Tiga

63 4 1
                                    

Akhirnya OSPEK selesai, dan hari ini hari pertama Fany resmi menjadi mahasiswi. Fany berharap tidak banyak tugas yang diberikan dosen, karena Fany tidak suka dengan tugas. Apa lagi setahu Fany, tugas mahasiswa lebih sulit dari pada tugas anak SMA. Semakin tidak suka Fany dengan yang namanya tugas.

Berdiri di depan gerbang kost, menunggu Salma. Jadi, kemarin Salma menginap di kostannya setelah membujuk sang ibu bersama Fany dengan susah payah. Ibu Salma takut mereka akan menginap dengan anak laki-laki, apa lagi di kostan.

Ah, bicara tentang laki-laki, Fany jadi teringat kemarin dia bertemu dengan seseorang. Kenapa Fany tidak tahu kalau orang dari masa lalunya itu berkuliah di kampusnya sekarang? Eh, itu bukan urusan Fany juga si sebenarnya, tapi Fany kan belum mempersiapkan diri untuk bertemu dengan orang itu. Tidak, bukannya Fany belum move on, hanya saja Fany merasa urusan mereka berdua belum selesai. Bukan persoalan hubungan, tetapi soal perpisahan mereka yang buruk.

"Yuk Fan." Fany terkejut dengan tepukan di bahunya, ternyata dia melamun sampai tidak menyadari kedatangan Salma.

***

"Lo langsung pulang Fan?" tanya Jeje teman kelas Fany setelah keluar ruangan.

"Kantin dulu Je, udah janjian sama Salma."

"Oh, ya udah gue pulang duluan ya," pamit Jeje lalu berlalu menuju parkiran.

Fany menuju ke kantin, dia mengedarkan pandangannya, melihat apakah Salma sudah datang atau belum. Tidak ada Salma, Fany melangkah ke penjual bakso tidak lupa memesan es jeruk untuk minumnya. Fany lapar jadi dia menunggu Salma sambil makan. Memilih duduk di bangku dekat jendela, Fany memakan baksonya sambil melihat ke taman samping kantin.

Sambil mengunyah baksonya, Fany menoleh ke taman dan melihat sepasang laki-laki dan perempuan sedang duduk di bangku panjang taman. Tampak si perempuan menyandarkan kepalanya ke bahu sang lelaki, dan sang lelaki mengusap kepala si perempuan dengan lembut.

Fany melambatkan kunyahannya dan memiringkan kepalanya, tampak familiar dengan tubuh si lelaki.

Ketika sang lelaki menolehkan mukanya ke samping untuk mengecup puncak kepala sang perempuan, Fany mengerjapkan matanya.

Eh,

Ternyata itu adalah Romy, teman kelasnya, pantas saja terasa familiar. Kembali menyuapkan baksonya, Fany melihat Salma berjalan ke arahnya bersama seorang perempuan.

"Gue kira lo belum kelar Fan," ujar Salma setelah duduk dan menyambar es jeruk Fany. Perempuan yang tadi bersama Salma juga duduk di samping Salma.

"Oh iya Fan, kenalin, Vanda. Dia temen kelas gue. Van kenalin, ini Fany." Salma memperkenalkan Vanda kepada Fany.

Setelah makan dan berbincang sedikit dengan Vanda, mereka memilih untuk bergegas pulang karena langit sudah tampak gelap.

Sekarang Fany sedang menemani Vanda menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Sepuluh menit menunggu sambil berbincang, datang sepeda motor metik dengan seorang laki-laki yang mengendarainya berhenti di depan mereka.

"Fan, gue duluan ya," pamit Vanda lalu menaiki jok belakang motor tersebut.

"Iya Van, ati-ati." Kenapa Fany merasa pernah melihat laki-laki tersebut? Menggunakan helm full face jadi mukanya tidak terlihat, tetapi Fany merasa familiar. Apa mungkin itu teman kelas Fany juga? Hm, mungkin iya.

Ter-ulang (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang