Assalaamu'alaikum
Ada yang mau baca?
Camellia menatap nanar layar ponsel miliknya. Ponsel dengan layar 5inc itu terlihat sedikit kusam, bukan karena kotor tapi karena tipe ponsel lama, pada saat membelinya dulu. Camellia hanya mampu membeli barang second saja.
Namun dia sangat bersyukur, sekiranya dia memiliki alat komunikasi yang bisa di pakai untuk menghubungi saudara-saudara dan juga sahabatnya.
Beberapa menit yang lalu ada sebuah nomor tidak di kenal yang mengirimkan foto di aplikasi pesan. Foto Awan dan juga Ria, yang tengah bermesraan di sebuah restauran, sepertinya. Camellia menatap sedih gambar bisu di layar ponselnya.
"Apa yang kamu lihat?" Belum sempat Camellia menjawab, ponsel di tangannya sudah melayang di ambil orang. "Kamu sedih hanya gara-gara ini, hm?"
"Kembalikan Jun, itu ponsel aku," ucap Camellia dengan sedikit waswas.
"Aku tahu ini ponsel Kamu! Aku cuma tanya ... Kamu tiba-tiba sedih cuma karena melihat gambar mereka ini?" Suara Arjuna terdengar naik, membuat nyali Camellia menciut.
"A aku ... aku..
"Sudahlah. Ayo kita pulang, sudah sore!" Ucap Arjuna, sembari menyodorkan ponsel Camellia yang tadi di rebutnya.
Camellia hanya mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Arjuna meninggalkan rumah singgah.
Keduanya berjalan dalam keheningan, tidak ada satupun yang bersuara.
Camellia dan Arjuna, berjalan beriringan melewati jalanan yang sepi.
Mereka berdua yang di besarkan di pinggiran kota dengan kehidupan sederhana, sudah terbiasa bila mereka menempuh perjalan jauh hanya dengan berjalan kaki.
Hanya keheningan yang mengiringi langkah kedua anak manusia itu.
"Mel," Arjuna mengurai keheningan.
"Hm, iya?"
"Kamu ingat tidak, waktu kita kecil dulu Pak Ustadz sering bilang, kalau segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, di hidup kita, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi bisa karena sebab dan akibat dari perbuatan kita, apa kamu percaya?"
Camellia termenung sesaat, memikirkan apa yang di ucapkan sepupunya.
"Percaya tidak percaya, semua 'kan karena kehendak Allah semata, Jun,"
"Memang, semua atas izin Allah, tapi Allah juga tidak akan memberi teguran jika kitanya tidak lalai, iya kan?!"
Camellia mengangguk.
"Iya. Menurutmu apa semua ini teguran untuku?"
"Hanya Allah yang tahu. Kamu tahu, jika Allah akan memberi kita cobaan dari apa-apa yang teramat kita cintai secara berlebihan, Mel!"
Deg
"Maksudnya apa, Jun?"
"Kamu ingat tidak, pepatah yang sering kali orang bilang, untuk mencintai orang yang kita sayang sewajarnya saja, dan membenci musuh kita sewajarnya juga, alias jangan berlebihan."
Camellia tampak tertunduk.
"Kamu pintar, Mel. Tapi jangan cuma di ingat saja, terapkan di dalam kehidupan kita. Kita hanya manusia, yang hidup sesaat di dunia fana, jangan terlalu berlebihan dalam mengagumi sesuatu seperti halnya dalam mencintai seseorang, sewajarnya saja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Camellia - Sudah Terbit
General FictionMove On KBM Sebagian part di hapus. Esok adalah hari bahagiaku, iya ... Seharusnya begitu, tapi manusia hanya bisa berencana dan Allahlah yang maha mengabulkan segalanya. "Aku hanya bisa berserah pada takdir yang telah Engkau tuliskan untukku. Aku b...