OMS 1

54 7 1
                                    

Setelah tertangkap dan dikembalikan ke Jakarta, Jovanka hanya mengurung diri di kamar hingga Mira salah satu pembantu di rumah itu iba dan membantunya keluar. Mira memberikan sepucuk surat yang diselipkan dibawah pintu yang isinya

"Nona Jov, nanti pukul delapan malam, madam akan mengadakan rapat seluruh anggota VVIP, sehingga nona bisa keluar lewat pintu belakang"

"Makasih bi Mira" ucap Jovanka dalam hati

Dengan semangat 45, Jovanka mulai mengganti pakaiannya dengan setelan celana dan jas hitam persis seperti pakaian para pegawai ayahnya. Tak lupa ia membawa ransel kecil yang berisikan uang dan pakaian ganti.

Jam telah menunjukkan pukul 20.00, namun ia melihat masih ada beberapa bodyguard yang berjaga, beberapa menit kemudian para bodyguard sudah tidak ada ditempatnya, itu berarti Jovanka harus segera melancarkan aksinya.

Ia membuka jendelanya dan tak lupa untuk menutupnya kembali, kemudian ia berjalan di atas plafon. Saat berada didekat gerbang belakang, ia melihat keadaan dan saat dirasa cukup aman ia melompat kebawah dengan mulus.

Saat hendak membuka gerbang tiba tiba ia mendengar suara laki laki
"V2, mau kemana?"

"Jaga depan" jawab Jovanka dengan menirukan suara salah bodyguard Vita yang diberi julukan V2

"Yasudah, saya mau rapat dulu" ucap laki laki tersebut kemudian ia masuk ke dalam rumah dan Jovanka akhirnya lega

Jovanka berjalan dengan santai agar tidak dicurigai hingga sampai di jalan raya kemudian ia memesan taksi untuk membawanya menuju bar privat di tempat yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.

Sesampainya di bar, ia segera mengganti pakaiannya dengan celana boyfriend sobek sobek dan kaos yang diberi outer jeans. Jovanka memang sering keluar masuk bar, namun ia tak pernah sekalipun memakai pakaian yang kurang pantas seperti orang orang saat berada di bar, menurutnya pakaian merupakan cerminan harga diri.

"Jov!" Ada yang memanggil Jovanka namun ia tak tau dari mana asal suara tersebut

"Ayo gabung sama yang lain" ucap seseorang dari belakang

"Eh David"

David merupakan salah satu sahabat Jovanka. David, Jovanka, Danendra, Melky, dan Gia bersahabat sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Mereka dipertemukan saat sama sama mengikuti tawuran antar pelajar.

"Mau kabur kemana lagi?" Tanya Gia. Gia orangnya memang ketus dalam berbicara, namun sebenarnya ia sangat perhatian dan penuh kasih sayang, ibarat seperti preman berhati Hello Kitty.

"Palingan juga ke apartemen". Jovanka memiliki satu unit apartemen yang ia beli sendiri dengan uang hasil bekerja menjadi DJ yang pastinya tanpa sepengetahuan orang tuanya.

"Eh ganti topik lah" ucap Danendra, karena ia tau Jovanka sedang bad mood. Kemudian mereka mulai membicarakan hal hal receh yang unfaedah hingga tertawa terbahak bahak hingga membuat Jovanka sakit perut.

"Guys, gue ke toilet dulu" ucap Jovanka

"Mau dianterin nggak neng?" Tanya David

"Emang mau?"

"Nggak lah! Kaga nafsu gue" kemudian semua kembali tertawa terbahak bahak akibat pernyataan dari David barusan.

"Bodo amat" ucap Jovanka kemudian ia melangkahkan kaki ke toilet. Saat berada di dekat meja bar, pandangannya tertuju pada laki laki yang sepertinya tidak asing di pikirannya. Laki laki tersebut sedang berusaha menghindar dari perempuan mabuk yang menggodanya. Terlihat dari raut wajah dan gerak geriknya bahwa laki laki tersebut sangat risih terhadap perempuan tersebut. Tiba tiba Jovanka ingat bahwa laki laki tersebut adalah orang yang menolongnya saat sedang dikejar kejar di bandara. Tanpa pikir panjang Jovanka menghampiri mereka

"Jangan sentuh milik gue" ucap Jovanka dengan menepis tangan perempuan tersebut

"Hahaha... Gak usah ngaku ngaku!" Balasnya, kemudian kembali menyentuh lengan laki laki tersebut

"Punya telinga dan otak itu dipakai" ucap Jovanka

"Dia nggak mungkin mau sama cewek kayak Lo!" Ucap perempuan tersebut

"Kalau dia mau, Lo bakal ngapain?" Tanya Jovanka kemudian ia merangkul leher laki laki tersebut, sang empu hanya bisa melotot dengan perilaku tiba tiba yang diberikan Jovanka, namun ia tak menolak karena hanya dengan cara seperti itu ia bisa terhindar dari setan bar.

"Hah.. nggak bakal" ucap perempuan

"Saya memang milik dia, dan jangan pernah sentuh saya" ucapnya dengan membersihkan lengan yang tadi sempat dipegang oleh wanita tersebut. Jovanka yang peka juga membantu membersihkan lengan tersebut. Akhirnya perempuan tersebut kesal dan pergi.

"Terimakasih" ucap laki laki tersebut

"Lo yang nolong gue waktu di bandara itu kan?"

"Iya"

"Makasih"

"Hemm"

Saat Jovanka tak sengaja melihat pergelangan tangan laki laki tersebut, ada luka melingkar yang sepertinya masih baru, tanpa pikir panjang ia memutuskan untuk meminta kotak p3k kepada salah satu bartender yang ia kenal

"Buat apa Jov?" Tanyanya

"Lengannya Kakashi" ucap Jovanka dengan menunjuk laki laki disebelahnya menggunakan dagu, karena ia tak tau siapa nama laki laki tersebut, namun karena saat pertama bertemu dia mirip dengan salah satu tokoh anime serial Naruto yang bernama Kakashi akhirnya Jovanka memutuskan untuk memanggilnya Kakashi

"Lebih mirip Ken gitu loh" bartender tersebut saat melihat laki laki disebelah Jovanya yang memiliki rambut rapih

"Mana kotaknya" ucap Jovanka

"Nih"

Jovanka mulai mengobati luka tersebut dengan hati hati. Setelah selesai, Jovanka berpamitan untuk kembali bergabung dengan kawan kawannya.

Saat hendak menghampiri meja kawan kawannya tiba tiba ia melihat Jovita yang kelihatannya sedang mencari seseorang.

Bagaimana kelanjutannya?
Ikuti terus ceritanya💙
Jangan lupa vote dan komen✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OH MY SHIELDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang