Futuuhul Ghaib

6 0 0
                                    

Majelis ke  33.

MEMANDANG WAJAH ALLAH DI HARI QIYAMAH

Ahad pagi tanggal 15 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Pondok, 

Beliau berkata:

Barangsiapa mengetahui orang yang dicintai Allah berarti telah mengetahui orang yang mengenal Allah melalui hatinya yang masuk dalam sirrinya. Tuhan kita Azza wa Jalla adalah Dzat yang wujud yang bisa dilihat. Ini sebagaimana ditandaskan oleh Nabi saw. :

“Kamu semua akan bisa melihat Tuhanmu secara jelas seperti kamu melihat matahari dan bulan yang tidak menyakitkan penglihatanmu.”

Hari ini kamu bisa melahat-Nya melalui  mata hati dan besok dengan mata kepala : “Tiada penyerupa bagi-Nya sesuatu pun dan dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Orang yang dicintai Allah tentu rela atas ketentuan-Nya, bukan kepada yang lain, mereka mohon pertolongan dari-Nya dan mempersempit selain Dia, baginya kepahitan menjadi orang fakir sebagai kemanisan, tanpa mengurangi arti rela kepada-Nya, dan merasa nikmat jika bersama-Nya. Letak kaya ada di fikiran, nikmat mereka jika sedang sakit, kejinakan berada dalam ketakutannya. Alangkah beruntung wahai orang penyabar, wahai orang rela, wahai orang yang memadamkan nafsu dan hawanya.

Wahai manusia, sertai Dia dan relakan perbuatan-Nya, janganalah merasa pintar atau merasa lebih berakal terhadap orang-orang yang berakal daripadamu. Fiman Allah :

“Dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (Qs.II:232).

Berhentilah di hadapan-Nya, berpijak pada kejatuhan akal dan ilmu, tentu kamu akan memperoleh ilmu-Nya.

Dengarlah dan amalkan sesungguhnya aku pemintal perhubunganmu, aku pemintal tali perhubunganmu penuh lembut, sedang pemula keputusannya bukan dari daku; mereka; karena kepentingan mereka sendiri. Daku tidak mengenal sedih, aku laksana burung di mana saja!.

Majelis Ke 34

MENCEGAH DARI PERKARA MUNKAR

Beliau berkata:

Orang-orang yang bersibuk diri menghabiskan waktu dan memberi hak permulaannya untuk ciptaan berarti waktunya tersita dan terberi untuk mereka, waktu mereka tersisa oleh Fadl dari Allah dan rakhmat-Nya, dan terberi untuk orang-orang fakir miskin yang terjepit mereka. Mereka melabrak dewan-dewan orang beragama yang lemah atas keputusannya. Mereka adalah para pemimpin atau penguasa negara, ya, tidak penguasa dunia karena menyita dan tidak memberi.

Pada umumnya orang itu meninggalkan bekas sesuatu yang tampak dan mentauti yang tidak tampak. Mereka mentransfer punya Allah bukan punya ciptaan, organ tubuh mereka bekerja untuk ciptaan dan hati bekerja untuk diri sendiri. Mereka menafkahkan sesuatu untuk Allah bukan untuk hawa nafsu. Tujuan jiwanya bukan untuk puja atau puji. Tinggalkan raa berbesar diri di hadapan Allah atau tehadap sesama, karena perbuatan itu termasuk di antara sifat orang sombong adalah mereka orang-orang yang mukanya akan diasah oelh Allah dengan api jahanam. Termasuk juga dalam jajaran orang yang sombong adalah jika kamu marah kepada-Nya. Sama halnya bila kamu mendengar ssuara adzan, tapi kamu tidak menjawab; yakni bersegera melaksanakan shalat, sungguh berarti kamu telah berlaku sombong kepada Allah. Dan bila seseorang berbuat dhalim atas sesamanya berarti ia bersombong di hadapan-Nya.

Bertaubatlah, murnian taubatmu sebelum terbinasakan melalui pengelmahan ciptaan-Nya, seperti pembinasaan atas Namrudz dan raja-raja lalim lain. Untuk apa, jika kamu sombong kepada-Nya niscaya akan dihinakan setelah dimuliakan, melarat setelah kaya, disiksa setelah melalui nikmat, bahkan diperbudak setelah kehidupan ini!. Jadilah orang takwa. Syirik itu bisa terjadi karena dua sebab; lahir dan batin; Syirik lahir seperti menyembah patung atau sejenisnya, dan syirik batin seperti takut pada sesama dan yakin mereka memiliki dlar dan naf’.

Sejarah Islam Kumpulan Tokoh SufiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang