04. Tidak terduga

29 2 0
                                    

🌹🌹🌹Happy Reading🌹🌹🌹

***

"Erin?!"

"Loh, Kak Jeno? Ngapain kesini?" tanya Erin dengan polosnya.

"L—lo, lagi ngapain?!" Jeno balik bertanya, masih tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang.

"Erin lagi mandiin ikan cupang! Lihat kak bagus-bagus kan? Ini Ikan cupang Erin!" balas anak itu dengan riangnya, menunjuk ikan-ikan cupang yang sedang asik berenang di bathub yang sudah diisi penuh dengan air.

Astaga! Jeno menepuk jidatnya pelan, rasanya ingin tenggelam saja dia sekarang.

Setelah tadi dibuat khawatir setengah mati, sekarang Jeno dibuat syok berat dengan tingkah Erin yang ada-ada saja. Membuatnya semakin gemas, jadi pengen cepet dinikahin.

Eh!

"Erin, kamu kenapa gak nyahut panggilan kakak? Kamu gak denger? Kakak juga tadi ketuk-ketuk pintu kamar mandi ini," tanya Jeno berusaha sabar berbicara dengan Erin yang kelewat polos.

Erin yang sedang berjongkok di samping bathub yang dipenuhi ikan cupang itu, menatap Jeno dengan tatapan polosnya lalu mengerjapkan matanya dua kali, "Erin gak denger," jawab anak itu, jujur.

Astagfirullahaladzim. Siapapun tahan Jeno untuk tidak menerkam anak itu sekarang juga.

"Oh, gitu yah," balas Jeno tersenyum kecil sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Erin mengangguk-nganggukkan kepalanya, membenarkan. Lalu, kembali asik memandikan ikan-ikan cupangnya.

Jeno menatap Erin prihatin. Inilah, bunda pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang baru lahir, agar besarnya tidak seperti ini.

Ternyata nistain orang yang kita suka seru juga yah. Jeno tersenyum konyol, sembari menggelengkan kepalanya.

Jeno menatap Erin lagi, melihat pakaian anak itu Jeno menjadi terpikirkan sesuatu. Apakah Erin....

"ERIN, KAMU BELUM MANDI?!" tanya Jeno, berteriak histeris.

Erin yang mendengar teriakan Jeno yang cukup keras, terkejut bukan main hingga dia hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Jeno mengusap wajahnya frustasi, pantas saja Jaemin sampai memilih tidur dan sengaja meninggalkan Erin di kamar mandi. Ternyata, mandinya selama ini.

Jeno mengalihkan tatapannya dari Erin yang masih terkejut, kemudian melihat jam tangan hitam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Pukul 11:00

What?!

Jadi anak itu berada di kamar mandi berapa jam? Dia saja datang kesini tadi sekitar pukul 09:45 lalu Erin masuk ke kamar mandi sekitar 15 menit setelahnya, berarti Erin berada di kamar mandi dari pukul 10:00 dan sekarang sudah pukul 11:00 jadi, selama satu jam di kamar mandi dia hanya main ikan?! Lalu mandinya kapan?!

"A—aku mandinya nanti jam 12 siang," ucap Erin sedikit gugup, seolah mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Jeno sekarang.

Ya Allah! Rasanya Jeno ingin pingsan saja, daripada harus menghadapi keabsurdan seorang Na Jaerin. Bisa-bisa dia bisa mati muda kalau harus menghadapi Erin setiap harinya, tapi bukankah dia ingin menikahi anak itu? Ah, sudahlah Jeno benar-benar pusing sekarang.

Jeno mengacak-acak rambutnya dengan kasar, lalu meninggalkan Erin begitu saja.

Erin yang melihatnya, mengerutkan keningnya bingung lalu bergumam pelan, "kak Jeno kenapa yah? Kok kayak lagi banyak pikiran gitu? Kasihan," guamamnya, menjadi khawatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Plain GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang