Chaisa Putri

45 3 11
                                    

Lima tahun dua bulan, lebih tujuh hari, pukul 12.30 untuk daerah waktu Indonesia bagian Barat di ketuk palu sidang penyelesaian program studi Geologi-- Universitas Swasta Institute Teknologi Medan. Disana dia--Chaisa Putri mendapatkan gelar itu.

Kini setelah berhasil lulus menempuh pendidikan strata satu di kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia--Medan, yang merupakan salah satu destinasi wisata terbaik Nusantara. Kota yang dihuni mayoritas suku Batak dengan memiliki berbagai destinasi wisata menarik, seperti Istana Maimun, Berastagi, Air Terjun Sipiso-piso, dan berbagai keindahan lainnya.

Bekerja di kantor keperintahan Desa Air Putih, di bidang pembangunan ternyata sudah menginjak usia dua tahun tujuh bulan. Waktu seakan berlalu cepat, baru kemarin rasanya Chaisa tertatih-tatih menyelesaikan skripsi sampai masuk rumah sakit karena meminum obat dosis tinggi hingga jantung terasa berdebar, sesak nafas bahkan sempat setengah tak sadar. Kalau saja Chaisa tidak segera menelfon salah satu temannya untuk datang menjemput, membawanya ke rumah sakit terdekat entah apa yang akan terjadi.

Satu malam. Chaisa dirawat inap dengan selang infuse yang menancap di pergelangan tangan kiri. Perawat sempat protes karena tidak menemukan titik pembuluh darah vena yang tepat akibat kecilnya pembuluh darah tersebut atau karena pembuluh darah sedang bersembunyi.

Tiga kali. Perawat itu mencoba menusukkan jarung untuk dipasangkan selang infuse, tiga kali juga perawat datang untuk mengambil sample darah guna dicek di labolatorium mengingat ia memiliki beberapa keluhan.

Berhasil dirawat satu malam dan menghabiskan satu botol infuse ia juga diberi tiga kali suntikan obat dalam, yang ia tau hanya jenis cairan vitamin C juga cairan kristaloid. Cairan infuse yang memilki kandungan natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida dan glukosa. Cairan yang digunakan pada pasien dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, mengembalikan pH tubuh, menghindari dehidrasi.

Dan ya.., selama seminggu Chaisa gila-gilaan tidak tidur teraturm tidak menjaga pola makan, juga tidak mengikuti senam yang biasa diikuti selama seminggu sekali bila sibuk.

"Tolong dijaga ya pola makan.., badanmu kasian tinggal tulang! Sampe nyari pembuluh darah buat nginfuspun payah" omel sang perawat kala itu. "Minum juga harus banyak, minimal delapan gelas perhari. Ginjal itu mahal, di rawat bukan diabaikan"

Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh, badanmu memiliki hak atas dirimu." (HR. Muslim)

Di antara hak badan adalah memberikan makanan pada saat lapar, memenuhi minuman pada saat haus, memberikan istirahat pada saat lelah, membersihkan pada saat kotor dan mengobati pada saat sakit.

Sedemikian besar perhatian Islam terhadap kesehatan badan pemeluknya, sampai-sampai di dalam beberapa ayat Alquran, As-sunnah dan kitab-kitab fikih terdapat bahasan khusus mengenai kesehatan, penyakit dan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal pengobatan.

Bahkan, penjagaan dan pemeliharaan kesehatan menjadi bagian pemeliharaan kedua dari prinsip-prinsip pemeliharaan pokok dalam syariat Islam yang terdiri dari; pemeliharaan agama, kesehatan, keturunan, harta dan jiwa.

Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan fisik atau badan atas nama pendekatan keagamaan sekalipun sebagaimana tersebut dalam firman Allah subhanallahu wa ta'ala, "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 195) dan "Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha penyayang kepadamu." (QS. An-Nisaa': 29)

"Kapan dia boleh pulang, Kak?" Tanya teman lelakinya--yang mengantar sekaligus menjaganya selama satu malam. Bukan. Bukan hanya dia saja, akan tetapi ada juga satu wanita dan satu pria lain lagi yang menemani sekaligus menjenguk. Hanya saja dikarenakan ruang perawat satu kamar untuk tiga pasien dan yang boleh menjaga hanya satu orang maka lelaki itu memutuskan dia saja yang menjaga. Mengingat sewaktu di kampung, ayah Chaisa menitipkan Chaisa padanya dalam arti menjaga wanita itu.

 KHR - Ketulusan Hati RAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang