Bab 4

33 8 9
                                    

Pukul 06.00 Alissya telah sampai di sekolah. Alissya memarkirkan sepeda pinky nya di antara barisan yang masih kosong, dengan tas gendong yang tersampir di bahu dia berjalan menunduk, seraya berpikir bagaimana harus menghadapi Ririani nanti.

Ekspresi Alissya berubah-ubah terkadang memanyunkan bibir; membuat mimik sedih, kesal, dan marah; dan lainnya lagi. Alissya tidak langsung masuk ke kelas, melainkan kini ia menuju perpustakaan, dia mempelajari tentang sastra indonesia untuk kuis hari ini. Larut dengan materi yang dipelajari, Alissya membuka lembaran lama.

*Flashback*

"Kenalin aku Deandra Ririani, kamu?" ujar seorang anak kecil dengan rambut panjangnya yang tergerai indah.

Dia mendekati gadis kecil yang duduk di pojok kelas seorang diri. Dan memgulurkan tangannya.

Anak kecil berambut pendek hanya diam memandang tangan kecil di depannya.

"Hem." Ririani menyodorkan tangannya lebih dekat.

Kali ini gadis rambut pendek berwajah imut itu menerima jabatan tangan. "Aku Deandra Alissya," ujarnya dengan suara yang begitu pelan.

"Wah nama kita sama, aku panggil kamu Dea dan kamu juga panggil aku Dea ya?" Ririani tersenyum kesenangan serta bersorak gembira.

Sedangkan Alissya hanya tersenyum simpul sambil menganggukkan kepala.

Kisah mereka yang penuh drama anak SD berlanjut ke jenjang SMP. Alissya dan Ririani bertemu lagi di sekolah dan kelas yang sama.

Saat SMP Ririani menjadi seorang ketua kelas serta ikut OSIS dengan jabatan wakil ketua. Persahabatan antara Alissya dan Ririani saat itu banyak diperbincangkan.

"Coba lihat gak pantes banget Alissya itu berteman sama Ririani," kata salah satu siswi di sana.

Temannya yang lain ikut mengiyakan, ada juga yang menimpali. "Iya emangnya dia secantik Riri gitu? Gak pantes banget."

Alissya yang ketika itu melintas dihadapan mereka. Alissya hanya membisu dan menunduk, dalam hatinya Alissya mencoba mengabaikan ucapan mereka.

Namun, tidak sampai hanya di situ rumor tentang Alissya terus berlanjut saat kelas 3 SMP.

Alissya dikatakan telah meracuni pikiran sahabatnya agar berteman dengan dia, dan terus membela Alissya di depan orang-orang. Kadang sindiran siswa/i ini membuat Alissya patah semangat, tapi selalu gagal, Ririani selalu memberikan motivasi pada Alissya.

Sampai akhirnya Alissya tidak tahan dengan cemoohan yang berkepanjangan. Dia mulai menjauh dari Ririani, agar teman-temannya yang lain tidak terus-menerus menebar kebohongan.

Setiap malam Alissya memandang poto-poto dirinya bersama Ririani, sedih sebenarnya saat Alissya menjahui Ririani.

Di kelulusan kelas pun Alissya masih tidak menanggapi Ririani yang terus mencoba berbicara dengannya. Hingga akhirnya Alissya memilih SMA yang jauh dari tempat tinggal mereka. Ya dulunya Alissya dan Ririani adalah tetangga, tapi sekarang sudah tidak lagi semenjak kelulusan itu.

*Flashback off*

"Sya," panggil Lio. Ternyata Alissya tertidur menelungkup di kedua tangannya. Sekitar 30 menitan dia terlelap.

Alissya terbangun dari tidurnya, ia menyipitkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. "Lio, kamu ngapain di sini?" tanyanya dengan suara serak.

Lio duduk dihadapan Alissya dan menopangkan dagu di tangan kirinya. "Lo kenapa bisa tidur di sini?"

Sudah biasa Alissya tuh kalau nanya gak dijawab sama Lio. "Tadinya baca materi buat kuis, tapi ketiduran deh."

Dunia Alissya | Complete ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang