Bagian 13

1.1K 139 8
                                    

Joy melangkahkan kakinya menuju asrama tempat dia tinggal dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joy melangkahkan kakinya menuju asrama tempat dia tinggal dulu. Dia tidak tahu harus kemana. Asrama inilah satu- satunya rumahnya selama  ini. Mungkin dia  akan  meminta tolong kepada Ibu Yuri untuk menampungnya selama beberapa saat. Sebelum dia bisa mengatur kehidupannya dan pergi  ke tempat sejauh mungkin, yang tidak bisa ditemukan oleh V .

Dengan hati-hati dia mengetuk pintunya, berharap Ibu Yuri ada di rumah dan tidak sedang keluar.
Pintu itu terbuka, Ibu Yuri sendiri yang membukanya.

“Joy ? Pagi sekali kau datang, ayo masuk nak...” Perempuan itu menoleh ke belakang Joy, “Di mana suamimu? Katanya kalian akan datang berdua?”

Air mata langsung mengalir deras dari sudut mata Joy ketika mendengar Ibu Yuri menyebut V sebagai ‘suaminya’, dia menangis  terisak-isak membuat ibu Yuri menatapnya kebingungan.

“Oh Astaga, Joy kau kenapa? Kau  sakit sayang? Kenapa kau menangis? Apa yang terjadi kepadamu?”
Joy mengusap air matanya,   menatap Ibu Yuri dengan sedih.

“Saya telah dibohongi oleh V ibu... semua yang dia lakukan, semuanya  palsu.  Dia...  dia adalah lelaki yang membunuh ayah saya.” Tangis Joy makin keras, membuat tubuhnya limbung dan Ibu Yuri langsung memeluknya, mengusap punggungnya menghibur.

“Astaga nak... sudah nak, jangan menangis... Jangan pikirkan semua hal dengan emosi, kau tidak akan menemukan jalan keluar.”

Hibur Ibu Yuri dengan lembut, menunggu sampai isakan histeris Joy berubah menjadi isakan pelan. Setelah isakan Joy mereda dan  sedikit tenang, Ibu Yuri menghela Joy ke kamar yang selama ini ditempatinya.

“Istirahatlah dulu. Tenangkan  pikiranmu. Kamarmu masih sama seperti saat kau tinggalkan dulu. Tenangkan pikiranmu dulu ya nak. Pikirkan semuanya baik-baik.”

Ibu Yuri mengantarkan Joy masuk kamar dan membantunya berbaring. “Nanti ibu akan mengantarkan segelas teh panas ke kamarmu.” gumamnya sebelum menyelimuti Joy dan melangkah pergi keluar kamar.

Ҩ

V yang sedang menyetir tanpa arah, mencari Joy tidak bisa menemukannya. Dia teringat kepada asrama itu, dan menyadari bahwa Joy belum mengetahui hubungan V dengan Ibu Yuri.

Kemungkinan besar Joy pulang ke asramanya dulu. V memutar balik arah mobilnya hendak menuju asrama ketika ponselnya berdering.

“Joy ada di sini.”

Suara Ibu Yuri yang lembut terdengar di seberang sana. Dan mata V terpejam sejenak, merasakan kelegaan mengaliri tubuhnya mendengar informasi yang diterimanya. Tadi dia sudah cemas luar biasa. Pikirannya dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran negatif, takut kalau Joy nekad dan melakukan sesuatu di luar akal sehatnya. Mengetahui kalau Joy sudah aman di asrama sungguh melegakannya.

“Apakah dia baik-baik saja, ibu?”

“Dia datang dan menangis, ibu sudah menenangkannya dan sekarang dia beristirahat di kamarnya. Dia sudah tahu semuanya.”

Unforgiven Hero (VJOY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang