03. What?!

27 2 0
                                    

🌺🌺🌺Happy Reading 🌺🌺🌺

***

"Erin,"

"Rin."

"Jaerin!" teriak Jaemin, mulai kesal.

"Buset, selow kali Na. Erin-nya lagi mandi kali," tegur Jeno, sembari celingak-celinguk ikut mencari Erin.

"Erin gak bakal mandi kalau belum ada ini," ucap Jaemin mengacungkan plastik supermarket yang ada di tangannya.

"Yaa, kali aja dia lagi sibuk gitu."

"Sibuk apaan tuh anak di hari minggu gini, paling lagi asik rebahan," ucap Jaemin mengingat kebiasan adik perempuan satu-satunya itu.

Jeno memilih diam, lalu menyalakan TV yang berada di ruang tamu rumah Jaemin. Mengabaikan Jaemin yang masih misuh-misuh tidak jelas.

"Jen, lo diem disini. Gue mau nganterin ini ke kamarnya, awas lo jangan ikut!" ancam Jaemin.

"Tenang aja, gue mau nyantai dulu disini sambil nonton Tv." Jeno merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tamu, lalu mulai asik menonton acara gosip.

Melihat Jeno yang sudah anteng menonton tv. Jaemin mulai berjalan menaiki tangga menuju kamar Erin.

"Erin, ini gue udah beliin barang yang lo minta." Jaemin membuka pelan pintu kamar Erin yang tidak dikunci.

"Erin, astaga! Pantesan dari tadi dipanggil gak nyahut-nyahut ternyata pake headset." Jaemin mencabut headset yang menempel di telinga adiknya yang sedang fokus membaca novel.

Memang sudah menjadi kebiasaan Erin, membaca novel sambil menggunakan headset yang mengalunkan lagu dari Handphone-nya.

"Ih abang! Kok di lepas sih?!" Erin melempar bukunya asal, lalu menatap Jaemin dengan tatapan tajam. Bibirnya terlihat maju beberapa senti, cemberut.

"Nih, pesenan lo! Di panggil dari tadi juga." Jaemin menyodorkan plastik supermarket yang sedari tadi dibawanya.

"Makasih abang, hehe." Menerima bungkusan plastik itu, raut wajah Erin yang semula cemberut kini berubah drastis menjadi tersenyum senang menatap Jaemin, lalu memeluknya erat.

"Iya, udah mandi sana. Ada Jeno di bawah," katanya melepaskan pelukan Erin.

"Kak Jeno? Mau ngapain?" tanya Erin, menatap Jaemin dengan wajah bingung.

"Iya, katanya mau ketemu ayangnya," jawabnya mengingat kembali jawaban Jeno tadi di supermarket saat dia menanyakan hal serupa.

"Ayangnya? Siapa?" tanya Erin lagi, benar-benar tidak tahu.

"Eumm gak tahu, bibi kali," jawabnya asal, sengaja mengerjai Jeno. Pasalnya adiknya yang super duper polos ini pasti akan percaya.

"Hah? Kak Jeno suka sama bibi? Masa ganteng-ganteng gitu sukanya sama yang tua," ucap gadis itu, sudah sibuk menyimpulkan sendiri.

"Udahlah gak usah dipikirin, mending cepet mandi aja sono. Bocil kayak lo mana paham." Jaemin mendorong
Erin ke dalam kamar mandi di kamarnya yang serba pink itu.

"Ih aku bukan bocil yah! Aku udah 16 tahun!" Erin berbalik kembali memandang kakaknya dengan sebal.

"Iya, iya, udah sana." Jaemin membuka pintu kamar mandi bergambar hello kitty itu, lalu mendorong adiknya masuk. Kemudian menguncinya dari luar.

"Abang! Ih jangan dikunci! Abang buka pintunya!" teriaknya, sudah menggedor-gedor pintu berharap Jaemin membuk pintunya lagi.

"Nggak! Nanti kalau udah mandi baru abang bukain!" serunya, meninggalkan Erin begitu saja di dalam kamar mandi.

Plain GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang