Tania terbangun ia pun segera bersiap untuk beraktifitas seperti biasanya,usai sarapan dan pamit pada orang tuanya ia kemudian segera berangkat ke butik miliknya.
Tania tersenyum pada setiap pegawai yang menyapanya, ia kemudian masuk ke ruangannya.
"Pagi mba Tania" sapa asistennya.
"Hari ini saya ada janji dengan siapa San?" tanya Tania pada asistennya yang bernama Santi.Santi kemudian membacakan jadwal bosnya tersebut dan sambil membuka laptopnya Tania pun mendengarkannya.
"Baik kalau begitu" angguk Tania.
Setelah bertemu dengan beberapa pelanggannya dan pekerjaannya telah selesai Tania pun pamit pulang lebih awal, ia menuju cafe favoritnya untuk bersantai. Di cafe itu seperti biasa Tania memesan kopi favoritnya dengan satu cemilan, ia duduk seorang diri sambil membuka handphonenya untuk berselancar di dunia maya.
Tatapan Tania jatuh ke satu pojok cafe itu ia menatap ke arah seorang pria, pria yang sama ketika tempo hari dilihatnya. Tatapan keduanya kembali beradu, pria itu tersenyum dan mengangguk sopan pada Tania. Tania pun balas mengangguk kemudian segera mengalihkan pandangannya dan kembali mengutak atik hpnya.
"Sendirian nona" ucap pria tersebut menghampiri Tania.
"Oh iya" angguk Tania.
"Saya juga sendiri, boleh duduk di sini" ucap pria tersebut.
"Oh ya silahkan saya juga mau pergi" ucap Tania yang merasa mulai tak nyaman.
"Oh begitu, saya pikir kita bisa berkenalan dan duduk bersama untuk ngobrol" ucap pria yang bernama Rendra Alfahri tersebut.
"Oh mungkin lain kali" sahut Tania sopan.
"Saya Rendra, Rendra Alfahri" ucap Rendra seraya mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.
"Maaf saya tidak bisa berkenalan dengan sembarang orang, permisi" ucap Tania yang kemudian berlalu pergi dari cafe itu.Rendra menatap punggung perempuan yang tidak ia kenal namanya tersebut, perempuan cantik yang sejak kemarin telah menarik perhatiannya.
"Hhh... gadis mahal" gumam Rendra, ia masih menatap Tania yang telah memasuki mobilnya.
Rendra tersenyum ia begitu penasaran pada sosok perempuan yang sejak kemarin telah beradu pandangan dengannya itu, perempuan yang telah menarik perhatiannya.
"Mba... perempuan itu sering kemari?" tanya Rendra pada salah satu pegawai cafe yang sempat melintas di sampingnya.
"Oh iya benar, kadang sendiri atau sama temannya" sahut si pegawai cafe.
"Mba tau namanya siapa? kerja di mana dia?" tanya Rendra.
"Yang saya tau namanya Nona Tania, kalau pekerjaannya maaf saya kurang tau pak, permisi" ucap si pelayan yang kemudian berlalu.Rendra tersenyum seraya bergumam kecil.
"Tania... jadi itu namanya, cantik secantik orangnya" gumam Rendra.
---
Tania memacu mobilnya menuju pulang tiba di rumah ia melihat ada tamu bertandang.
"Tania kemari nak" panggil sang papa.
Tania menuju ruang keluarga dan tersenyum pada tamu-tamunya.
"Ada apa pah?" tanya Tania.
"Duduklah sebentar, kenalkan ini David dan orang tuanya, mereka ingin mengenalmu" ucap sang papa.
"Oh hallo om, tante, mas David, senang bertemu kalian, tapi maaf saya harus ke kamar, permisi" ucap Tania, ia sudah bisa menangkap maksud kedatangan tiga orang tersebut, ia tidak menyukai itu dan paling anti tentang perjodohan.Hesti dan Seno menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang putri.
"Maaf ya pak bu, Tania memang seperti itu anaknya, harus pelan-pelan untuk mendekatinya" ucap Hesti mamanya Tania.
"Ya kami mengerti jeng, dan saya yakin David bisa meluluhkan hati putri jeng Hesti" ucap mamanya David seraya tersenyum.Hesti memasuki kamar putrinya begitu David dan keluarganya telah pulang, ia menghampiri putrinya yang kini tengah duduk santai di balkon.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini Tania? move on nak, kamu gak bisa terus menerus seperti ini. Ingat Tania Adit sudah tiada, lupakan dia, bangkit dan jalani kehidupanmu seperti biasa" ucap Hesti pada putrinya.
"Gak semudah itu mah, apa mama pikir aku akan melupakan Adit mah? enggak mah, karena sampai detik ini pun aku masih mencintainya, raganya memang telah mati mah tapi jiwanya masih tetap hidup di hatiku" ucap Tania.
"Astaga nak, sadar Tania" ucap Hesti.
"Kalau mama minta aku untuk move on, aku akan berusaha mah, tapi tolong bersabarlah, aku perlu waktu untuk itu mah, jangan paksa aku. Apalagi seperti tadi, aku gak suka dijodoh-jodohkan seperti itu" ucap Tania kesal.Hesti menatap putrinya ia menghembuskan nafasnya lelah.
"Baiklah mama mengerti sayang, tapi apa salahnya kamu berkenalan dengan David, dia pria yang baik dan barangkali kalian cocok" ucap Hesti lagi.
"Mah tolong jangan memaksa" ucap Tania.
"Baik maafkan mama sayang" ucap Hesti ia mengecup kening putrinya kemudian berlalu pergi dari kamar putrinya.---
Sementara itu Rendra duduk termenung di apartemennya, ia menghisap rokoknya dalam lalu menghembuskan asapnya ke udara.
"Tania... aku janji pertemuan selanjutnya kita akan saling mengenal. Tania... aku jatuh cinta pada pandangan pertama kita, matamu yang indah, pipi bulatmu, hidung mancungmu, serta senyum manismu selalu membayangi benakku. Tania... aku akan mencari tau tentangmu" gumam Rendra.
♥♥♥
4
7/7/2020
