"Duh! Nyasar lagi. Kemana juga habis ini?"
Nampak sosok cewek berambut hitam berkuncir dua dengan tas berwarna pink mencolok tersampir di kedua bahunya, tengah mengomel tak karuan di depan lapangan.
"Padahal tadi kata Pak Dadang udah bener nih kesini arah kelasnya. Eh, malah tambah nyasar. Oh iya, satpam emang pernah keliling sekolah yak?"
Cewek itu bertanya-tanya. "Ah, bodo ah! Terus gimane ini bambang. Hari pertama sekolah malah nyasar duluan!" keluh cewek itu sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Eh, lo anak baru ya disini?" Sosok cewek berambut pirang menghampiri cewek berkuncir dua itu.
"Iya. Kamu murid sini? Namaku Ara. Anak pindahan dari Malang. Lagi nyasar nih. Nyari kelas daritadi gak ketemu-ketemu. Huh," cerocos Ara.
Cewek berambut pirang itu hanya tertawa sebentar. "Kenalin," cewek itu mengulurkan tangan, "Nama gue, Atta. Salam kenal ya, Ara."
Ara menyambut uluran tangan Atta sembari tersenyum.
"Yuk, gue tunjukin jalannya. Oh iya, lo kelas berapa?" tanya Atta. Mereka berjalan bersisian.
Ara kemudian membuka lipatan kertas yang di genggamnya sedari tadi. Kertas itu ialah kertas yang berisikan tulisan nama kelasnya yang diberikan oleh Mamanya ditambah tulisan tangan Pak Dadang beserta gambaran denah sekolah barunya; Estrella High School.
"10 IPA 1. Kalo kamu?"
"Wah, kebetulan banget, kita searah nih. Gue IPA 4. Lo pasti anak pinter ya? Soalnya anak IPA 1 tuh, jenius-jenius semua, huhu." Atta menjelaskan panjang lebar.
Ara tertawa terbahak-bahak. "Nggak ih, sa ae."
Kemudian Atta berhenti di depan kelas yang pintunya dalam keadaan tertutup rapat. Di atas pintu itu, menempel sebuah pelang bertuliskan, '10 - IPA 1' berwarna putih.
"Nih, kelas lo. Udah ya, gue duluan dulu. Spidolnya dah ditunggu ni, hehe." Atta mengangkat spidol hitam yang di genggamnya kemudian berlari. Ara hanya melambaikan tangan berkali-kali.
Berulang kali Ara mengembuskan napas. Menghirup udara melalui hidung, mengeluarkan kembali udara melewati mulut. Detak jantungnya berdebar tak karuan. Ara pun menunduk, melafalkan doa mau tidur. Loh, eh, kan mau masuk kelas. Ngapain baca doa mau tidur sih aku? gumamnya. Ia kemudian membaca doa sebisanya lalu mengetuk pintu itu perlahan.
Tok tok tok
"Masuk!" Terdengar interupsi dari dalam kelas.
Ia membuka knop pintu perlahan dan menjejakkan langkah kakinya ke dalam. Ia berbalik sebentar untuk menutup pintu. Decakan kagum dari para kaum Adam terdengar nyaring di telinga Ara. Beberapa dari mereka bahkan mengagumi kecantikannya.
"Woah! Mantan gue, bjir!"
"Lah, tu istri gua napa masuk kesini dah?"
"Gue kok kayak kenal ya? Dia si anak selebgram itu bukan, sih?"
"Astaghfirullah akhirnya jodohku di depan mata!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ara
Romance[Estrella Project] Apa hal pertama kali yang ada di pikiran kamu ketika mendengar kata, "Selebgram?" Kaya. Mungkin, karena sering nerima endorse. Sombong. Bisa jadi, karena jarang mau bales DM atau komen an di Instagramnya. Pacarnya ganteng. Kalo in...