"Sayangnya Ayah,"panggil Reno memandang pusaran didepannya.
"Ayah sudah membaca semua pesan kamu untuk Ayah,"lanjutnya mendudukan diri disamping makam putrinya.
"Ayah ingin mengatakan,Maaf dan terima kasih."
Mata Reno kembali berembun,dipeluknya batu nisan yang bertuliskan nama putrinya itu.
"Ayah bukan Ayah yang baik untuk kamu Regita."
"Kamu Ayah yang baik Sayang,"sergah Gita yang kini menempati tempat disampingnya.
"Enggak,gak Bu. Ayah jahat sama Dia,"lirih Reno.
Gita menghapus air matanya,mendongak.
"Kita sama-sama salah Yah,kita bukan orang tua yang baik untuk Putri kita satu-satunya." Gita menghentikan ucapannya.
"Namun... sekarang kita tak bisa melakukan apa-apa karena dia sudah kembali pada pemiliknya."
"Dia hanya titipan." Gita memandang Reno yang masih menangis.
"Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya sekarang."
"Doakan dia Yah..."
Dan,pada hari itu semesta menjadi bukti bahwa ucapan yang kita rasa tak menyakiti siapapun mampu membuat orang lain menjadi rapuh serapuh rapuhnya.
Lalu,pelajaran yang Reno dapat adalah... Kita tak boleh menilai siapapun hanya dari kemampuannya saja. Tidak. Seseorang diberikan hati dan juga pikiran untuk bekerja berdampingan,maka siapapun orangnya selagi Tuhan memberikannya nyawa berarti dia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah, Aku Hancur(Selesai)
Novela JuvenilAyah,aku ingin bercerita semua tentang masa kelamku,Aku ingin Ayah tahu bahwa putri yang selalu tertawa bersama Ayah di teras rumah itu bukan gadis yang tidak memiliki beban hidup. Membohongi semua orang agar aku terlihat bahagia,aku hancur. Ayah.