Bab 1

64 11 13
                                    

Pukul 05.00 suara alarm yang telah diatur berbunyi begitu nyaringnya hingga orang yang mendengarnya ingin membanting jam beker itu, lain halnya dengan Deandra Alissya yang masih pulas dalam tidurnya. Hingga dua puluh menit berlalu barulah gadis mungil ini terbangun sambil mengucek mata, kemudian mematikan jam yang terus saja berbunyi. Setelahnya Alissya beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai dengan kegiatan di kamar mandi, dia bergegas turun ke ruang makan yang dimana sudah tersedia lauk pauk dan sayuran.

"Pagi bunda," sapanya ketika menuruni anak tangga terakhir.

Bunda Alissya pun membalas dengan senyum dibibir serta usapan lembut di kepala sang buah hati.

Kemudian Alissya duduk dan menyantap makanannya dengan tenang.

Selesai makan, Alissya pun pamit untuk berangkat sekolah.

🌿🌿🌿

Di sekolah Alissya berjalan sendirian sambil melihat-lihat bangunan sekolah, senyumannya merekah melihat area sekolah yang begitu ia impikan sejak lama.

Persis seperti yang Alissya idamkan, dengan lapangan olahraga yang indoor dan outdoor, taman yang begitu sejuk, dan tidak ketinggalan kantin yang begitu luas.

Saat ini Alissya sudah berada di koridor sekolah, dimana ia sedang mencari kelas yang akan ditempati.

Alissya cekikikan, "Wah sekolahnya bagus banget," ucapnya dalam hati.

Ketika melihat sana-sini Alissya tidak sengaja menabrak seseorang dan memecahkan cermin yang dibawa orang itu.

Wajah Alissya menegang takut, bayangan orang itu marah pun muncul dipikirannya sehingga beberapa kali dia membuat ekspresi takut.

Di dunia nyata ternyata tidak seperti ekspektasinya. "Huwaaaa, cermin gue pecah astaga," ujar orang yang ditabrak Alissya.

"Huhuu😭, hiks hiks ntar gimana gue mau ngaca."

Haduh! Alissya menepuk jidatnya, bagaimana bisa badan segede badak menangis hanya karena sebuah cermin.

"Aduh, maaf ya gara-gara aku cermin kamu pecah, nanti ku ganti kok tenang aja." Alissya mencoba menenangkan.

Bukannya berhenti malah nambah nangis.

Ravelio Pratama, itu nama yang terukir di name tag-nya. "Lio jangan nangis, ntar aku ganti kok, janji!"

Seketika wajah cowok yang bernama Ravelio itu cerah, "Janji ya!"

"Iya."

"Yang sama persis!"

Kalau yang persis sama sebenarnya Alissya agak keberatan, kalau-kalau nanti tidak ada orang yang menjualnya lagi.

Beberapa detik menunggu jawaban Alissya, wajah Ravelio berubah sedih. Tidak ingin membuat cowok maco yang cengeng ini menangis lagi membuat Alissya mengiyakan permintaannya.

🌿🌿🌿

Setelah kejadian itu selesai, namun ternyata Alissya tidak bisa selesai begitu saja dengan Ravelio.

Si coceng alias cowok cengeng terus mengikuti Alissya sambil sesekali mengusap surai Alissya, dengan perlakuannya itu pipi Alissya merona malu apalagi sekarang orang-orang menatapnya.

"Ekhem." Alissya mencoba mengembalikan keadaan. "Lio kamu ngapain dari tadi ngikutin aku?"

Sebelah alis Ravelio terangkat. "Loh bukannya kita satu kelas?"

"Ka-kamu tau darimana?"

Dengan sedikit kekehan Ravelio memandang Alissya yang tercengang.

"Apa yang gak gue tau?" bukannya menjawab, dia malah balik nanya.

Dunia Alissya | Complete ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang