Jangan lupa vote
Happy reading🌹***
Ketika sampai di ruang makan Alea melihat seorang wanita tengah duduk di kursi samping papanya. Alea mengenalinya walaupun posisi duduk wanita itu membelakanginya.
Tanpa pikir panjang Alea segera menghampirinya dan menyerang wanita itu.
"Kak Leta," panggil Alea kemudian menyerangnya dengan pelukan.
Aleta terkejut mendapatkan pelukan tiba-tiba, tapi selanjutnya ia membalas pelukan sang adik. Ya, Aleta Fernanda adalah kakak dari Alea.
"Lea kangen, Kak," manja Alea.
"Kakak ngga tuh," jawaban Aleta membuat Alea mendesis kesal.
"Sudah sudah ... ayo kita makan dulu, nanti lanjut ngobrolnya," ucap sang kepala keluarga.
Setelah makan malam kini mereka tengah duduk santai sambil menonton televisi. Aleta dan Alea duduk di atas karpet dengan kepala yang menyender ke atas paha Pak Reno dan Bu Nuri yang duduk di kursi atasnya.
"Dateng kapan?" tanya Alea membuka pembicaraan.
"Siapa? Gue?" tanya Aleta menunjuk dirinya sendiri.
"Ngga, gue nanya bi Suti tuh," kesal Alea.
Aleta hanya mengangguk, "gue dateng tadi sebelum magrib," ucapnya.
"Ga nanya," ketus Alea membuat Aleta mendesis kesal.
Pak Reno dan bu Nuri yang mendengarnya hanya terkekeh geli.
"Bawa oleh-oleh ga?" tanya Alea menoleh ke arah Aleta yang tengah memperhatikan televisi.
Aleta yang ditanya hanya menggelengkan kepala tanpa menoleh ke arah Alea.
"Lo gak bawa oleh-oleh? Gak usah balik lo," sinis Alea buang muka.
"Gue di sana kuliah bukan jalan-jalan," ketus Aleta.
"Gue gak peduli," jawab Alea dan kemudian bangkit dari duduknya, "Ma, Pa, Lea ke kamar dulu ya, ngantuk," pamit Alea dan segera berlalu menaiki tangga menuju kamarnya.
Melihat Alea pergi, Aleta pun ikut pergi, "Ma, Pa, Leta juga ke kamar ya," pamitnya dan diangguki mama dan papanya.
Aleta melihat Alea akan menutup pintu kamarnya, dengan cepat Aleta berujar, "tunggu."
Alea menaikan sebelah alisnya mendengar ucapan sang kakak. Aleta yang mengerti kebingungan adiknya melanjutkan kalimatnya, "gue tidur di kamar lo."
Tanpa menjawab Alea membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Melihat itu Aleta segera masuk dan menutup pintu kamar Alea.
"Kamar lo ga berubah ya," ujar Aleta yang hanya dibalas deheman Alea.
"Gue lagi suka sama cowok, Kak," jujur Alea.
"Siapa?" tanya Aleta dan mengikuti Alea yang duduk di pinggir ranjang.
"Temen sekelas gue," jawabnya, "Arsen," jelasnya.
"Lo serius? Yang mana coba orangnya?" tanya Aleta penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa dan Jarak
Teen FictionAda kalanya sebuah rasa dapat menumbuhkan jarak yang begitu jauh hingga sangat sulit untuk digapai. Jika sudah seperti itu? Apa yang akan dilakukan? Memperjuangkannya lagi atau melepaskannya? . . . Arsenio Jauzan Adithama Alea Fernansya