Dua

862 119 101
                                    

Assalaamu'alaikum

Happy reading

Kadang, Camellia bertanya-tanya
Apakah dia yang begitu lambat mengejar, ataukah orang yang di kejarnya terlalu cepat berlari menjauhi?

Bukan kali ini saja cintannya tak menuai balas, sampai-sampai dia mengira memang tak pantaskah dia mendapat pendamping? Astaghfirullah.

Mungkin Camellia ini tipe pecandu harapan, bukan pengemis perhatian.

Namun Camellia tak mampu berbuat lebih, karena hadirnya bagi dia hanya sebatas pelarian.

Hadirnya baru di anggap ada.
Saat oleh yang lain dia di abaikan.
Saat tak ada satupun yang mempedulikan dirinya.

Saat yang di sebut teman tak mampu meringankan apa yang dia tanggung sebagai beban.

Saat orang yang menjanjikan untuk selalu ada, namun yang Awan temui adalah Camellia sebagai yang pertama kali ada, bukan dia itu, bukan juga mereka. Hanya Camellia.

Ya mungkin Camellia memang paling agresif dalam hal mencintai, terlebih itu terhadap seseorang yang ingin sekali dimilikinya.

Namun harapannya untuk memiliki tak berjalan selaras dengan kenyataan.

Atau memang Allah belum
memberi izin untuk menjadikan itu kenyataan.

Seminggu telah berlalu, sejak Awan datang untuk yang terakhir kalinya, kerumah Camellia.

Sejak itu juga, belum sekalipun Camellia melangkah keluar rumah. Walaupun seluruh keluarganya mensupport dirinya, dan memberikan semangat untuk tetap menjalani hari-hari seperti biasa.
Dan tetangga-tetangga di tempatnyapun tahu, bahwa yang salah bukanlah dirinya.

Camellia menatap layar ponsel, seorang sahabatnya mengirimkan beberapa foto Awan dan Ria yang sedang berada di cafe.

Bukan sekali ini saja sahabatnya memberi tahu dirinya bahwa Awan sering pergi makan berdua dengan mantan pacarnya, tapi Camellia mengabaikan semua itu, Camellia tidak ingin mempercayainya sedikitpun.

Camellia hanya menarik nafas dalam, melihat betapa mesranya Awan dan Ria. Sedangkan dengan dirinya? Awan bahkan tidak pernah sekalipun mengajaknya ke cafe.

Pernah beberapa bulan yang lalu, Camellia bertanya pada Awan, apakah dirinya masih berhubungan dengan Ria? Namun bukan jawaban yang di terimanya, tapi kemarahan Awan, yang mengatai dirinya terlalu posessif, padahal belum menjadi istrinya.

Dan berlanjut dengan menghilangnya Awan selama hampir sebulan lamanya, saat itu Camellia hanya berpikir, mungkin Awan ingin menenangkan diri saja makanya menjauh.

Tapi sekarang Camellia tahu, selama menjauh dari dirinya, rupanya Awan selalu menemani Ria dan bahkan mereka pergi berlibur bersama-sama.

Apakah Camellia senaif dan sebodoh itu, sampai-sampai di bohongi selama bertahun lamanyapun masih diam dan pasrah?

Sekarang Camellia sadar, sesadar-sadarnya, ternyata semua janji-janji dan ucapan manis Awan hanyalah bualan belaka, karena kenyataannya, dirinya hanya sebagai pelarian sementara saja, hanya di jadikan tempat berpijak sesaat.

Camellia yang selalu di ajarkan untuk jujur dan berprasangka baik, tidak sedikitpun mengira, bahwa dia sudah menyimpan harapan pada orang yang salah.

Camellia - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang