ii. hujan menaungi rindu

1.5K 197 8
                                    

[ eksistensi pelipur lara ]

⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀

⠀⠀
﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋
⠀⠀⠀

Hari-hari terus berganti, tiap sekon waktuku melangkah maju. Namun aku tetap disini seperti orang bodoh, dibawah naungan hujan melantunkan lagu cinta seperti gadis kasmaran, namun nyatanya hatiku sedang kelabakan.

Riuh tirta hujan seakan membesarkan opini pada seluruh penghuni semesta, bahwasannya ada seorang gadis duduk sendirian dengan memasang raut menyedihkan. Lembayung jingga mulai meredup, bergantian tugas dengan tawang malam yang menaungi kegelapan. Namun, aku tetap saja singgah pada posisi awalku, menangisi sebuah kebetulan yang tak akan berkutik jika disalahkan.

Damar, semesta punya skenario yang tak terduga, ya?

Aku udah mikir dari awal, kalau semesta cuma jadiin kita bahan percobaan. Tapi yang masih jadi pertanyaan, kenapa harus kita? Kenapa bukan orang lain saja?

Aku bergumam sendiri. Rentetan memora muncul bagai urutan lagu tanpa sadar diri. Dalam benakku sekarang hanya ada satu asma, yaitu kamu, Damar. Kamu yang berhasil masuk dengan kondisi pintu hatiku yang tertutup rapat. Kamu yang berhasil menyelinap memotong rantai-rantai sentral yang ku ikat kuat, dan kamu yang seenaknya mengunci diri dalam benakku, mencuri izin 'tuk merekam parasmu dengan akurat.

"Luna, saya cariin kamu kemana-mana dari tadi tau-taunya malah disini. Kenapa hujan-hujan gini malah melamun sendirian di halte?"

Tapi sekarang tidak lagi, Damar. Aku sudah bertemu orang baru, yang perangainya tak jauh berbeda dari kamu, namun hadirnya tak sekadar untuk bertamu. Setidaknya sampai sekarang, sampai saat-saat beratku untuk melupakanmu.

﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋

﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
eksistensi pelipur lara, hendery ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang