"Seluruh pelajaran hari ini telah selesai. Sampai jumpa esok hari dengan semangat belajar baru."
Berbondong-bondong siswa keluar dari kelas. Suasana yang semula tenang, menjadi ramai ricuh dalam sekejap. Lapangan kembali penuh, kantin dibanjiri pelanggan, perpustakaan banyak pengunjung, baik untuk membaca atau sekedar nebeng wifi gratis.
"Eh, hari ini free semua, 'kan?" Bobby melirik Jason dan Aroha di kanan kiri.
"Apanya yang 'semua'? Hari ini kita cuma bertiga, Alice katanya ada kegiatan English Club," ujar Aroha. "Tapi gak apa-apa sih walau cuma bertiga .... Kumpul dulu kah? Cafe? Restoran?" tawarnya.
Jason memasang muka masam. "Bokek, bokek."
"Di rumah siapa gitu lho. Jangan di tempatku tapi, ada keluarga ngumpul," kata Bobby.
"Kakak perempuanku pulang. Tahu kan orangnya kayak gimana? Bikin ricuh dikit, modar kita," Jason menimpali.
Aroha tampak berpikir. Bobby dan Jason menatapnya lekat, memberi kode sangat keras padanya. "Jangan aneh-aneh, di rumah cuma ada aku. Tetangga ntar pada curiga."
Bobby dan Jason kompak membuang muka dari Aroha. Juga sama-sama menghela napas panjang.
Tiba-tiba bohlam terang muncul di kepala Aroha. "Gak apa-apa! Gak apa-apa! Di rumahku aja! Aku mau pamerin alaskan malamute yang kemarin ke kalian!"
Aroha telah lebih dulu berlari penuh semangat.
"Roha! Alaskan malamute-mu kasihin ke aku aja lah! Ntar hasil penjualannya dibagi dua deh!" Melihat ketiadaan reaksi sang gadis, Bobby pun menyusul. "Aroha! Bentar!"
"Tungguin kita elah!" Jason ikut berlari.
Sampai di gerbang. Senyum Aroha mengembang lebar mendapati sosok tak asing. "Ether! Pinter banget nyusul kemari."
Alaskan malamute menjulur lidah, khas sikap anjing. Aroha mengelus gemas bulu-bulu tebalnya. Sesuai naluri alami hewan, ia suka sentuhan lembut sang tuan.
Bobby dan Jason akhirnya bisa mengejar. Mereka ngos-ngosan parah seperti usai lari marathon sepuluh kilometer. "Mana si alaskan malamute? Mau aku jual di pet shop sebelah," ujar Bobby di sela sengal napasnya.
Aroha memeluk alaskan malamute erat-erat. "Enak aja .... Ether punyaku! Ether gak dijual!"
"Namanya Ether?" Jason ikut bicara.
Hewan tersebut menggonggong. Seolah menjawab.
"Kebetulan Ether ada. Jadi kita di sini aja, gak usah ke rumahku."
Alaskan malamute menatap Aroha dengan wajah bingung. Sedikit kecurigaan muncul, mengingat seperti apa sikap gadis itu.
Aroha membawa dua teman dan seekor hewan peliharaan ke lapangan sepak bola. Kebetulan soccer club tak ada jadwal sehingga tempat ini kosong. Hanya ada tumpukan bola tergeletak di ujung lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIMO: Cute Ice Malamute Boyz
Teen FictionTantangan menggiring Aroha menjelajah hutan belakang sekolah. Kabarnya ada siluman serigala di sana, ia berharap menemukan dan memamerkan pada teman-teman. Namun, Aroha justru menemukan seekor anjing jenis alaskan malamute. Ether bukan sekadar alask...