Ibu yang memanggilku.

"Kira, Hannah dan Clayton sudah datang!"

"Ya, tunggu sebentar, aku segera turun!" sahutku. Aku buru-buru meletakkan alat penyedot debu yang sedang kugunakan di dalam lemari, lalu segera keluar kamar dan menuruni tangga. Di ruang keluarga, kulihat Ibu sedang berbincang dengan Hannah dan Clayton. Kedua temanku itu menggendong tas ransel di punggung mereka. Kutebak, tas itu pasti berisi berbagai macam kain, gunting, jarum, benang, dan peralatan lainnya.

"Hei, kalian!" sapaku. Ibu, Hannah, dan Clayton menoleh ke arahku yang berdiri di tangga. "Ayo, kita langsung ke kamarku."

"Apa kalian mau camilan? Minuman mungkin?" tawar Ibu.

"Tidak usah, Bu. Terima kasih," tolak Hannah dengan halus. Setelah itu, Hannah dan Clayton mengikutiku menaiki tangga menuju kamarku.

"Oh, tumben sekali kamarmu sebersih ini," ucap Hannah ketika kami sudah berada di dalam kamarku. Aku menutup pintu kamar dan berjalan ke arah lemari.

"Ya, karena aku baru saja bersih-bersih," sahutku sambil mengambil kain-kain dan renda dari dalam lemari. Hannah dan Clayton meletakkan tas mereka di atas tempat tidur dan mulai mengeluarkan perlengkapan mereka masing-masing. Kami duduk melingkar di lantai.

"Jadi, seperti apa desain baju kalian?" tanyaku penasaran.

"Rahasia," jawab Clayton menyebalkan. Kami mulai membuat baju boneka. Aku memilih-milih warna kain yang akan kugunakan, renda, dan aksesori yang cocok. Aku mulai menggunting dan mengira-ngira ukuran yang cocok untuk sebuah boneka. Karena aku sudah sering membuatkan baju untuk boneka Hannah, rasanya mudah saja untuk menentukan ukurannya. Kami menggunakan mesin jahit yang ada di sudut ruangan. Tidak ada yang berbicara selagi kami menyelesaikan baju kami masing-masing.

Di tengah-tengah kesibukan kami, pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Kami menghentikan aktifitas kami dan melihat ke arah pintu. Ibu muncul dengan sebuah nampan di tangannya. Di atas nampan itu, ada tiga gelas minuman dan berbagai macam biskuit serta camilan lainnya. Oh, kebetulan. Aku merasa kehausan. Sepertinya Hannah dan Clayton juga begitu, dilihat dari raut wajah mereka melihat minuman yang dibawakan Ibu. Ibu tersenyum pada kami dan meletakkan nampannya di atas meja belajarku yang kini kembali dipenuhi berbagai macam kain.

"Kalian membuat baju lagi? Warna kainnya bagus sekali. Baju seperti apa yang kalian buat sekarang?" tanya Ibu.

"Kami memutuskan untuk membuat baju bergaya abad 19-an, seperti pada era Victoria di Inggris," jawab Hannah.

"Bagus, dong? Tapi itu sulit, kan? Kalian sudah membuat itu selama satu jam lebih," ucap Ibu lagi. Eh, sudah satu jam, ya? Aku tidak menyadarinya.

"Ya, memang sedikit sulit. Tapi kami ingin mecoba membuatnya," jawab Clayton. Dia terlihat antusias.

Ibu mengangguk-angguk mengerti. "Kalau begitu, silakan dilanjutkan. Maaf mengganggu," ucap Ibu.

"Tidak apa-apa, Bu. Terima kasih minumannya!" ucap Clayton sambil mengangkat gelas di tangannya. Isi gelas itu tinggal seperempatnya. Ibu tersenyum, lalu pergi keluar kamar. Kami kembali berkutat pada kegiatan kami setelah beristirahat sebentar.

Cursed DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang