Kalian mau buat aku senang?
Vote cerita ku ya 😊
Thank you~Nasya menutup pintu dan seketika tangisnya langsung pecah, hatinya sakit. Sebenarnya ini juga bukan kemauan gadis itu untuk melukai perasaan Ray.
"Ray maapin aku ya" ucap Nasya di tengah isakannya.
Ray yang bangun dari tidurnya langsung memikirkan kejadian tadi malam, cowok itu bingun bagaimana dia harus menghadapi Nasya ketika bertemu dengannya?
Cowok itu hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti, ia bangun dan mempersiapkan dirinya untuk pergi ke kampus.
Nasya memasuki kelasnya dan saat itu juga banyak orang yang melempar pertanyaan kepadanya.
"Eh lo punya hubungan apa sama ray? Sampai dia bisa maapin lo dengan mudahnya"
"Sebenarnya lo itu siapanya ray sih?"
"Jawab? Kenapa diam aja hm?"
"Gue bukan siapa siapanya ray, gue gak punya hubungan apapun sama cowok itu, puas kalian?" Balas Nasya dengan tampang datar sambil berjalan menuju mejanya.
"Sombong banget lo jadi cewek!" Umpat orang yang duduk di sebelah nasya, lalu cewek itu pergi mencari tempat duduk lain.
Nasya tidak memedulikan bila ada orang yang mengejek, mencaci, maupun menghinanya. Bagi gadis itu
Mereka cuman orang yang buta, yang hanya bisa melihat sisi negatif orang lain dan tidak bisa melihat sisi positifnya.
Waktu pelajaran telah berakhir. Zizy mengajak Nasya untuk pergi ke kantin, awalnya gadis itu menolak karena takut akan bertemu dengan ray disana. Tetapi setelah zizy berbohong pada cewek itu bahwa ray tidak masuk kampus hari ini, Nasya pun mengiyakan ajakan zizy. Lagipula perutnya sudah lapar sejak pelajaran berlangsung tadi.
"Sya, lo pesan apa?"
"Gue cuma mesan bakso + air mineral, lo?" Balas Nasya sekaligus bertanya
"Gue spagethi + purple fox" Nasya hanya mengangguk sambil fokus kepada gadget nya.Setelah beberapa menit berlalu, ada orang yang tiba-tiba duduk diantara mereka berdua.
"Gue boleh duduk disini kan?" Tanya ray yang tiba-tiba datang entah darimana.
"Boleh kok, boleh banget" timpal zizy memperlihatkan deretan giginya.
"Lo ?" Tanya ray kepada NasyaNasya membeku setiap gadis itu berada di dekat ray, ditambah lagi ray yang memanggilnya dengan kata "lo" dan bukan "kamu".
"Apa?" Tanya Nasya, cewek itu tidak mengerti apa yang dimaksud ray.
"Lo bolehin gue duduk disini gak?" Ucap ray, bagi Nasya itu seperti bentakan.
"Duduk dimana lo mau, gue mau pergi" Nasya berdiri dari kursinya namun ray menarik tangannya hingga membuat cewek itu kembali terduduk. Zizy hanya bisa tercengang melihat interaksi keduanya."Mau lo apa?" Nasya bingun atas perlakuan ray padanya, ditambah lagi banyak pasang mata yang melihat mereka.
"Gue mau apa? Emang lo bisa wujudkan kemauan gue hm?" Tanya ray meremehkan. Nasya kesal dan berusaha melepas cengkeraman ray pada tangannya, bukannya melepaskan, cowok itu malah memperkuat cengkeraman nya hingga membuat nasya meringis."Gue mau lo rasain apa yang pernah gue rasain" bisik ray tepat di telinga gadis itu. Lalu melepaskan cengkeramannya dan berlalu pergi keluar dari kantin.
"Lo gak papa kan?" Tanya zizy sembari melihat tangan Nasya yang memerah akibat ulah cowok itu, Nasya hanya mengangguk.
"Ray kok bisa kek gitu sama lo? Emangnya kalian ada apa sih sebenarnya?" Kepo zizy, sekali gadis itu Kepo terhadap sesuatu ia pasti akan mencari tau nya hingga mendapatkan informasi yang dia mau."Gue gak bisa jelasin, maaf" ucap Nasya kemudian pergi meninggalkan zizy.
"Lo mau kemana? Makanan lo ntar gimana?" Tanya zizy sebelum Nasya melanjutkan langkahnya.
"Ambil aja, udah gue bayar kok"jawab nasya, zizy tersenyum lebar.Kampus telah berakhir, banyak orang yang berhambur kesana kemari, sekarang hanya Nasya seorang diri yang belum meninggalkan kelas. Zizy sudah pergi dari tadi cewek itu tidak mengikuti pelajaran terakhir lebih tepat nya cewek itu bolos
Nasya memijat pelan pelipisnya, akhir-akhir ini kepalanya sering sekali pusing. Cewek itu meraih tasnya lalu hendak untuk pulang. Namun langkahnya terhenti ketika gadis itu melihat punggung cowok yang sangat dia kenali berada di depan pintu kelasnya, seolah olah menunggunya keluar dari kelas.
"Kaget?" Ray berhasil menebak apa yang Nasya rasakan. tentu saja, ray dapat melihat dari raut wajah gadis itu.
"Lo mau apa lagi?" Tanya Nasya dengan jantung yang berdetak tak karuan.
"Gue mau lo" balas ray serius dengan sorot mata yang dalam.
Nasya terdiam tak bisa berkata-kata
Degupan jantungnya semakin menjadi-jadi.Nasya melangkahkan kakinya dengan cepat, berharap dapat melewati ray yang berdiri di dekat pintu, tapi harapannya pupus.
Ray langsung menarik tangan Nasya ketika gadis itu hendak lari, menyudutkannya di dinding dan menendang pintu dengan 1 kakinya hingga tertutup.
"Jangan harap bisa lepas dari gue dengan mudahnya" ucap ray tepat di depan wajah Nasya hingga gadis itu dapat merasakan hembusan nafas ray.
"Lo tau gak? Seberapa sakitnya hati gue?" Tanya ray sambil mencengkeram bahu Nasya kuat dengan kedua tangannya.
Nasya hanya bisa menutup matanya, ia takut untuk menatap mata cowok itu.
"Jawab sya! Gue paling benci disaat lo cuma diam kayak batu begini" ray mengeraskan suaranya.
"Tolong lepasin gue ray" gadis itu kini mulai menitikkan air matanya, ray paling anti melihat Nasya menangis.
"Asal lo tau sya, gue lebih milih merasakan ditembus panah, dibanding rasa sakit yang lo berikan ke gue" ucap ray penuh penekanan pada setiap kata-katanya.
Please comment and vote 💚
Thank you ~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Returning Heart
Teen FictionNasya adalah salah satu gadis yang beruntung karena dapat memasuki kampus RL university melalui jalur beasiswa. Suatu hari di kampus, Nasya bertemu dengan seseorang yang pernah membuat masa lalunya berwarna namun gadis itu membalas nya dengan balasa...