Masa lalu (1)

33 22 70
                                    

Afri terenyak melihat Luga yang mulai menceritakan kisahnya. Kisah yang membuat Afri sadar ada yang lebih menderita darinya.

Kisah menyentuh yang membuat Afri seolah olah berada disana, melihat rentetan kejadian dengan mata kepalanya sendiri.

Kisah seorang Luga kecil ...

•••

"Luga! Kamu yang menyembunyikan sepatuku, kan?" Jerit seorang gadis kecil.

Sementara Luga yang dituding sebagai tersangka hanya tertawa, mengindahkan wajah marah yang seperti hendak melempar kursi.

Dia berlari lari mengitari kelas 1-C, menghindar kejaran Lisa dengan tawa mengejek yang belum hilang dari binirnya.

"Coba tangkap aku kalau bisa!" Tantangnya.

Masih asyik berkejar kejaran, Luga tanpa sengaja menabrak seorang guru.

Dia mengusap hidungnya, dan Lisa sudah ada disana untuk mencubit tanganya keras.

Luga berteriak kesakitan, seolah olah tanganya digigit kudanil.

Lisa langsung melaporkan perbuatanya kepada guru, membuat Luga dihukum berdiri didepan kelas selama dua jam pelajaran.

Lisa balas tertawa, dan celetukan Eza membuat Luga kesal setengah mati, "Hei, Luga! Kamu jadi satpam, ya!"

•••

Luga kecil mengoleskan selai cokelat ke atas rotinya, kemudian memandang sang ibu yang asyik menyantap sarapan.

Mencoba mengumpulkan keberanian, Luga bertanya dengan pelan, "Bu, Ayah kemana?"

"Masih pergi bekerja, sayang," balas ibunya.

Luga tertunduk lagi, masih meratakan selai.

"Ibu juga pergi bekerja setelah ini? Pulang malam lagi?"

"Benar" jawab ibunya. "Kamu hati hati dirumah ya!"

"Iya." Kepalanya mengangguk.

Hening sejenak, Luga masih sibuk dengan rotinya dan ibunya asyik menyantap miliknya sampai akhirnya Luga memecah keheningan dengan berujar,

"Bu, Luga mau pergi ke kebun binatang bersama ibu dan ayah, boleh?"

"Ibu dan ayah sibuk, sayang," balas ibunya lagi, lalu meneguk air putih "ibu dan ayah bekerja demi kepentingan Luga juga."

"Tapi, Luga lebih memilih kalau ibu dan ayah tidak ..."

Ibunya mengusap rambut Luga sebentar sambil tersenyum, lalu berkata, "ibu berangkat dulu. Kamu jadi anak baik, ya!"

"Tunggu ... Luga ..."

Terlambat, ibunya sudah masuk kemobil, menyalakan mesin dan meninggalkan pekarangan luas rumah nya.

Luga terdiam didepan pintu, menggigit bibirnya pelan, dengan air mata menggantung dipelupuk matanya.

"Luga mau memberikan sesuatu untuk ulang tahun ibu ...".

LAST PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang