01: Hai

156 84 54
                                    

Kediri, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kediri, 2020.

"Berani challenge gak?"

Senja tersisa segaris di ujung barat. Semilir angin tak lagi sejuk, melainkan dingin menusuk tulang. Bobby menunjuk pepohonan lebat di belakang gedung sekolah.

"Apa dulu nih challenge-nya, jangan aneh-aneh!" Jason menatap Bobby tak suka.

"Culun Jason mah! Aku dong berani! Ayo, Bobby mau challenge apa?" Aroha percaya diri oleh permainan akal-akalan Bobby.

"Katanya ada siluman serigala di sana." Bobby kembali menunjuk pepohonan lebat di belakang sekolah. Menyerupai hutan. "Kita buktikan rumor itu! Batas waktu sampai pukul sembilan malam. Siap?"

Walau satu-satunya perempuan di sana, Aroha menjadi anak yang paling menggebu, matanya seolah memancar api-api penuh semangat. Kaki siap berlari, jari-jari menggenggam dan melonggar beberapa kali.

Berbeda dengan Jason. Ia hanya menghela napas panjang. Memutar mata malas. Jelas-jelas tak suka dengan hal ini, tapi tetap saja mengikuti permainan teman-temannya. Aneh memang.

"Tiga! ... Dua! ...." Bobby menatap Jason dan Aroha di kanan kirinya. "Satu! Go!"

Tiga bocah berseragam sekolah melesat cepat. Keluar dari gerbang belakang SMA Jaya, kemudian memasuki hutan belantara.

Bobby menjelajah sisi utara, Jason di selatan, dan Aroha di tengah.

Dimulai dengan rumput, semak-semak setinggi lutut, pepohonan kecil, hingga yang setinggi lima kali orang dewasa. Kicauan burung mengiringi sepanjang langkah. Hembusan angin dingin menyerobot seluruh tubuh.

Sinar rembulan kian surut beriringan dengan bertambahnya jarak tempuh Aroha. Dua mata menyipit guna memaksimalkan pandangan.

Siluman serigala ..., siluman serigala .... Kalo emang benar ada, pasti keren banget!

Aroha tak tahan untuk menyembunyikan senyum girang di wajahnya. Tak terbayang lagi betapa bangga menunjukkan seekor makhluk mitologi di depan teman-teman.

Aroha melewati dua pohon besar menyerupai gerbang. Atau mungkin imajinasinya saja yang terlalu liar sehingga membuat Aroha seolah melihat gerbang.

Mendadak, samar-samar cahaya bulan menghilang. Aroha mengurangi kecepatan lari hingga akhirnya berjalan pelan.

Aroha menatap kanan kiri. Nyaris tak ada apa pun yang dapat ditangkap mata. Hanya dedaunan di atas pohon yang bergoyang-goyang mengikuti irama angin.

"Halo! ... Siluman serigala! Kamu beneran ada?!" Aroha berteriak.

Sepi. Tak ada jawaban.

"Silum—"

"Apa? 'Serigala' katamu?!"

Aroha terkejut, dan terbelalak. Langkah berhenti. Tak lama, senyum lebar kembali muncul. "Beneran ada siluman serigala?" Aroha antusias.

Tiba-tiba cahaya terang memancar beberapa meter di depan Aroha. Segera ia berlari mendekat. Semakin singkat jarak antaranya dengan sinar tersebut, lagi-lagi ia melambat.

CIMO: Cute Ice Malamute BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang