Huwaaa😣😣 it already 500 readers!! Thank you sooo much!!
Enjoy the story😚💜
________
Namjoon memasang tampang polosnya. Dengan matanya yang sipit menatap datar dan terdapat sedikit celah di antara kedua belah birainya, ia tampak memasang wajah melongo.
Hoseok pun sama. Ia memasang mimik wajah bak seorang yang tengah kehilangan akalnya.
Wajah melongo dengan sebuah celah yang terbuka di antara bibirnya."Kalian dengar aku kan?" Tanya Seokjin memastikan.
Hoseok dan Namjoon pun sontak menggeleng dengan mimik wajah yang tak berubah.
Seokjin pun lantas memukul keningnya sedikit keras. Rasanya ia ingin sekali memukul kepala kedua bocah yang kini tengah duduk di hadapannya.
Namjoon itu pintar. Dan Hoseok, mungkin memang tidak sepintar Namjoon, tapi ia bukan anak yang lambat dalam menangkap. Tapi, kenapa kedua bocah ini malah tampak seperti orang bodoh, memasang wajah melongo bak orang yang linglung.
"Ooh ayolah! Aku sudah beri tahu, salah satu dari kalian harus ikut kami mencari uang! Anggaran kita bertambah karena ada keperluan bayi yang harus kita beli! Cepat pilih Namjoon atau Hoseok yang akan ikut aku dan Yoongi bekerja," ulang Seokjin berakhir dengan helaan nafas panjang.
Hoseok menoleh ke arah Namjoon. Begitu pula Namjoon ikut menoleh ke arah Hoseok. Keduanya pun sontak menggeleng.
"Aku lebih becus mengerjakan pekerjaan rumah," balas Hoseok setelahnya.
"Tidak-tidak! Aku tidak pandai bekerja di luar juga hyung!" ucap Namjoon tak ingin kalah.
"Tidak hyung! Tolong jangan biarkan Namjoon bekerja di rumah. Ia sering menghancurkan barang," ujar Hoseok.
"Hei! Enak saja! Aku tidak seperti itu lagi! Sekarang aku bisa mengatasinya. Tenang saja," Namjoon tampak membela dirinya.
Seokjin lantas memijat pangkal hidungnya kala melihat pertengkaran kecil yang kedua bocah itu buat.
Mereka hanya sok polos karena memang enggan di ajak bekerja mencari uang. Baiklah, Seokjin paham sekarang."Sudah-sudah ..., kalau begitu tidak ada yang bekerja ....," ucap Seokjin terjeda, "tapi kalian akan menjaga bayi itu setiap hari tanpa bantuan dari yang lain. Bagaimana?"
Kedua bocah itu pun terdiam dari ucapan masing-masing. Setelah sebelumnya saling melempar argumen kini keduanya diam seribu bahasa sembari memasang mimik wajah terkejut.
"Impas kan?" Ulang Seokjin sembari menaikkan kedua bahunya secara acuh.
"Tidak! Kami tidak bisa mengurus bayi sendirian!" Koor keduanya dengan suara lantang.
"Lalu? Kalian tidak bisa egois ... pilihlah salah satu dari dua pilihan tadi," ucap Seokjin sembari melipat beberapa baju lepas cuci yang sebelumnya telah ia jemur.
Yoongi tampak datang membawa beberapa cup mie instan yang ia buat. Asap tampak mengepul dari cup-cup mie instan yang kini ia bawa pada kedua tangannya.
"Sarapan," ucapnya singkat sembari memberikan masing-masing presensi itu mie instan yang telah ia masak.
"Gomawo Yoongi ssie," balas Hoseok dan Namjoon serempak. Di susul dengan Seokjin yang ikut mengucapkan kata terima kasih.
"Taehyung! Jimin! Kemari! Kita sarapan!" Perintah Seokjin menggunakan suara lantangnya-memanggil Jimin dan Taehyung yang tampak sedang bermain di luar pada area rumah bagian belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCADIAN|| BTS FF
Fanfiction"Kami menemukannya di dalam sebuah kotak. Pada malam hari ketika rembulan tengah bersinar terang." ----------