Bad news

458 56 8
                                    

Chapter 15: Bad news

◆◆◆

}{

- Ahn Heejin

Aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang aku alami hari ini.

Mimpi itu...apa maksud mimpi itu?

Kenapa aku bisa memimpikan Jimin seperti itu? Dan kenapa dengan perasaanku yang tiba-tiba merasa tidak enak? Aku bahkan menangis sungguhan karena mimpi itu.

Aku menatap ponselku sedari tadi dengan perasaan bimbang. Berniat ingin menelpon Jimin namun rasanya akan sangat aneh jika aku tiba-tiba menelponnya. Tapi jika tidak begitu, aku akan terus menerus penasaran dengan perasaan gelisah begini.

Menghembuskan napas, akhirnya aku memberanikan diri untuk menyentuh tanda panggilan pada kontak Jimin. Aku pikir sekali lagi tidak ada salahnya jika aku menelponnya lebih dulu, ini juga demi menenangkan pikiranku yang dipenuhi rasa yang amat aneh setelah bangun dari mimpi itu.

Aku menggigit ujung jari telunjukku saat mendengar nada panggilan tersambung.

"Jimin-ah?" Panggilku saat panggilan dariku diangkat.

"Halo?"

Aku langsung menjauhkan ponselku dari telingaku saat mendengar suara perempuan yang menjawab panggilan itu. Aku kembali memeriksa nama kontak yang tertera, takut jika aku salah menelpon nomer orang. Namun ternyata ini benar-benar nomer Jimin. Tapi siapa perempuan itu? Apa dia....gadis yang di jodohkan dengan Jimin?

"Halo?"

Aku segera tersadar dari lamunanku setelah seseorang dari sebrang sana kembali bersuara. Aku berdehem kecil, lalu kembali meletakan ponselku kesamping telinga.

"Dimana Jimin?" Tanyaku

"Jimin? Ah maksudmu Tuan Park Jimin? Apa kau kerabatnya? Pasien baru saja dijemput oleh pihak keluarga. Aku tidak sadar jika ponselnya masih tertinggal. Astaga bisa-bisa aku dimarahi oleh atasan--"

"Tunggu....kau seorang suster? dan apa maksudnya pasien? Pemilik ponsel ini adalah pasien rumah sakit?" Tanyaku mulai gelisah. Ada apa sebenarnya yang terjadi dengan Park Jimin.

"Benar. Dia korban kecelakan mobil tadi malam dan--"

Aku lagi-lagi memotong pembicaraan suster itu karena tidak sabaran.

"Dimana? Rumah sakit mana?"

Setelah suster itu menyebutkan nama rumah sakitnya, aku segera berlari kebagian receptionist.

Benar. Rumah sakitnya sama dengan rumah sakit tempat Yeonjun dirawat. Kenapa aku bisa tidak sadar jika Jimin juga dirawat disini?

Saat aku sampai disana, para suster yang sedang jaga menatapku dengan bingung.

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya salah satu dari mereka.

Aku mengatur napasku yang tidak beraturan karena berlari. Lalu pandangan mataku langsung tertuju pada suster yang memegang ponsel dengan case hitam polos yang aku yakini adalah milik Jimin.

"Suster?"

Suster itu mengerjap, kemudian seakan tersadar dia menatapku sembari tersenyum, "kau yang menelpon ke ponsel ini tadi?"

Aku mengangguk membenarkan, "bisa aku tau apa yang terjadi dengan pasien?" Tanyaku.

"Sebelumnya, maaf. Bisa aku tau kau siapanya pasien? Ini informasi pribadi, tidak bisa kami bocorkan kesembarang orang," ujarnya, membuatku mengangguk mengerti.

Thank you •Pjm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang