Afri menatap Luga yang masih sibuk dengan barang barangnya diatas meja.
"Luga, aku mau bicara sebentar."
"Aku tidak punya waktu untuk itu," jawab Luga tanpa menoleh ke Afri."Aku mohon, Luga sebentar saja," pinta Afri.
"Bicara saja sekarang, cepat!" Balas Luga."Tidak bisa begitu," protes Afri, kepalanya menggeleng. "Kamu mau pergi ketaman yang di dekat sekolah itu?"
Luga mengangkat tasnya dengan sebelah tangan, berjalan mendahului Afri.
"Aku memang mau kesana."
Mata Afri berbinar karena Luga menyetujuinya."Kalau begitu sepakat ya!"
"Aku kesana untuk tidur siang bukan untuk mendengarkan ocehanmu." Jawaban Luga membuat wajah senang Afri berubah kecewa."Luga, ayolah, cuma sebentar, kok!" Bujuk Afri. "Ini hal yang penting."
Luga tidak tertarik. Dia berjalan cepat menjauhi Afri yang kewalahan mengimbangi.
"Ini tentang masa lalumu!"
Langkah Luga terhenti, sontak membuat Afri yang berjalan di belakangnya menabrak punggungnya.
Afri mundur dua langkah lalu mengelus hidungnya yang terasa sakit.
"Luga! Kenapa berhenti tiba tiba?"
Luga menatap Afri tajam. Menusuk. Membuat Afri diam ditempat.
"Seberapa banyak yang kamu tahu?!"
"Eh?"
"Masa laluku itu. Seberapa banyak yang kamu tahu?"Afri agak ragu menjawabnya. "Tidak terlalu banyak sih ..."
"Untuk kali ini saja, aku akan mendengarkanmu"
"Eh?" Afri terenyak. Bengong. Masih belum percaya sepenuhnya."Benarkah?"
"Cepatlah, sebelum aku berubah pikiran."
"B-baik!"Afri segera menyusul Luga yang jalan duluan, wajahnya dipenuhi senyuman cerah. Kali ini Luga akan mendengarkanya.
Sementara itu Luga sibuk dengan pikiranya sendiri, mengindahkan Afri yang terus menerus tersenyum.
Afri tahu masa lalu nya? Bagaimana bisa? Jangan jangan ... Afri sudah mengetahui alasan Luga menolongnya? Atau, Afri akan menyebar luaskan masa lalunya? Masa lalu kelam dari seorang Luga?.
Itu tidak boleh terjadi. Luga akan membungkam mulut Afri, atau menghajarnya bila perlu.
Luga tak habis pikir mengapa anak yang sekilas bertubuh lemah dan penakut berani menantangnya seperti ini.
Afri pasti akan membongkar semua rahasia masa lalu nya. Masa lalu yang merupakan salah satu kelemahan Luga, dan membuat Luga tidak berkutik jika diancam dengan itu.
Takkan kubiarkan dia menyebarkanya. Kamu memilih orang yang salah untuk diajak berkelahi.
Afri hanya memiringkan kepalanya bingung menyadari Luga menatapnya dengan sorotan mengancam.
"Dari mana kamu mengetahuinya?!"
Bentakan Luga meluncur begitu saja dari mulutnya. Afri hanya meresponya dengan tawa pelan.Seruan berisik dari anak anak yang bermain card game sama sekali tidak mengusik maupun mengalahkan nada suara Luga yang seperti ingin mengamuk.
Dia merasa sebeluk melakukan ini-itu, dia akan mengorek sedikit informasi dari anak polos nan manis didepannya.
Afri merengut lalu membalas. "Tidak penting aku tahu dari mana, yang penting itu masa lalu mu yang sesungguhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST PUZZLE
Teen FictionKeping Pembawa Petaka. ini adalah kisah yang berasal dari perjanjian. Dari rasa benci pada dunia, menuju persahabatan manis yang tak terlupakan. Afri mendapati dirinya lelah oleh semua penderitaan dalam hidupnya. Dia bersedia melakukan perjanjian de...