4

1.7K 163 21
                                    

Dania bergerak lincah di antara kerumunan orang-orang. Menarik beberapa daging yang telah di kemas, lalu melemparkannya ke kereta belanja. Sementara Richard yang mendorong kereta, tampak sedikit kewalahan menyibak kerumunan yang kebanyakan terdiri dari para wanita itu.

“Cepat, Rich. Atau kita tak akan dapat bagian,” seru Dania sambil melemparkan beberapa paket fillet ayam.

“HEI! Oh, shit!” maki Richard saat sepaket fillet ayam itu membentur dadanya.

Dania menghela nafas, sambil kembali melempar empat bongkah kubis dan tiga plastik penuh wortel.
Dan pada akhirnya mereka meninggalkan supermarket itu, tepat saat suasana semakin menggila, di mana para wanita saling berteriak marah karena tak kebagian daging atau sayur, juga saling berteriak karena terlalu lama mengantre di kasir.

That’s crazy,” gumam Richard sementara Dania hanya terkekeh geli.

“Itu biasa. Kau hanya belum melihat, bagaimana para ibu saling menjambak rambut hanya karena memperebutkan sebungkus sosis,” sahut Dania di tengah kekehannya.

Richard melebarkan mata dengan alis terangkat tinggi.

“Jangan dibayangkan, kau takkan sanggup,” ujar Dania kali ini sambil terbahak.

------------------

“Memangnya harus belanja sebanyak ini?” tanya Richard sambil mengeluarkan barang-barang yang di beli Dania tadi.

“Kita tidak tahu kapan badai akan datang dan berhenti. Lagipula, jembatannya roboh. Suplai barang-barang akan tersendat. Jadi, ini untuk jaga-jaga,” sahut Dania sambil meletakkan berkotak-kotak teh dan bubuk coklat siap seduh, di susul kopi, gula, dan krim.

“Dan untuk apa ini?” tanya Richard sambil mengangkat dua botol wine.

“Menghangatkan tubuh, juga memasak,” sahut Dania.

“Ada aku, jika kau kedinginan,” ujar Richard dengan seringai jahil.

“Jangan katakan hal-hal seperti itu padaku, Mr. Pervert. Ucapkan saja itu pada kekasihmu,” rutuk Dania.

“Aku hanya menawarkan,” ujar Richard mengangkat bahunya.

“Terima kasih atas tawaran anda. Tapi maaf, aku tidak berminat,” sinis Dania sambil mulai mengeluarkan sayur-sayuran dan daging.

“Di mana harus kuletakkan ini?” tanya Richard mengangkat botol wine itu dengan kedua tangannya.

Dania menunjuk sebuah buffet di sudut ruangan.

--------------

Nyaris beberapa jam mereka menata barang-barang juga membereskan rumah, termasuk mengecek pemanas dan persediaan kayu bakar yang sepertinya sudah bertambah jumlahnya.

Dania bersyukur Richard mau membantunya. Biasanya ia bisa menghabiskan waktu seharian untuk melakukan hal itu.

“Wah…kau membuat masakan istimewa,” ujar Richard saat melihat masakkan yang di hidangkan Dania.

“Duduklah,” ujar Dania.

“Kenapa ada tiga piring kosong? Kita kan hanya berdua,” bingung Richard.
Dania nyaris membuka mulut saat bel pintu berbunyi.

Mengkode Richard untuk menunggu, wanita itu bergegas menuju pintu depan. Tak lama wanita itu kembali ke ruang makan.

“Letakkan di sana, Pete. Seharusnya kau tak perlu repot membawa wine kemari,” ujar Dania membuat Richard menoleh seketika.

“Oh, ayolah. Aku bahkan sudah berusaha keras mendapatkan ini, Dania. Kau tahu kan, bagaimana para wanita itu saat berebut?” sahut Peter membuat Dania tergelak ringan.

Trapped With Husband (Complete/End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang