Sejak kepergian chanwoo beberapa menit yang lalu, semuanya memutuskan berkumpul di area taman belakang Kim House. Taehyung yang mengusulkannya dan tanpa perdebatan, semua menyetujuinya.
Mereka mendudukkan dirinya disekitar meja bundar dengan kursi lipat yang tersedia disana. Beruntung, kursi dan meja itu tak terkena hujan karena memiliki payung yang disanggah di bagian tengah meja guna menaunginya.
Setelah mendudukkan dirinya pada masing-masing kursi, keempat insan itu memilih membungkam indera pengecapan masing-masing dengan pikiran yang berkelana ke berbagai arah atas satu topik yang sama. Hal itu jelas menciptakan keheningan sekaligus suasana yang tenang untuk berpikir, seharusnya.
Mafia.
gelar itu jelas membuat pikiran setiap insan yang mendengarnya berkalut dengan kegelisahan yang menyelimuti mereka.
Sebodoh-bodohnya Mingyu, sekekanakannya Taehyung, sekeras kepalanya Dahyun dan senaifnya Jisoo, jelas mereka mengerti arti satu kata itu dan berbagai hal jahat yang mungkin telah dilakukannya. Perjudian, Narkoba, Alkohol, Prostitusi, Lintah darat, Penculikan, dan berbagai hal ilegal lainnya segera tergambar jelas di otak mereka tatkala kata itu memasuki indera pendengaran.
Hanya saja, ada satu pertanyaan yang tercipta atas semua pikiran yang bercabang itu. Bagaimana mungkin seorang ayah yang baik bisa terhubung dengan itu semua?
Kim Myungsoo merupakan ayah yang sangat baik dan penyayang. Ia membesarkan putra-putrinya tanpa pernah membuat mereka merasa kekurangan apapun. Bagaimana mungkin pria itu mampu bergabung dengan sindikat penjahat dan menyakiti orang lain sedangkan menyakiti seekor kucing pun ia tak tega.
“aku tak bisa berhenti memikirkannya.” Taehyung menjadi sosok pertama yang bersuara setelah meneguk habis satu kaleng soda yang ia bawa dari dapur sebelumnya.
Raut lelaki itu nampak marah. Tentu saja! Dibohongi bertahun-tahun atas kebenaran yang sama sekali tak bisa diterimanya. Pikirannya berkalut mengenai berbagai opini orang yang kemungkinan besar akan memakinya dan menjulukinya sebagai anak iblis jika mengetahui identitas asli ayahnya.
“well, ya.” jisoo bersuara dengan nada yang lemah. Ia mendongakkan wajahnya ke atas memandang langit malam yang bersih tanpa bintang berusaha mencari ketenangan untuk kepalanya yang sudah terasa panas setelah memikirkan semuanya. “ini jelas tak pernah diprediksi sebelumnya.”
Ucapan jisoo mengundang mingyu dan dahyun menghela napasnya bersamaannya. Kedua insan itu saling melempar tatap dan memperhatikan raut kekecewaan yang tercipta diwajah masing-masing.
“jika berhubungan dengan mafia, apa rencananya akan berjalan lancar?” tanya Mingyu pada kembarannya yang selama ini bertugas sebagai mindmapper kelompok mereka.
Dahyun kembali menghela napasnya. Ia sudah mengira jika mingyu akan mempertanyakan hal itu dan tentu saja itu membuatnya tertekan. Selama ini ia selalu berpikir jika semuanya akan sejalan dengan planningnya, simple tapi terencana dengan baik seperti bagaimana ia mengikuti prosedur memasak, ikuti setiap langkahnya dan semua berakhir pada sajian yang dapat dinikmati. Hanya saja, terkadang ia lupa. ternyata, bisa saja satu hal buruk pada langkah tertentu bisa menghambatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Fraternity
Fanfictionthis is not a love story. It's about they who recover the murder of they parent. © amaranthane 2020 Highest rank No.2 #kdh [10/7/20]