Masa Lalu (2)

42 22 117
                                    

"Afri, hanya anak itulah yang berada disampingku. Namanya Eza. Menyemangatiku saat aku down. Sampai akhirnya aku diurus oleh paman dan bibiku yang tinggal dikota lain, mereka tidak mempunyai anak. Mereka merawatku dengan penun kasih sayang, lebih dari kasih sayang yang dicurahkan orangtuaku sendiri."

"Tapi semuanya tidak semudah itu. Pada saat aku mulai mendapatkan kebahagiaan, semuanya berakhir ..."

•••

"Hai, aku Lana, senang berkenalan dengan mu."

Luga ikut tersenyum, menjabat tangan Lana teman sebangkunya disekolah yang baru.

Gadis yang ramah dan baik, menbuat Luga nyaman berada didekatnya.

Senyumannya yang menenangkan mulai meyakinkan Luga dirinya bisa jadi teman yang baik dan dapat diandalkan.

Ya, dia percaya kepada Lana.

"Uh, Luga?" Tanya Lana. "Apa benar orangtuamu dulu bercerai karena skandal?"

"Lana, bagaimana kamu bisa ..."

Senyuman Lana yang selama ini Luga lihat berubah menjadi pandangan risih, seolah Luga sosok yang harus dihindari.

"Lana, kamu mau keperpuskaan denganku?" Luga mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku ada urusan dengan Amel." Lana bangkit menjauhi Luga. "Maaf, ya!"

"La ... Lana ..."

Lana pergi bersama Amel, meninggalkan Luga.

Amel membisikan sesuatu ditelinga Lana sambil sesekali menoleh ke arah Luga.

Wajah Lana terlihat kaget, kemudian kepalanya mengangguk, lalu keduanya pergi berlalu menghindari Luga.

•••

"Sejak saat itu, hari hari suramku dimulai," ucap Luga.

"Kurang lebih, aku mirip sepertimu. Bedanya kamu ditindas secara fisik, sedangkan aku secara verbal."

Afri memiringkan kepalanya tidak mengerti. "Verbal?"

"Dengan kata kata" jelas Luga. "Kata kata yang sudah pasti menyakitkan."

Luga tersenyum miris, dan Afri mulai memahami kesedihan yang terpancar lewat matanya.

•••

"Hei, si anak terbuang sudah datang!"

"Hebat sekali dia masih bisa datang setelah kejadian memalukan dalam hidupnya terbongkar!"

"Apa dia berpikir masih bagian dari kita?"

"Siapa juga yang mau berteman dengan anak yang oleh kedua orangtuanya saja tidak disayangi!"

"Hahaha"

Luga masih menundukan kepalanya. Berjalan cepat menuju bangkunya.

Lana sendiri sudah mengangkat kaki  dari sana, dia lebih memilih duduk dibangku pojokan yang kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAST PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang