Suatu sore di musim gugur. Angin yang berembus cukup kencang menerbangkan beberapa daun maple di luar jendela. Sementara Juddy Abbot tak sengaja tertidur sejak satu jam yang lalu di atas meja kerjanya. Tenggat waktunya untuk mengirimkan novel miliknya ada di penghujung musim ini. Oleh karena itu, ia tidak boleh buang-buang waktu.
Meski demikian, rasa kantuk Judy tidak bisa dicegah. Belum lagi udara yang semakin dingin seolah memberikan belaian dan mengiring dalam lelap. Disusul selimut yang Jervis berikan ketika mengecek Judy yang tak kunjung keluar saat dipanggil untuk turun.
Judy!
Sudah lama sejak terakhir kali Judy terkejut panik karena teriakan Ms. Lippet. Yang jelas, saat itu ia dan anak-anak panti lainnya tengah melakukan hal-hal yang membuat wanita itu naik darah.
Berbeda dengan teriakan yang akhirnya membangunkan Judy dari dalam lelapnya. Teriakan tak langsung--dalam mimpi—yang tak lagi membuatnya panik lantas membuatnya lari kalang kabut untuk menghindari amukannya. Sebagai salah satu anak tertua, dulu ia yang paling banyak terkena getahnya. Namun kali ini, teriakan tersebut membuat senyumannya terukir.
"Ah, sudah jam berapa ini?" Ia tiba-tiba panik saat menyadari bayangan di sekitarnya yang memanjang. Lantas menyadari selimut yang kini masih membungkus tubuhnya yang terduduk di atas kursi. Lagi-lagi ia tersenyum, bayangan seseorang tiba-tiba melintas dalam benaknya. Siapa lagi kalau bukan orang itu?
Jervis Pendleton, sosok yang membuat kehidupannya berubah drastis hingga Judy mampu mewujudkan sebuah mimpi yang bahkan tak pernah bisa ia bayangkan sebelumnya. Karena yang ia tahu, ia hanya sebatas anak yang dibuang di pojokkan Kota New York, lantas dibawa ke Panti Asuhan John Greer.
Entah bagaimana pertemuan kecil dengannya itu berubah menjadi takdir besar bahkan ... sampai ia memiliki nama belakang yang sama dengan orang itu.
"Bukan saatnya untuk tersipu sekarang!" Judy menepuk kedua pipinya kencang dan berusaha menyadarkan dirinya yang kembali teringat akan hari-hari lalu itu.
Judy terbangun dari tempat duduknya, lalu melipat selimut dan menaruhnya di atas tempat tidur yang ada di samping meja kerjanya. Kemudian, menyusun kertas-kertas yang berserakan di atas meja dan mendorong mesin tik-nya ke pojok meja kerjanya cepat-cepat.
Setelah semuanya rapi, Judy segera berlari menuju ke bawah dengan senyum mengembang di bibirnya. Ia harus segera memasak untuk makan malam dan tak bisa membiarkan Jervis kelaparan setelah membiarkan dirinya terlelap tadi.
Ah ya, ia juga tak sabar untuk menceritakan teriakan Ms. Lippet dalam mimpinya. Siapa tahu, esok Jervis akan mengajaknya mengunjungi kediaman Ms. Lippet. Lagipula, sudah lama sekali dan Judy ... rindu dengan wanita tua cerewet itu.
***
Bogor, 8 Juli 2020
Tema hari ini adalah buat cerita dengan tokoh kartun 90-an. Karakter yang dipakai: Judy Abbot 'Watashi no Ashinaga Ojisan (My Daddy Long Leg)'. Ada yang pernah nonton atau masih inget?
Regards
Nari
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Rendezvous - NPC's 30 Daily Writing Challenge 2020 [END]
De Todo"Meski hanya sesaat dan harus terpisah. Aku percaya kalau pertemuan yang ditakdirkan itu akan terukir kembali. Dari tempat yang jauh, sampai hari itu tiba, kuharap Kau akan baik-baik saja!" ✨✨✨ Kumpulan tulisan-tulisan untuk memenuhi Challe...