empat

13 15 9
                                    









-𝗵𝗲𝗹𝗹𝗼 𝘆𝗼𝘂!-

Kring! Kring!

Bel berbunyi, seluruh siswa langsung saja berhamburan menuju kelasnya. Berbeda dengan kelas 10 IPA 1, yang masih nongkrong nongkrong santai di kantin sekolah.

Kelas unggulan, tapi muridnya gak unggulan semua.

Kalo yang ngajak mabal ke kantin sih, sudah dipastikan oleh oknum bernama Lee Haechan sama Na Jaemin. Katanya sih, gurunya pada gak masuk, jadi bolos deh ke kantin.

Untunk dibolehin sama pak Chanyeol, wali kelas mereka.

"Ah gak asik nih, mabal nya cuman di kantin doang. Ke rooftoop kuy! Bosen ajig gue di kantin, makan mulu!" Kata Haechan.

"Woy lu kalo mau bodoh gak usah ngajak ngajak kita ye tolol! Nanti gimana masa depan negara kita? Masa generasi emas ini, gak bisa mengharumkan nama bangsa dan negara!" Kata Felix dengan suaranya yang mirip om om pedo njir.

"Hilih banyak bacod sia! Percuma, negara dikasih pewangi aja gak bakal harum harum!" Timpal Jaemin ke Felix.

"Gak gitu konsepnya bambang!" Sahut Felix sambil natap jengah Jaemin.

"Daripada makan, mendingan mabar pabji, leh ugha!" Kata Han Jisung yang ajaran sesatnya udah mulai keluar.

"Gak! Gak jaman, mendingan main cooking mama anjir!" Kata Hyunjin nolak.

"Berisik tolol! Bentar lagi push rank nih ah! Jan mengganggu konsentrasi!" Teriak Jeno yang lagi asyik main pubg di ponselnya.

"Ikutan dong!" Celetuk Eric tiba tiba.

"Hmm, guys gue sama renjun mau ke kelas aja ya. Bosen disini, takutnya nanti dihukum sama pak suho..." kata Seungmin sambil bangkit dari duduknya.

"Kalian tuh udah tolol nambah tolol. Gimana sih?!" Kata Renjun dengan kata kata dinginnya.

"Weh sans bro, kalo gitu gue ikut ke kelas aja dah!" Felix langsung bangkit dari duduknya.

"Hmmm..." sahut Renjun.

"Gue juga dah..." timpal Hwall sambil bangkit dari duduknya.

Akhirnya mereka berempat pun pergi ke kelas. Dan sesampainya di kelas, disana terlihat para ciwi ciwi lagi pada ghibah sesuatu. Gak tau ya ghibah apaan.

Karin gak suka sama yang namanya ghibah. Jadi dia, memutuskan untuk mendengarkan lagu melalui airpods nya sendiri.

Renjun yang ngelihat itu cuman bisa senyum, senyum tipis. Bahkan, saking tipisnya, orang orang gak tau kalo dia lagi senyum.

"Karin!"

Bukan, bukan Renjun yang memanggil. Melainkan, Hendery kakaknya yang memanggil Karin.

Karin yang merasa terpanggil sama seseorang langsung saja membuka airpods yang menempel di telinganya. Seketika, senyumnya mengembang ketika melihat Hendery berdiri di ambang pintu kelasnya.

"Eh, kak dery, tunggu bentar ya..." Karin langsung saja menyimpan airpodsnya dan pergi menyusul Hendery.

"Iya kak ada apa?" Tanya Karin.

"Nanti pulang, bisa anterin kakak ke mall gak? Kakak mau ngasih kado ulang tahun buat mantan..." pinta Hendery.

"Mantan? Kok ngajaknya ke Karin sih kak? Kan Karin bukan siapa siapa kakak..."

"Hmmm, soalnya kan mantan kakak cewek—"

"Yaiyalah kak, mantan kakak cewek. Masa mantan kakak cowok, belok dong, hahahaha!" Karin langsung tertawa puas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang