Terikat

13 1 0
                                    

Eca sudah bersiap untuk pergi kesekolah. Ia turun kebawah hendak menemui Elina-Budanya sambil sarapan. Saat menuruni tangga, Eca dapat mendengar Elina sedang berbicara dengan seseorang. Dan saat anak tangga terakhir, Eca melihat Zidan dan Elina yang saling bercerita, entah cerita apa, yang jelas mereka terlihat begitu akrab.

"Loh Zidan? Ngapain lo disini?" tanya Eca dangan nada yang kentara sekali tak suka

"Hushh, Ca gaboleh gitu ah. Ini Zidan mau pergi sekolah bareng sama kamu looh" jawab Elina

"Bunda kenal dia?"

"Iya kenal, ternyata mamahnya Zidan ini temen mamah dulu Ca. Bunda seneng banget, apalagi sekarang mereka udah pindah di sebelah rumah kita. Mereka jadi tetangga kita Ca" cerita Bunda yang keliatan seneng

"Eca udah tau Bun" tanggap Eca malas

"Yaudah, kita sarapan dulu yuk. Zidan, kamu belum sarapan kan?"

"Heheh iya tante belum" jawab Zidan jujur

"Pulang lo sana. Gausah numpang makan tempat orang" kata Eca sarkas

"Ca, gaboleh gitu ah"

"Yuk Zidan, makan bareng sini" kata Elina yang tak memperdulikan Eca

Zidan mengikuti Elina dari belakang. Ia melihat Eca yang kesal karnanya. Tanpa sadar ia tersenyum melihat gadis yang menggemaskan di matanya ini. Eca melihat Zidan yang tersenyum kearahnya, lalu ia menjulurkan lidahnya berniat mengejek Zidan, namun setelah melihat aksinya tadi, Zidan malah terkekeh di depannya. Eca hanya memutar bola matanya malas lalu duduk di meja makan.

Mereka makan dengan tenang. Sesekali Elina melempar pertanyaan ringan untuk Zidan. Eca merasakan bahwa sedari tadi Zidan mencuri-curi pandang dengannya. Ia benar-benar tak mengerti, apa yamg sedang di fikirkan oleh Zidan saat ini. Apakah ia berniat buruk dengan Eca? Ntahlah ia tak tau. Cepat-cepat Eca memakan sarapannya lalu menghabiskan susu nya.

"Eca pelan-pelan" ujar Elina

"Eca udah selesai Bun. Eca pamit dulu ya" jawab Eca sembari ia memakai tas sekolahnya dan menyalim tangan Elina.

Zidan meminum susu nya lalu cepat-cepat ia menyalim tangan Elina dan menyusul Eca yang sudah berjalan kedepan.

"Ca, tunggu dong. Masa gue ditinggal sih" kata Zidan yang berlari mengejar Eca lalu mencekal tangannya

"Apaan si lo. Sana ah gue mau berangkat"

"Yaudah sama gue. Gue sengaja ya dateng pagi-pagi begini biar gue gak keduluan sama lo yang udah pergi"

Bukannya apa, Zidan itu anaknya memang sesuka hatinya saja. Di sekolahnya dulu, ia sering terlambat dan juga bolos.Tetapi ia tak merokok seperti teman-temannya.

"Lagian, suruh siapa si lo jemput gue. Gue gak minta ya lo jemput gue"

Tanpa memperdulikan Eca, Zidan menaiki motornya dan memakai helmnya. Ia memberikan helm satu lagi untuk Eca.

"Gak. Gue gak mau"

"Kalo lo gak mau, gue teriak ke Bunda nih" ancam Zidan

"Kok lo ngancem si"

"BUUUNNNN-"

"Iya iya gue mau" ujar Eca dengan kesal sembari mengambil helm yang daritadi di sodorkan oleh Zidan dan menaiki motornya.

"Motor lo gini banget deh. Gue susah nih" kata Eca

"Susah gimana maksud lo?"

Beberapa detik kemudian Zidan baru peka dan melepaskan Jaketnya untuk Eca yang langsung di lilitkan dipinggang Eca. Untung saja kebiasaan Zidan kesekolah pakai Jaket.

831 224!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang