Prolog

48 3 6
                                    

🌼Happy Reading🌼

***

"Abaaanggg!" teriak seorang anak perempuan berambut sebahu acak-acakan, dengan baju piyama hello kitty yang melekat di tubuhnya.

"Apasi, Erin. Gak usah teriak-teriak bisa kan?" Seorang anak laki-laki yang lebih tinggi dari anak perempuan itu, berjalan menaiki tangga untuk menghampiri adiknya yang berada di lantai dua.

"Abang, beliin pembalut dong, punyaku habiis," rengeknya, pada sang kakak yang kini sudah berada di kamarnya.

"What the f*ck?!" Jaemin mengumpat kasar.

"Plisss, yah, yah? Nanti aku kasih id-line Irene deh." Erin berusaha merayu sang kakak dengan mengiming-imingi id-line temannya yang ia ketahui sedang disukai kakaknya.

"Gak, gue bisa dapetin sendiri!" ucapnya, kini sudah ingin berbalik meninggalkan Erin yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Abang, ih! Awas aja aku aduin Bunda nanti kalau ternyata Abang suka ngerokok sama temen-temen abang yang sableng itu," ancamnya berusaha menahan sang kakak yang sudah ingin keluar dari kamarnya.

Jaemin sontak menghentikan langkahnya saat mendengar ancaman sang adik.

Erin tersenyum puas melihat kakaknya yang berhenti di ambang pintu. Yes, ancamnya berhasil.

"Jaerin, bisa gak sih lo gak usah bawa-bawa Bunda?" Jaemin mengusap wajahnya frustasi, was-was juga kalau nanti adiknya ini serius mengadukan ancamannya. Pasalnya, Erin memang tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Biarin, kan biar Abang mau," ucap anak perempuan itu dengan polosnya.

"Lo kan bisa beli sendiri, apa susahnya?"

"Gak bisa, kan aku belum mandi. Nanti malu dong kalau keluar masih pake piyama gini," jawabnya menjelaskan.

"Yaudahsih suruh Bibi aja, gak usah gue." Jaemin terus mencari alasan, guna mempertahankan harga dirinya agar tidak jatuh bila sampai dia membeli barang memalukan itu.

"Gak mau, Bibi udah tua kasian. Kan gak sopan kalau nyuruh orang tua," tolaknya.

"Gue juga lebih tua dari lo yah, berarti lo gak sopan sama gue," ucapnya tak mau kalah.

"Kita kan bedanya gak jauh, tugas Abang juga ngejaga sama nyenengin adiknya," ucapnya mengingatkan sang kakak.

"Aish! Pokoknya gue gak mau!"

"K—kok Abang jahat?" Erin sudah gemetar, menahan tangis.

Jaemin lemah bila sudah dihadapkan dengan Erin yang menampilkan wajah ingin menangis seperti itu.

"Yaudah iya maaf, nanti Abang beliin," finalnya sembari mendekap tubuh mungil sang adik, mengusap punggungnya pelan berusaha menenangkannya yang kini sudah mulai terisak.

Jaerin mengangguk pelan, tanpa diketahui sang kakak dia sedang tersenyum penuh kemenangan sekarang.

*****

"Sejatinya, sesulit apapun permintaannya pasti akan kita lakukan untuk orang yang kita sayang."

_Na Jaemin_

Note : Cerita fanfiction pertama aku🤗 jangan lupa voment💙

Pict sebagai pemanis

Pict sebagai pemanis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Plain GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang