1 TAHUN KEMUDIAN.
Hera berlari kecil meninggalkan taman bunga dengan menenteng rok gaun panjangnya menggunakan kedua tangan. Terus mengabaikan teriakan Marrine yang masih terdengar beberapa kali dibelakang sana.
Senyumnya tak pernah pudar begitu mendengar kabar bahwa Zeus telah kembali.
Sementara tak jauh dari posisinya, terlihat Marrine yang tampak sudah berhenti berlari dengan napas terputus-putus, mengusap keringat di keningnya sendiri menggunakan punggung tangan.
Di usianya yang sudah bisa dikatakan tua ini, wanita setengah baya itu sudah tidak bisa lagi berlarian menyusul Hera yang telah menjauh. Marrine hanya bisa mengawasi ratunya itu dari arah kejauhan, meringis ngeri ketika melihat Hera yang beberapa kali terlihat hampir terjatuh karena tak sengaja menginjak rok gaunnya sendiri.
Hera bahkan sudah berlari menaiki ribuan anak tangga pelataran yang akan membawanya kearah kastil Istana Darken yang terlihat semakin megah.
Wanita iblis itu hanya berhenti sejenak untuk mengusap peluh yang membasahi keningnya, lalu kembali berlari masuk kedalam Istana melewati dua orang prajurit yang membungkuk hormat menyapanya.
Sudah lebih dari satu bulan dari yang King Demon Zeus janjikan. Pria iblis itu akhirnya telah kembali sejak kepergiannya ke dunia atas.
Zeus pergi karena harus menghadiri perundingan antara bangsa Iblis, Malaikat, dan para Dewa untuk keseimbangan kehidupan di muka bumi.
Mengenai perjanjian dan sumpah untuk tidak saling mengganggu satu sama lain dan hidup dengan damai tanpa menyinggung ras masing-masing.
Dunia atas adalah milik para malaikat dan dunia bawah adalah kekuasaan bangsa Iblis, begitulah hukum alam yang berlaku di dunia immortal ini.
"Ibunda!"
Mendengar seruan dengan nada suara tegas itu, membuat Hera berhenti berlari ketika mendapati dua orang bocah lelaki yang baru saja keluar dari arah perpustakaan Istana Darken.
"Kenapa Ibunda berlari seperti itu?"
Dengan senyum yang masih belum luntur dari bibirnya, Hera segera menyambut Ares putranya, yang kemudian sudah berjalan mendekat dengan raut wajah khawatir.
Sementara Abercio, putra tunggal Anastasya dan Enrico yang selalu membuntuti Ares kemanapun Pangeran itu pergi hanya menatap Hera dalam diam, selalu irit bicara seperti biasa.
"King Demon Zeus sudah kembali hari ini Ares, kau tidak mau menemuinya lebih dulu?"
Ares menaikkan kedua alisnya lalu menggeleng pelan, "aku ingin latihan memanah bersama Abercio. Ibunda bisa menemui Ayahanda lebih dulu. Tapi ingat, jika Ibunda tidak mau mengambil resiko King Demon Zeus menghukum semua penghuni Istana Darken lagi jangan bahayakan diri dengan berlarian seperti tadi. Ibunda bisa terjatuh dan kami semua yang akan terkena imbasnya."
Hera mengangguk paham, mencubit sebentar sebelah pipi bocah lelaki itu yang dibalas Ares dengan satu kecupan di pipi kanan Hera.
Lalu Ares, pamit pergi menuruni anak tangga dengan semangat, meninggalkan Abercio yang masih terdiam memandanginya.
Abercio memang bukan jenis bocah yang suka banyak bicara, namun Hera cukup peka dengan tatapan bocah kecil itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate [END]
FantasiTentang sang penguasa kegelapan yang memiliki belahan jiwa dengan keterbatasan fisik. Hera Aquinsha terlahir dengan keadaan buta. Merupakan seorang tuan puteri dari sebuah pack terkenal bernama Golden Moon Pack. Meski memiliki paras cantik tanpa ce...