Chapter 1

389 34 9
                                    

Di suatu pagi yang cerah di sebuah desa ninja bernama Konoha, ada seorang kunoichi yang sedang berjalan di tengah keramaian desa Konoha. Dia memiliki rambut merah muda sebahu dan mata emerald yang begitu indah dan menenangkan bila orang lain menatapnya. Dia sedang berjalan-jalan mencari udara segar sambil memakai pakaian ninjanya padahal dia sedang libur dari misi-misi yang biasa dilaksanakannya. Entah kenapa, dia selalu tersenyum gembira pada orang-orang yang dilaluinya hari ini.

Tiba-tiba saja, ada yang berteriak memanggilnya dari belakang.

"Sakura-channn........" teriak seseorang dari belakang. Kunoichi tersebut yang diketahui bernama Sakura pun  menengok ke arah belakang. Ternyata yang berteriak memanggilnya tadi adalah pemuda yang memiliki rambut kuning berbentuk duren dan bermata sapphire, yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat terbaiknya, Uzumaki Naruto.

''Ada apa kau memanggilku, Naruto?" tanya Sakura pada Naruto sambil memasang raut bingung.

"Aku lihat kau sedang senang hari ini, Sakura-chan." balas pemuda pecinta ramen tersebut.

"Iya, Naruto." balas Sakura pada Naruto sambil tersenyum lebar.

"Apa yang terjadi sampai kau begitu senang hari ini, Sakura-chan?" tanya Naruto pada Sakura sambil memasang raut kebingungan.

"Aku senang karena telah diberi kepercayaan oleh clanku dan juga kedua orang tuaku untuk memegang dan menguasai 2 pedang yang sangat istimewa karena kedua pedang itu merupakan warisan dari nenekku yang sangat berharga." balas Sakura sambil tersenyum lebar sekali.

"Bagaimana bentuk kedua pedang yang dipercayakan padamu, Sakura-chan? Bolehkah aku melihatnya, Sakura-chan? Aku sangat penasaran sekali" tanya Naruto sembari memasang wajah memelas.

"Bentuknya keren kok. Lain kali akan aku tunjukkan padamu, Naruto. Tenang saja." balas Sakura.

"Baiklah. Sebagai gantinya, apa kau mau pergi makan Ramen Ichiraku denganku, Sakura-chan? Sekalian merayakan keberhasilanmu karena kau berhasil mendapat kepercayaan memegang dan menguasai kedua pedang warisan nenekmu." tanya Naruto lagi.

"Kebetulan sekali. Aku juga sedang lapar. Ayo, Naruto." balas Sakura sambil menarik tangan Naruto.

Akhirnya mereka berdua pergi ke kedai Ramen Ichiraku. Saat tiba di kedai Ramen Ichiraku, mereka melihat seorang pemuda berambut hitam klimis sedang duduk dan baru saja akan memesan makanan.

"Apa yang sedang kau lakukan disini, Sai?" tanya Naruto pada pemuda tersebut.

"Aku kesini untuk makan Yakiniku, Rubah Bodoh." balas Sai sambil tersenyum palsu.

"APA YANG KAU BILANG TADI, MAYAT HIDUP??? AKU TIDAK BODOH, MAYAT HIDUP" teriak Naruto pada Sai.

"Tapi, ini 'kan kedai Ramen Ichiraku dan bukan kedai Yakiniku, Mayat Hidup." tanya Naruto sambil menanggapi perkataan Sai dengan serius. Padahal Sai niatnya ingin bercanda.

Sai hanya tersenyum palsu mendengar jawaban dari Naruto. Sakura pun hanya menghela napas lelah. Sakura mungkin lelah karena kebodohan Naruto yang sudah tak tertolong itu.

"Naruto-baka, bisakah pertanyaanmu lebih berbobot lagi? Mana mungkin Sai datang kesini untuk makan Yakiniku. Jelas sekali bahwa ini kedai Ramen bukan kedai Yakiniku." kata Sakura datar namun mengandung nada kemarahan.

"Benar kata Sakura-san, Rubah Bodoh. Aku tidak mungkin datang kesini untuk memesan Yakiniku." sahut Sai pada Naruto sambil tetap tersenyum palsu.

Naruto ingin membalas perkataan Sai, tapi dia takut pada Sakura yang sedari tadi sudah menatapnya tajam. Ia pun tidak jadi membalas perkataan Sai. Dia lebih memilih memesan ramen untuk dirinya dan Sakura ketimbang membalas perkataan Sai. Saat sedang asik makan, Sai tiba-tiba bertanya.

"Tumben sekali kau mau makan Ramen Ichiraku berduaan dengan Rubah Bodoh ini ne, Sakura-san?" tanya Sai sembari tersenyum palsu.

"Aku hanya terlalu lapar. Toh, kita kan disini makan bertiga. Jadi, buat apa mempermasalahkan hal yang tidak penting?" balas Sakura.

"Jahat sekali kau padaku, Sakura-chan." sahut Naruto sambil memasang wajah terluka yang sangat tidak cocok dengan dirinya. Malah membuat orang kesal dengan wajahnya.

Tiba-tiba Naruto mengalihkan topik dengan bertanya sebuah pertanyaan yang menyinggung perasaan Sakura.

"Hmmm...... Aku penasaran deh. Bagaimana perasaan Sakura-chan terhadap Sasuke-teme sekarang? Apa masih tetap menyukai Sasuke-teme? Atau sudah menyukai yang lain?" tanya Naruto dengan muka bingung.

"Sejujurnya aku sudah tidak terlalu memperdulikan tentang Sasuke-kun sekarang. Tapi, aku tetap memikirkannya karena ia tetaplah anggota team 7 bagiku." balas Sakura.

"Bagiku team 7 adalah orang-orang yang sangat penting karena kita memiliki ikatan yang kuat layaknya keluarga. Tapi aku juga menganggap kau sebagai anggota team 7 kok, Sai. Jadi, kau juga adalah keluargaku kok, Sai." lanjut Sakura sambil tersenyum lebar pada Sai yang sedari tadi diam mendengarkan percakapan Sakura dengan Naruto. Melihat senyum Sakura, Sai juga ikut tersenyum tipis.

"Arigatou, Sakura. Aku tidak pernah mendengar orang-orang mengatakan bahwa aku sangat penting bagi mereka. Bahkan dari Anbu Ne atau dari Danzo sekalipun. Padahal kau orang yang baru mengenalku, tapi kau sudah menganggap aku keluargamu. Aku sungguh senang sekali mendengarnya." kata Sai sambil tersenyum tulus.

"Oleh karena itu, jika kau ada masalah atau ingin bercerita, ceritakan saja pada kami maka kami akan mendengarkanmu khususnya aku. Aku akan membantumu sebisaku. Tapi, jangan beritahu si Naruto-baka ini, nanti dia tidak akan bisa membantumu dan malahan ceritamu akan tersebar satu desa." kata Sakura sambil mengeraskan suaranya dibagian nama Naruto sambil memelotot ke arah Naruto yang hanya cengar-cengir mendengar ucapan Sakura.

"Aku tidak begitu kok, Sakura-chan." balas Naruto.

"Aku tau itu dari yang lain loh, Naruto. Toh, aku lebih memercayai yang lain daripada dirimu yang cuma bisa cengar-cengir sambil mendengar orang yang bercerita padamu." balas Sakura lagi sambil memicingkan matanya.

"Akan aku ingat selalu kata-katamu, Sakura-san." sahut Sai membuat Naruto dan Sakura tersenyum mendengarnya.

"Mari kita berpesta untuk merayakan keberhasilan Sakura dalam mendapatkan kepercayaan clannya" teriak Naruto di dalam kedai.

"Jadi, kau berhasil membuat clanmu percaya terhadap kekuatanmu yang sekarang ini ne, Sakura-san?" tanya Sai.

"Iya, Sai. Mereka mulai mempercayaiku. Mereka bahkan mulai mendukungku." balas Sakura.

"Kalau begitu, selamat ya, Sakura-san. Kau sudah berusaha keras." balas Sai.

Akhirnya mereka bertiga merayakan pesta kecil-kecilan di kedai tersebut karena Sakura sudah dipercayakan untuk memegang dan menguasai 2 pedang berharga warisan neneknya. Setelah mereka selesai makan, mereka akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY NEW WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang