Short Story #3

75 5 0
                                    

My Beloved Class

Pagi yang cerah untuk mengawali hari, Lara si anak baik siap untuk berangkat ke sekolah.

Letak sekolahnya memang tak terlalu jauh, tapi tak dekat juga. Itulah mengapa Lara harus mengendarai sepeda menuju sekolah.

Karena memang ia berangkat cukup pagi, jadilah Lara seorang yang baru tiba di kelas. Demi menyibukkan diri seraya menunggu teman-temannya yang lain, Lara mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya untuk ia santap.

Gigitan pertama ia nikmati dengan tenang, kepalanya celingak-celinguk menyusuri penjuru kelas

"Astaga!"

Lara mengusap dadanya yang berdebar karena terkejut. Di bangku pojok, ternyata ada seorang teman yang tengah duduk di atas meja seraya mengayunkan kaki.

Pekikan terkejut Lara tak dia hiraukan, temannya itu tetap diam menunduk dengan rambut menjuntai. Meski wajahnya tertutup tapi Lara tau dia adalah Vini, teman sekelasnya yang paling menyebalkan. Tak heran memang jika tingkahnya suka mengejutkan orang.

"Vini, mau?" tawar Lara menyodorkan kotak bekalnya.

Vini tetap diam, membuat Lara mengangkat bahu acuh. Mungkin temannya itu ingin mengerjai dirinya dengan tetap diam. Vini pikir Lara akan takut, tapi itu tidak akan terjadi.

Akhirnya Lara memilih berdiri dari duduknya sebab ingin membeli minum di kantin, ia lupa jika sedang tak membawa air minum dari rumah.

Lara pun berjalan keluar kelas meninggalkan Vini yang masih setia dengan keterdiamannya. Biarkan saja dia, nanti juga lelah sendiri.

Asik berjalan di koridor, tiba-tiba ada yang menyerukan namanya dari arah samping kanan. Lara menoleh kemudian mendengus saat tau siapa pelakunya.

"Lara! Tunggu," teriak Vini lagi.

"Ada apa lagi, sih?! Udah selesai diamnya?"

"Diam? Diam apa?" tanya Vini dengan bingung.

"Gak usah pura-pura, aku tau kamu mau ngerjain aku, kan?" tuduh Lara.

Vini menggeleng cemberut. "Ngerjain gimana maksudnya? Aku saja baru datang, ini mau ke kelas," elaknya.

Seketika alis Lara menyatu sebal. "Jangan bohong, jelas-jelas kamu ada di kelas tadi."

"Tidak."

"Iya!"

"Bukan."

"Benar!"

"Itu salah!"

"Kamu berbohong!"

"Ini buktinya," tutur Vini dengan menunjukkan tas yang ia gendong.

Lara mendadak diam. "Jadi yang di kelas, siapa?"

Vini mengangkat bahunya tak tahu. "Mana aku tahu."

Segera Lara berlari menuju kelas, melihat itu Vini pun ikut mengekor di belakang. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu kelas, mata Lara dengan segera menatap ke arah meja milik Vini.

Benar, di sana tidak ada orang.

***
Keesokannya Lara tak berani berangkat pagi lagi. Setidaknya ia harus sampai satu menit sebelum bel berbunyi.

Benar saja, saat tiba, kelasnya sudah ramai. Semua kawan-kawannya terlihat sibuk sendiri entah melakukan apa.

Lara kembali melangkah menuju bangkunya. Diletakkan saja tas miliknya itu kemudian berjalan menuju bangku Vini.

"Vini, kamu sedang apa?" tanya Lara.

"Sedang mengerjakan PR, Lara," jawab Vini fokus dengan tugasnya.

"Kenapa kamu mengerjakan PR di sekolah? Memangnya kamu tidak belajar di rumah?"

"Tidak, kita sudah seharian belajar di sekolah kenapa mesti harus belajar di rumah juga," balas Vini.

"Karena di sekolah pun belum tentu kamu belajar."

"Hmm, benar." Vini terkikik mendengar penuturan Lara.

"Vini, kita ke kantin, yuk."

Seketika fokus Vini terbuyar. Teman yang duduk di depan Vini tiba-tiba mengajak Vini ke kantin disaat bel masuk sebentar lagi berbunyi.

"Jangan, sebentar lagi bel berbunyi," tahan Lara.

"Tak apa, kita tidak akan lama, kok," tutur Vini.

"Memangnya tugasmu sudah selesai, Vini?" tanya Lara.

Vini menggeleng, "belum."

"PENGUMUMAN PENGUMUMAN!!" teriak ketua kelas yang kini berada di depan papan tulis seraya memegang sapu sebagai mikrofon. "HARI INI KELAS KITA JAM KOSONG SAMPAI SIANG!"

"HOREE!! seru anak-anak yang lain.

Termasuk Vini yang kini sudah kegirangan membereskan segala alat tulisnya dan bersiap untuk pergi ke kantin.

"ADA APA INI?!"

Semua mendadak diam, Dani si ketua kelas seketika berlari menuju bangkunya, membuat murid-murid lain ikut melakukan hal yang sama.

"Tadi Dani bilang kalau hari ini jam kosong, Bu," tutur salah satu murid.

Guru itu langsung menatap Dani tajam. Yang ditatap malah cengengesan.

"Hanya bercanda, Bu. Biar kelas gak sepi karena semua sibuk mengerjakan PR," alasan Dani.

Semua mendadak menegang, karena terlalu senang mendapat kabar gembira dari Dani mereka jadi lupa dengan PR.

"Silahkan kumpul PR-nya sekarang!" perintah ibu guru.

Dengan senyum mengembang Lara segera bangkit dari bangkunya. Ia berjalan sambil membawa buku PR yang telah ia selesaikan semalam.

Tanpa sengaja kakinya tersangkut di kaki meja, membuat Lara tersandung dan jatuh.

BUKK

"Aww," teriak Lara mengusap keningnya yang terbentur lantai.

Ia bangkit, seketika dua alis Lara menyatu bingung. Kepalanya menoleh ke sekeliling.

"Huufftt, ternyata hanya mimpi," ujar Lara bernafas lega.

Karena terlalu lama libur, ia jadi memimpikan suasana kelas yang begitu Lara rindukan.

VariousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang