Tanggal 07 Oktober 2020.
Pukul 08.30 wib.Akmal sedang menikmati coffe cokelat di cafe.
Sudah hampir 2 jam ia menunggu Alimah datang sambil membaca buku yang berjudul "Aku Hijrah".Ia sering kali memperhatikan pintu cafe, berharap Allah mengabulkan doanya untuk bertemu dengan wanita yang selalu ia tunggu.
Terdengar suara pintu cafe terbuka dan Akmal yang sedang membaca buku pun mengalihkan pandangannya ke arah pintu cafe. Deg!
Dia datang. Allah mengabulkan doaku.
Itulah yang diucapkan Akmal dalam hati ketika melihat Alimah membuka pintu cafe.Ia pun segera menghampiri Alimah.
"Assalamu'alaikum, Alimah. Kamu ingat aku?" sapa Akmal.
"Wa'alaikumsalam. Bagaimana kamu tahu namaku?" balas Alimah.
"Ini. Aku membaca namamu disini." jelas Akmal sambil menunjukkan kertas putih yang ia temukan di meja cafe beberapa bulan yang lalu.
"Oh. Ada apa ya? kenapa kamu selalu menghampiriku?" tanya Alimah.
"Jadi, begini Alimah. Aku Akmal Fauzi, ingin taaruf dan jika kita berjodoh aku ingin melamarmu menjadi istriku." ungkap Akmal dengan hati yang dug-dug.
"Astagfirullah."
Alimah sangat terkejut dengan apa yang diungkapkan Akmal barusan."Kenapa? kok istighfar?" Akmal kebingungan dengan respon Alimah.
"Kamu lihat laki-laki disana?" kata Alimah sambil menunjukkan jarinya kearah laki-laki yang sedang melayani pelanggan.
"Iya. Aku melihatnya. Memangnya kenapa, Al?" tanya Akmal.
"Dia Faid. Suami saya." jelas Alimah.
"Hah?"
Akmal benar-benar terkejut mengetahui hal itu."Benarkah? aku kira kamu belum menikah. Sebentar. Aku mengingat sesuatu.
Apa ... yang kamu maksud dengan 'In syaa Allah akan menjadi wanita terbaik bagi ... ' itu bagi suami kamu?""Benar. Aku akan menjadi wanita terbaik bagi suamiku."
Faid baru menyadari kedatangan istrinya.
Ia melihat istrinya sedang berbicara dengan seseorang. Ia pun menghampiri mereka."Al, laki-laki ini siapa?" tanya Faid.
Belum sempat Alimah menjawab, handphone Akmal berbunyi pertanda ada seseorang yang menelponnya.
Akmal mengangkat telepon dari ayahnya."Assalamu'alaikum. Ada apa, yah?"
"Wa'alaikumsalam. Kamu dimana? bisa pulang sekarang, mal?"
"Memangnya ada apa, yah?"
"Kamu pulang saja dulu. Nanti juga tahu ada apa."
Akmal mengakhiri pembicaraan dengan ayahnya di telepon dengan mengucapkan salam.Lalu, ia menatap Alimah dan suaminya dengan rasa malu dan bersalah.
"Alimah, aku minta maaf ya. Aku tidak tau kamu sudah menikah." ucap Akmal.
"Em nama kamu Faid kan? aku juga minta maaf ya. Aku tak akan menemui Alimah lagi." lanjut Akmal.
"Iya tidak apa-apa. Tapi, lain kali kamu harus mencari tau dulu latar belakang seseorang yang ingin kamu kenal." kata Alimah.
"Kita berdoa, semoga kamu cepat menemukan jodoh terbaik dari Allah untukmu." kata Faid.
"Iya syukron. Aku pamit. Assalamu'alaikum."
'Wa'alaikumsalam." Jawab Alimah dan Faid.
Akmal pergi meninggalkan cafe.
Ia merasa sedikit kecewa. Tapi, hal itu tak membuatnya lemah dan berputus asa.Alhamdulillah, Allah beri ia kekuataan atas kekecewaan yang ia terima.
Dulu memang ia berubah menjadi lebih baik dengan niat ingin mengejar cinta Alimah.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu niat itu berubah menjadi lillah.
Ia bersyukur, Allah beri ia hidayah melalui seseorang yang Allah kirimkan untuknya.Akmal sedang menyebrang jalan menuju tempat parkir motor di depan cafe untuk mengambil motornya.
Ada mobil yang melaju cukup cepat, akan tetapi Akmal tak menyadari itu.
Orang-orang yang melihat Akmal tak menyadari ada mobil, berteriak agar Akmal segera lari dan cepat menyebrang.
Akan tetapi, Akmal tak mendengarnya.
Mungkin karena situasi saat itu kendaraan sedang ramai. Mobil itu sudah hampir mendekati Akmal.BERSAMBUNG
Apa yang terjadi?
Tunggu episode selanjutnya, minggu depan!
KAMU SEDANG MEMBACA
AKMAL
Short StoryProjek Nulis Dream Writer Club Sinopsis : Sebuah cerita yang mengkisahkan tentang seorang laki-laki muslim bernama Akmal yang pandai dalam bidang sastra Inggris. Akan tetapi, ia tak pernah mau belajar ilmu Agama. Padahal, ilmu Agama tetaplah me...